Liputan6.com, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi berencana menarik semua mahasiswanya yang tengah menempuh studi di Kanada, menyusul keretakan hubungan bilateral kedua negara terkait kritik terhadap isu hak asasi manusia (HAM) di Kerajaan Teluk.
Biro Kebudayaan Arab Saudi, sayap Kementerian Pendidikan negara itu, mengumumkan di situs resminya pada Senin 6 Agustus, bahwa semua program pelatihan dan beasiswa di Kanada akan ditangguhkan pada akhir tahun kalender Islam, yang jatuh di bulan September.
Menurut The Globe and Mail, sebagaimana dikutip dari Business Insider pada Selasa (7/8/2018), lebih dari 15.000 orang warga Arab Saudi sedang belajar di Kanada pada program yang didanai pemerintah di universitas, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Anggota keluarga mahasiswa yang menemani juga diperkirakan akan meninggalkan Kanada, di mana dapat membawa kembali warga Arab Saudi hingga 20.000 jiwa, sumber itu menambahkan.
Reporter Financial Times Ahmed Al Omran men-twit bahwa para mahasiswa tesebt akan dipindahkan studinya ke berbagai institusi pendidikan di Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru.
Media lokal Saudi juga melaporkan bahwa otoritas kesehatan menerapkan larangan transfer pasien Arab Saudi ke Kanada, baik untuk periksa ataupun perawatan medis.
Simak video pilihan berikut:
Konflik Kedua Negara Terus Meningkat
Perseteruan antara kedua negara meningkat cepat sejak Jumat 3 Agustus, setelah Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan kekhawatiran tentang catatan HAM di Arab Saudi, menyusul penangkapan beberapa aktivis sosial terkemuka setempat.
Mereka yang ditahan termasuk pengampanye hak asasi manusia Saudi-Amerika, Samar Badawi, yang merupakan saudara perempuan blogger yang dipenjara, Raif Badawi.
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan dia "sangat prihatin" dengan pengusiran diplomat itu. Namun, dia menambahkan, "Kanada akan selalu membela perlindungan hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia."
"Kami tidak akan pernah ragu untuk mempromosikan nilai-nilai ini dan kami percaya bahwa dialog ini sangat penting untuk diplomasi internasional."
Advertisement