Liputan6.com, Tokyo - Sebuah badai besar berjuluk Jongdari dilaporkan kian menguat di sebagian besar wilayah barat dan tengah Jepang pada Minggu, 29 Juli 2018. Badai tersebut sedikitnya melukai 21 orang dan membuat puluhan ribu rumah rusak serta kehilangan pasokan listrik.
Topan Jongdari membawa hujan lebat dan angin kencang dengan kecepatan 180 kilometer per jam. Pemerintah Jepang pun menetapkannya sebagai badai tropis yang berisiko sebabkan tanah longsor.
Dikutip dari BBC pada Senin (30/7/2018), kantor berita resmi Jepang NHK menyebut badai terus bergerak menuju arah barat, dan puluhan ribu orang telah diperingatkan untuk berdiam sementara di tempat pengungsian hingga badai benar-benar reda, yakni kemungkinan pada hari ini.
Advertisement
Sehari sebelum badai menyerang, tepatnya pada Sabtu, 28 Juli 2018, otoritas berwenang di Negeri Matahari Terbit memerintahkan evakuasi terhadap 36.400 orang di Kota Shobara dan 6.300 orang di Kota Kure, dua wilayah di tengah Jepang yang disebut paling terkena dampak bencana.
Baca Juga
Di lain tempat, foto-foto yang disiarkan oleh berbagai situs berita nasional setempat menunjukkan bahwa ombak besar tampak menerjang bebatuan di lepas pesisir barat daya Tokyo. Hal itu membuat layanan penyeberangan feri ditangguhkan sementara waktu.
Dikabarkan pula bahwa pada Sabtu malam, ombak laut besar dilaporkan menerjang jendela sebuah restoran tepi pantai di kota wisata Atami, di selatan Tokyo, dan melukai lima orang.
"Kami tidak menduga ini bisa terjadi ... Gelombang menerobos ke dalam restoran ketika kaca jendela pecah, tetapi kami bersyukur bahwa pelanggan telah mengikuti instruksi evakuasi dengan baik," kata seorang karyawan restoran terkait kepada kantor berita AFP.
Selain itu, badai terkait juga menyebabkan ratusan penerbangan dari dan ke Jepang dibatalkan selama akhir pekan lalu.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Diterpa Berbagai Bencana Alam
Jepang diketahui masih belum pulih dari salah satu bencana banjir terburuk dalam beberapa dekade terakhir, yakni yang terjadi pada Juni lalu.
Bencana banjir tersebut membuat lebih dari delapan juta orang mengungsi, dan sedikitnya 180 orang dilaporkan tewas.
Setelahnya, Jepang juga dilanda gelombang panas, dengan suhu tertinggi tercatat mencapai 41,1 derajat Celsius. Cuaca ekstrem itu menyebabkan setidaknya 80 orang tewas dan 22.000 orang lainnya, kebanyakan lansia dan balita, dirawat di rumah sakit.
Tidak hanya badai Jongdari, sebagian wilayah selatan dan tengah Kepulauan Jepang juga disebut berisiko dihantam badai-badai lainnya di sisa musim panas ini.
Advertisement