Lensa Teleskop Canggih Berhasil Tangkap Momen Kelahiran Planet Baru

Hasil tangkapan lensa teleskop canggih milik badan antariksa Eropa ini berhasil menunjukkan momen kelahiran planet baru.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 03 Jul 2018, 19:40 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2018, 19:40 WIB
Proses pembentukan planet baru yang berhasil ditangkap lensa teleskop canggih milik badan antariksa Eropa, ESO (Foto: ESO)
Proses pembentukan planet baru yang berhasil ditangkap lensa teleskop canggih milik badan antariksa Eropa, ESO (Foto: ESO)

Liputan6.com, London - Meski masih sulit dipahami oleh banyak orang, tetapi para astronom mengatakan mereka telah mendapat citra pertama yang dikonfirmasi sebagai proses pembentukan planet baru.

Citra yang mengejutkan tersebut menunjukkan gumpalan terang --planet yang baru lahir-- bergerak melalui debu dan gas di sekitar bintang muda, yang dikenal sebagai PDS70, dan diperkirakan berjarak sekitar 370 tahun cahaya dari Bumi.

Lingkaran hitam di tengah gambar, di sebelah kiri planet, adalah filter untuk memblokir cahaya dari bintang, memungkinkan fitur lain dari sistem untuk dilihat. Demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (3/7/2018).

Ditangkap oleh instrumen Sphere dari teleskop super canggih berjuluk European Southern Observatory’s Very Large Telescope, planet --gumpalan gas raksasa dengan massa lebih besar dari Jupiter-- berjarak jauh dari bintang utamanya, seperti Uranus dari matahari di tata surya. Melalui analisis lebih lanjut, terungkap bahwa planet baru itu tampaknya memiliki kondisi berawan, dengan suhu permukaan mencapai seribu derajat Celcius.

"Cakram angkasa (disk) ini, di sekitar bintang-bintang muda, adalah tempat kelahiran planet-planet, tetapi sejauh ini hanya segelintir pengamatan yang telah mendeteksi petunjuk adanya planet baru di dalamnya," kata Miriam Keppler dari Max Planck Institute for Astronomy di Jerman, yang juga berperan sebagao penulis utama penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Astronomy and Astrophysics.

Namun, pengamatan berbasis darat lainnya belum menghasilkan bukti konklusif.

"Masalahnya adalah bahwa sampai sekarang, sebagian besar kandidat planet ini bisa saja fitur dalam cakram angkasa," katanya.

"Keuntungan dari temuan ini adalah bahwa kami telah mendeteksi (planet baru) dengan beberapa instrumen pengamatan yang berbeda, band filter yang berbeda dan tahun yang berbeda," tambahnya.

Beberapa planet muda juga sebelumnya telah diidentifikasi menggunakan teleskop Kepler yang mengorbit. Tapi metode itu, kata Keppler, juga memiliki keterbatasan, bergantung pada redupnya cahaya bintang saat sebuah benda bergerak di antara putaran angkasa dan titik tangkap teleskop.

"Hal khusus tentang planet baru ini adalah bahwa kita dapat langsung menggambarkannya, jadi yang oleh Kepler, misalnya, mereka diturunkan dengan teknik tidak langsung," katanya kepada Guardian.

"Dalam hal ini, kita sekarang memiliki gambar langsung (dari planet) di 'tempat kelahirannya', yang merupakan cakrawala. Hal ini sangat penting karena orang telah bertanya-tanya (untuk waktu yang lama), bagaimana planet-planet ini benar-benar terbentuk, dan bagaimana debu dan material di cakram ini membentuk planet, dan sekarang kita dapat langsung mengamati ini," jelas Keppler panjang lebar.

 

Simak video pilihan berikut:

Eksplorasi Bagaimana Planet Berkembang

Ilustrasi planet yang terbentuk dari karbon
Ilustrasi planet yang terbentuk dari karbon (NASA/SDO)

Ditambahkan oleh Keppler, bintang di sekitar orbit planet yang baru ditemukan itu berusia lima hingga enam juta tahun. Namun, menurutnya, tidak menutup kemungkinan bahwa hasil penelitian lebih lanjut, menunjukkan usia yang lebih muda.

Astronom, katanya, sekarang memiliki tugas besar di masa depan, yakni melakukan pengamatan untuk mengeksplorasi bagaimana planet berkembang, serta melacak orbitnya di sekitar bintang. Hal itu merupakan sebuah perjalanan, yang diperkirakan, memakan waktu sekitar 120 tahun untuk menyelesaikan planet ini.

Dr Zoe Leinhardt, astrofisikawan komputasional yang mengkhususkan diri dalam pembentukan planet di Bristol University, menanggapi temuan tersebut dengan berkata: "Ini adalah bintang yang relatif muda yang menunjukkan semua indikasi bahwa harus ada planet di sana, dan ada satu."

"Bagi para astronom, sebagian besar waktu, sangat jarang kami benar-benar mampu menunjukkan gambar. Kami hanya harus membuat interpretasi," lanjutnya bercerita.

"Ini hampir tidak dapat disangkal, jadi ini sangat menarik. Hal itu menunjukkan bahwa ide kami, untuk cara pembentukan planet, berfungsi dengan benar."

Dr Leinhardt menambahkan bahwa mungkin planet memiliki tetangga, atau planet lain bisa muncul seiring waktu.

"Cara planet terbentuk, planet bermassa-Jupiter besar akan menjadi yang paling mudah untuk dilihat ... dan juga planet-planet besar itu akan terbentuk lebih cepat," katanya.

Dr Dimitris Stamatellos, pemimpin pengembangan teori pembentukan bintang dan kelompok exoplanet di University of Central Lancashire, juga antusias terhadap temuan tersebut.

"Ini adalah penemuan yang mengesankan karena ini mungkin pengamatan langsung pertama yang jelas dari sebuah planet, yang tertangkap saat masih terbentuk dalam piringan protoplanet muda," jelas Dr Stamatellos.

Dia menambahkan, sementara penemuan itu telah mengkonfirmasi beberapa prediksi teoritis, namun di sisi lain juga tetap menimbulkan teka-teki.

"Ini tetap menjadi misteri bagaimana sebuah planet besar dapat terbentuk pada jarak besar, yang tidak biasa ini dari bintang induknya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya