Korea Utara Dituding Masih Memproduksi Senjata Nuklir

Laporan terbaru PBB menuding Korea Utara menyalahi kesepakatan denuklirisasi, dengan masih memproduksi senjata nuklir.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Agu 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 08:31 WIB
Jelang Olimpiade PyeongChang 2018, Korea Utara Gelar Parade Militer
Parade militer Korea Utara yang digelar di Pyongyang, Korea Utara (8/2). Korea Utara menggelar pameran kekuatan teknologi militernya sehari menjelang digelarnya pesta Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Korea Selatan. (KRT via AP Video)

Liputan6.com, Pyongyang - Salah satu laporan terbaru yang dikeluarkan pengawas atom PBB menyebut Korea Utara masih terus mengembangkan program senjata nuklirnya. Hal ini memicu pertanyaan mengenai komitmen negara itu terhadap denuklirisasi.

Dalam salah satu laporan paling spesifik tentang kegiatan nuklir Pyongyang baru-baru ini, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengamati pegerakan konsisten tentang pengayaan uranium dan konstruksi di situs nuklir utama negara itu.

Pada pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong-un di Singapura pada Juni lalu, Presiden AS dan pemimpin Korea Utara sepakat untuk berkomitmen menuju "denuklirisasi penuh" di Semenanjung Korea. Demikian dikutip dari The Guardian, Rabu (22/8/2018).

Namun, para ahli memperingatkan bahwa tanpa kesepakatan resmi antara AS dan Korea Utara, Kim Jong-un akan terus mengembangkan program nuklir dan misilnya.

Kim Duyeon, seorang peneliti senior di Pusat Keamanan Amerika Baru, mengatakan: "KTT Singapura bukan kesepakatan nuklir, tidak ada perjanjian antara Washington dan Pyongyang yang akan mendorong Korea Utara untuk bertindak secara berbeda."

"Negosiasi dengan Korea Utara selalu akan menjadi proses yang panjang, bergelombang, dan berliku-liku. Mereka (Korea Utara) adalah negosiator yang cerdas. Mereka ingin mempertahankan senjata nuklir selama mungkin sambil mengekstraksi banyak konsesi di sepanjang jalan (perundingan)," dia menjelaskan.

Spekulasi berkembang bahwa Menteri Luar negeri AS, Mike Pompeo, sedang bersiap untuk melakukan kunjungan keempat ke Pyongyang terkait perundingan nuklir. Perjalanan itu bisa memicu Korea Utara memberi Negeri Paman Sam daftar yang menguraikan persenjataan nuklir dan fasilitas produksinya, lapor harian Korea Times.

"Korea Utara berencana menyerahkan daftar lokasi uji nuklir rahasia serta informasi tentang hulu ledak nuklirnya ke Mike Pompeo, ketika ia mengunjungi Pyongyang bulan ini," kata surat kabar itu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Kim Jong-un kemungkinan akan bertemu muka dengan Pompeo dalam kunjungan kali itu, surat kabar tersebut menambahkan.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Timbal Balik AS-Korea Utara

Korea Utara Resmi Membongkar Situs Uji Coba Nuklir
Korea Utara meledakkan terowongan-terowongan situs uji nuklirnya yang terletak di Punggye-ri, Kamis (24/5). Sejak 2006, Korea Utara melakukan enam kali uji coba senjata nuklir di tempat tersebut. (Korea Pool/Yonhap via AP)

Kedatangan kembali Pompeo ke Pyongyang kemungkinan akan menghasilkan penetapan daftar komprehensif ukuran program nuklir, dan lokasi terkait yang masih beroperasi di luar ketentuan IAEA.

Sebagai imbalan, Pyongyang diduga akan mencari pernyataan resmi tentang akhir perang Korea 1950-53, yang berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.

Media pemerintah Korea Utara telah berulang kali menyebut hal di atas sebagai penghalang utama untuk memajukan pembicaraan. Akan tetapi, tanpa pengawasan di lapangan, menurut beberapa pengamat, Pompeo berisiko gagal merinci semua situs yang terlibat dalam dugaan operasional program nuklir.

Ditambahkan Kim Duyeon: "Korea Utara tidak akan pernah memberikan perhitungan yang lengkap karena mereka menginginkan 'kartu' di tangan mereka, dan untuk mempertahankan tingkat kepentingan tertentu."

Sementara itu, pembicaraan antara Washington dan Pyongyang terhenti, Korea Selatan kembali bergerak dengan upaya diplomatiknya sendiri.

Reuni diadakan untuk keluarga yang terpisah Perang Korea pada pekan ini, dan kementerian pertahanan Seoul sedang mempertimbangkan untuk menghapus referensi ke Korea Utara sebagai "musuh" dalam kertas putih tahunan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya