Sempat Kritis, Perempuan Inggris yang Terpapar Racun Saraf Novichok Tewas

Seorang perempuan Inggris, yang sebelumnya berstatus kritis usai terpapar racun saraf Novichok, akhirnya meninggal.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2018, 15:04 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 15:04 WIB
Ilustrasi Bendera Inggris
Bendera Inggris (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan Inggris, yang sebelumnya kritis usai terpapar racun saraf Novichok, akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Minggu, 8 Juli 2018.

Dawn Sturgess (44) meninggal di sebuah rumah sakit di Salisbury, di Inggris selatan, kata polisi, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (9/7/2018).

Kini, Kepolisian Inggris memulai penyelidikan atas insiden racun Novichok itu sebagai sebuah kasus pembunuhan. Sebelumnya, aparat memperlakukan insiden itu hanya dalam koridor penyelidikan umum.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan dia "terkejut dan kaget" dengan kabar kematian Sturgess.

Sebelum meninggal, Sturgess sempat jatuh sakit dan berstatus kritis sejak 30 Juni. Adapun, seorang korban lain, Charles Rowley, masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis sampai saat ini.

Peristiwa terbaru itu terjadi empat bulan setelah mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal; dan putrinya, Yulia Skripal, diracun oleh pelaku yang tidak dikenal menggunakan racun serupa di Salisbury.

Rusia menyangkal terlibat dalam insiden Salisbury dan sebaliknya mengklaim bahwa Inggris-lah yang harus dipersalahkan atas terjadinya serangan itu, yang disebut sebagai upaya membangkitkan sentimen anti-Rusia.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Motif Belum Diketahui

Ilustrasi Racun
Ilustrasi (File / Liputan6.com)

Dawn Sturgess yang berusia 44 tahun dan Charlie Rowley yang berusia 45 tahun, ditemukan tidak sadarkan diri pada Sabtu 30 Juni 2018 malam waktu setempat, di Amesbury.

Lokasi kejadian peristiwa terbaru itu hanya berjarak sekitar 13 km dari Salisbury.

Saat menemukan korban, polisi awalnya yakin pasangan itu mungkin telah mengonsumsi heroin atau kokain dari sejumlah obat yang telah terkontaminasi.

Namun, pada Kamis 5 Juli, Kepolisian Inggris telah memastikan bahwa Sturgess dan Rowley terpapar oleh Novichok.

Kendati demikian, Polisi belum bisa memastikan apakah kasus Sturgess dan Rowley berhubungan dengan kasus Sergei dan Yulia Skripal.

Aparat juga belum bisa memastikan apakah racun Novichok pada kasus Sturgess dan Rowley berasal dari sumber yang sama dengan kasus Skripal.

Motif pada kasus Sturgess dan Rowley pun masih belum diketahui.

Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Kantor Perdana Menteri Theresa May di Downing Street mengatakan insiden itu diperlakukan "dengan sangat serius" dan ia serta beberapa menteri terus-menerus mendapat informasi terbaru."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya