Liputan6.com, Seoul - Ibu kota Korea Selatan, Seoul tengah mengalami suhu terpanasnya yakni 39 derajat Celcius (102 Fahrenheit).
Menurut pihak berwenang Korea Selatan, seperti dikutip dari BBC, Kamis (2/8/2018), lebih dari 28 orang tewas dan 2.266 orang lainnya terdampak suhu ekstrem ini sebagai akibat dari gelombang panas yang amat terik.
Beberapa orang menyejukkan diri dari udara panas di kolam dan air mancur, sementara yang lain beralih ke metode yang lebih kreatif - termasuk "rompi es" - dalam upaya untuk mendinginkan tubuh.
Advertisement
Cuaca panas diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang minggu ini.
Presiden Moon Jae-in menyerukan bahwa gelombang panas di Seoul dinyatakan sebagai bentuk bencana alam, oleh sebab itu para korban bisa mengklaim kompensasi mereka.
Pemerintah Korea Selatan juga telah menyisihkan 6 miliar won atau sekitar Rp 77 miliar yang disalurkan kepada pemerintah kota dan provinsi untuk mengatasi dampak cuaca panas.
Di tengah naiknya merkuri, Wali kota Seoul, Park Won-soon menarik perhatian dengan mengalihfungsikan kediaman resminya yang luas. Ia membuat tempat tersebut menjadi semacam apartemen kecil yang bisa dihuni oleh orang-orang berpenghasilan rendah.
Ini merupakan upayanya untuk menyampaikan rasa empati sekaligus menyatakan bahwa dirinya mengerti apa yang dialami warganya di kala suhu panas melanda.
Meski demikian, kritikus menyebut tindakan wali kota Park Won-soon hanya sebagai gimmick politik belaka.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
'Rompi es' dan Sup Panas
Sementara itu, selain kipas portabel yang jadi salah barang paling populer di Korea pada musim panas ini, ada benda lain yang tak kalah tenar, seperti "rompi es" (rompi empuk penuh es batu atau gel pendingin). Ada juga "kipas leher" portabel yang tengah digandrungi.
Selain memanfaatkan benda-benda di atas, beberapa orang berduyun-duyun menyambangi kolam renang umum dan pantai di seluruh negeri, demi mendapatkan efek menyejukkan yang cepat dirasakan. Sedangkan bagi mereka yang memilih tinggal di Seoul, air mancur yang dipasang di sekitar kota akan menyembur keluar untuk membantu mereka tetap sejuk.
Selain itu, ada tradisi unik di Seoul saat musim panas tiba: warga mengonsumsi sup hangat.
Mungkin terdengar tak masuk akal bagi Anda, tetapi itu adalah hal lumrah bagi penduduk Korea Selatan. Mereka juga terlihat mengantre untuk menikmati semangkuk sup ayam dan ginseng di hari-hari terpanas tahun ini.
Konon mengonsumsi sup "Samgyetang" panas bisa meningkatkan stamina. Menurut salah satu pemilik restoran, logika di baliknya adalah "melawan api dengan api".
"Ketika cuaca terlalu panas, kita makan sesuatu yang dingin. Setelahnya perut terasa lebih dingin, tetapi yang lainnya tetap panas. Jadi kita harus membuat suhu pada tubuh sama," Choi Mi-hee mengatakan kepada majalah Vice.
Advertisement