16-9-1986: 177 Pekerja Tewas Terpanggang di Tambang Emas Afrika Selatan

Tragedi kebakaran tersebut terjadi ketika para penambang sedang menggali emas yang berada di Kinross, Transvall Timur, Afrika Selatan.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 16 Sep 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2018, 06:00 WIB
Kisah Pilu Bocah Pekerja Tambang di Afrika
Para bocah menambang emas di pertambangan tradisional di desa Gam, Afrika Tengah (AFP PHOTO / ISSOUF SANOGO)

Liputan6.com, Cape Town - Hari itu, 16 September 1986, tragedi kebakaran terjadi di lokasi tambang emas di Afrika Selatan. Akibatnya sekitar 177 orang pekerja di lokasi tewas mengenaskan.

Seperti dimuat BBC On This Day, kebakaran dipicu oleh percikan api dari aktivitas tukang las di dalam tambang. Percikan tersebut mengenai busa plastik yang melapisi dinding terowongan tambang yang berlokasi di Kinross, Transvall Timur.

Dari percikan api, meluas menjadi kobaran. Si jago merah dengan cepat menjalar ke seluruh lokasi tambang. Menyebabkan sebagian besar pekerja tewas. Selain karena terbakar, para korban meninggal karena asap beracun dari bahan busa yang tersulut api.

Bahan kimia bernama "Rigiseal" tersebut seharusnya dilarang untuk digunakan di lokasi tambang, sebagai mana yang telah ditetapkan di Inggris. Amerika Serikat kemudian menyusul memberlakukan aturan tersebut.

"Kecil kemungkinan, orang-orang yang berada di dalam lokasi tambang bisa selamat. Mereka tak kuat dengan asap dan gas beracun," ujar seorang pekerja yang berada di luar lokasi tambang.

Ketua Serikat Pekerja Pertambangan Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menilai pemilik tambang Kinross tidak memperhatikan keselamatan pekerja. Menurut dia, bencana ini seharusnya bisa dihindari jika pemilik tambang memberlakukan standar keamanan yang maksimal.

"Saya heran kenapa di zaman modern seperti sekarang, kejadian ini masih bisa terjadi. Harusnya kebakaran karena pemicu tersebut bisa dihandari dan sekarang sudah ada banyak standar keamanan," ujar Ramaphosa.

Selain itu, pemilik tambang Kinross tersebut juga dikecam karena tidak segera mengumumkan bencana kebakaran tersebut ke publik dan terkesan menutupi. Proses evakuasi yang pihak tambang lakukan terkesan tebang pilih berdasarkan kelompok etnis.

Kebakaran ini menjadi salah satu tragedi terburuk di dunia pertambangan. Kongres Serikat Pekerja Afrika Selatan membentuk Hari Keselamatan Nasional untuk memperingati tragedi kebakaran tersebut.

Pertambangan di Afrika Selatan dinilai menjadi tempat yang kurang aman bagi pekerja. Terlebih, banyak penambang yang kurang terampil dan terlatih untuk melakukan pekerjaan di lokasi tambang. Alhasil, kematian banyak terjadi.

Menurut data, rentang tahun 1900 dan 1993, 69 ribu pekerja tambang meninggal karena kecelakaan kerja dan lebih dari 1 juta orang terluka parah di lokasi.

Sejarah lain mencatat pada 16 September 1975, Papua Nugini merdeka dari Australia.

Sementara pada 16 September 2013, terjadi Penembakan Washington Navy Yard yang menewaskan 12 orang dilakukan oleh seorang pria bersenjata.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya