Indonesia dan Thailand Sepakat Terus Mendukung Pembangunan di Palestina

Di sela-sela Joint Commission Meeting Indonesia antara Indonesia dan Thailand, kedua negara berkomitmen mendukung pembangunan di Palestina.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Jul 2018, 16:19 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 16:19 WIB
Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai (kiri) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dalam agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 6 Juli 2018. (Liputan6.com/Happy Ferdian)
Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai (kiri) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dalam agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 6 Juli 2018. (Liputan6.com/Happy Ferdian)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Republik Indonesia dan kerajaan Thailand terus melanjutkan komitmen mendukung perkembangan Palestina sebagai sebuah negara.

Komitmen itu kembali disinggung di sela-sela sesi pernyataan bersama (joint statement) pada agenda Joint Commission Meeting Indonesia antara Indonesia dan Thailand, yang digelar di Yogyakara, Jumat (6/7/2018).

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa komitmen terhadap Palestina dibuktikan pada kemitraan Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPD), yang baru-baru ini digelar dalam bentuk pertemuan antar menteri luar negeri (ministerial) di Jakarta dan Bangkok.

"Dua pertemuan itu menunjukkan bahwa Indonesia dan Thailand sangat berkomitmen untuk mendukung pembangunan di Palestina," ujar Menlu Retno.

Menteri menambahkan, melalui CEAPD, Indonesia dan Thailand sepakat untuk turut memberikan sejumlah dukungan ekonomi terhadap Palestina.

Disebutkan bahwa saat ini lebih dari 60 persen wilayah Palestina telah dikuasai oleh Israel, sehingga pembangunan dan akses terhadap sumber daya alam sulit untuk diwujudkan.

Kedua menlu beharap, jalinan kerja sama dalam forum CEAPD bisa menghasilkan sinergi pembangunan dan penguatan pengembangan sektor privat guna memajukan Palestina.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Alasan JMC Digelar di Yogyakarta

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir. (Infomed/Kemlu/Rudi)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir. (Infomed/Kemlu/Rudi)

Masing-masing menlu dari kedua negara saling bercerita mengenai tanggapan terhadap Yogyakarta sebagai kota tempat penyelenggaraan JMC, yang kali ini adalah yang kesembilan.

Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa Yogyakarta menjadi begitu membekas di kehidupannya. Di kota itu, ia menamatkan studi sarjana dari Universitas Gadjah Mada. Begitupun suami dan anak bungsunya, lulus dari institusi pendidikan yang sama.

Begitu juga dengan Menlu Thailand, Don Pramudwinai, mengatakan bahwa dirinya memiliki beberapa memori baik terhadap Yogyakarta, yang pertama kali dikunjungi pada akhir dekade 1970-an.

Di lain pihak, menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand, Ahmad Rusdi, Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan JMC ke-9, karena dianggap merepresentasikan kondisi Indonesia.

Dubes Ahmad menyebut Kota Pelajar sebagai lingkungan multikultur yang menjunjung tinggi toleransi dan persatuan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya