5-8-2003: Ledakan Bom Mobil Mengguncang Hotel JW Marriott Jakarta

Lepas tengah hari, Selasa 5 Agustus 2003, sebuah ledakan terjadi di muka Hotel JW Mariott di kawasan Mega Kuningan, Jakarta.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 05 Agu 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2018, 06:00 WIB
Teror di Hotel JW Mariott Jakarta pada 2003
Teror di Hotel JW Mariott Jakarta pada 2003 (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Lepas tengah hari, Selasa 5 Agustus 2003, sebuah ledakan terjadi di muka Hotel JW Mariott di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Asalnya dari sebuah mobil Toyota Kijang dengan nomor polisi B 7462 ZN yang dikendarai oleh Asmar Latin Sani.

Belakangan diketahui, itu adalah bom bunuh diri. Mobil yang dikendarai pelaku diduga memuat enam jeriken berisi bahan kimia berbahaya.

Dua jeriken berisi bahan peledak yang terdiri dari trinitrotoluena (TNT), Research and Development Explosive (RDX), Teril, dan sedikit High Melting Explosive (HMX). Sedangkan empat jeriken lainnya berisi bensin bercampur minyak tanah.

Seperti dikutip dari New York Times, Sabtu (4/8/2018), ledakan menghancurkan restoran, tempat berkumpulnya para ekspatriat dan sejumlah orang Indonesia yang berpunya.

Saat bom meledak, restoran tersebut dalam kondisi ramai oleh para tamu yang sedang makan siang. Ledakan juga merusak lantai dasar bangunan hotel yang terdiri atas 33 lantai itu.

Ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Pascainsiden, Hotel JW Marriott ditutup selama 5 pekan.

Wakil Presiden Indonesia kala itu, Hamzah Has mengatakan, serangan teror diduga ditujukan pada kepentingan Amerika Serikat. Apalagi, JW Marriott adalah jaringan hotel milik Negeri Paman Sam.

Sementara, Menteri Pertahanan RI, Matori Abdul Jalil mengatakan, ledakan di Hotel JW Marriott adalah teror bom. "Jelas, itu adalah aksi terorisme," kata dia.

Sementara itu, John Wolf, juru bicara JW Marriotta mengatakan, ada 273 tamu yang terdaftar di hotel yang memiliki 333 kamar itu ketika ledakan terjadi. Tak lama setelah kejadian, tiga tamu dan delapan pegawai hotel diketahui mengalami cedera.

Salah satu tamu, Simon Leuning asal Australia baru saja check in ke dalam hotel dan sedang bersantai di kamarnya saat ledakan terjadi.

"Jendela pecah, saya pun terpental," kata dia. "Saya langsung keluar secepat mungkin," kata dia seperti dikutip dari CNN.

Belakangan, Edi Sucipto, anggota satuan pengamanan Hotel JW Marriott, mengembuskan napas terakhir. Dia meninggal dunia setelah dirawat selama tujuh hari di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat.

Aparat Indonesia mengatakan bahwa seorang warga negara asing meninggal dunia akibat ledakan, meski tak menyebut nama dan kewarganegaraannya. Sementara itu, PT Rabobank Duta Indonesia kemudian mengumumkan bahwa seorang warga negara Belanda, Hans Winkelmolen, yang merupakan mantan pimpinan bank tersebut meninggal dunia.

Gedung Putih mengecam keras pengeboman tersebut dan berjanji akan menyediakan bantuan apapun yang bisa diberikan pada pihak Indonesia.

"Ini adalah serangan tercela yang ditujukan pada warga sipil tak berdosa. Kami sepenuhnya siap membantu dengan cara apa pun untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan," kata juru bicara Gedung Putih, Scott McLellan seperti dikutip dari CNN.

Ia menambahkan, serangan tersebut menjadi pengingat bahwa perang global terhadap terorisme sedang berlangsung. "Perang terus berlanjut, dan kami tidak akan berhenti sampai kami berhasil mengganggu, membongkar dan mengalahkan organisasi-organisasi teroris ini," katanya.

Pun dengan Pemerintah Australia, yang 88 warganya menjadi korban tewas dalam insiden teror Bom Bali 2012. Canberra ikut mengutuk serangan teror di Hotel JW Marriott.

 

Terkait Al Qaeda

Aksi Densus 88 saat Gerebek Rumah Terduga Teroris di Tangerang
Densus 88 Antiteror Mabes Polri saat penangkapan terduga teroris di Jalan Gempol Raya, Kunciran Indah, Tangerang, Banten, Rabu (16/5). Terduga teroris yang ditangkap terdiri dari tiga laki-laki dan seorang perempuan. (DEMY SANJAYA/AFP)

Teror bom di Hotel JM Marriott terjadi pada saat trauma Bom Bali 2012 belum lagi pudar. Indonesia kala itu sedang membangun kembali dunia pariwisatanya.

Tak ada satu pun kelompok yang langsung menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Sementara, sejumlah petunjuk mengarah pada keterlibatan Jemaah Islamiyah (JI).

Salah satunya, temuan ahli forensik yang menyisir puing-puing untuk mencari petunjuk. Mereka mengungkapkan, salah satu bahan bom itu adalah potasium klorat, bahan kimia yang digunakan dalam Bom Bali 2012 yang menewaskan 202 orang.

Dua dalang Bom Bali, Doktor Azhari dan Noordin M Top diduga kuat ada di balik teror di Hotel JW Marriott pada 2003.

Mereka bahkan dilaporkan menyaksikan detik-detik ketika bom terjadi.

Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Erwin Mappaseng mengatakan, Azhari dan Noordin yang menggunakan sepeda motor mengawasi Asmar Latin Sani yang meledakkan bom di dalam mobilnya.

Tak hanya teror di Hotel JW Marriott, sejumlah peristiwa bersejarah juga terjadi tanggal 5 Agustus. 

Pada 1100, Henry I diresmikan menjadi Raja Inggris di Westminster Abbey. Sementara, pada 1962 Sukarno, Presiden RI, meresmikan Hotel Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya