Audrey Tang, Menteri Pertama di Dunia dari Kalangan Transgender

Taiwan memiliki seorang menteri dari kalangan transgender, yang juga merupakan pertama kalinya dalam sejarah dunia.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Sep 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 07:31 WIB
Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang, adalah seorang transgender pertama yang menjabat sebagai menteri (AP/Ahn Young-joon)
Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang, adalah seorang transgender pertama yang menjabat sebagai menteri (AP/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Taipei - Sebagai seorang wanita transgender dan anarkis revolusioner, Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang (37), telah menghabiskan hidupnya untuk menantang prakonsepsi.

Sekarang Tang--menteri transgender satu-satunya di dunia--membawa pendekatan moderat terhadap pekerjaan di pemerintahan, berusaha memecahkan hambatan antara pemerintah dan bisnis, serta membantu pengusaha menemukan solusi untuk masalah sosial.

Dia mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation bahwa negara-negara hanya bisa menyelesaikan masalah yang mereka hadapi jika pemerintah, bisnis, dan gerakan sosial dapat berjalan beriringan.

"Saya pikir penemuan nilai bersama adalah yang paling penting bagi pemerintahan saat ini, ketika menyangkut kewirausahaan sosial," kata Tang, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Senin (24/9/2018).

"Karena jika tidak, kita hanya akan memiliki orang-orang yang melobi untuk nilai-nilai lingkungan, untuk nilai-nilai sosial, untuk nilai-nilai ekonomi, dan seterusnya tanpa cara yang koheren untuk menggabungkan ide-ide tersebut menjadi nilai bersama yang dapat dinikmati semua orang."

Sejak ia menjadi menteri pada tahun 2016, Tang telah berjanji untuk memberikan usaha sosial, yakni bisnis yang mencari manfaat bagi masyarakat serta mendapatkan keuntungan, serta akses istimewa ke kontrak pemerintah. Rencana aksi ini ditujukan untuk seluruh kalangan, termasuk transgender seperti dirinya.

Ia adalah pencetus Agoood, sebuah firma teknologi yang mempekerjakan orang berkebutuhan khusus, untuk mendesain selebaran. Sejak itu, perusahaan sosial telah dipekerjakan untuk melatih orang-orang dengan disablitas agar lebih mudah mencari pekerjaan yang layak.

Baru-baru ini Taiwan mengumumkan Rencana Aksi Inovasi Sosial untuk meminta bantuan mereka dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yakni 17 target yang disepakati oleh para pemimpin dunia, dengan tujuan membantu semua orang hidup lebih sehat dan sejahtera di Bumi yang bersih.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Aktivis Garis Baru

Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)

Tang adalah salah satu aktivis yang menduduki gedung parlemen Taiwan pada tahun 2011, dalam aksi protes terhadap perjanjian dagang dengan Beijing, yang dituding telah disepakati secara rahasia.

Ribuan pendukung muda, banyak dari mereka siswa, berkumpul di jalan-jalan Taipei selama berminggu-minggu, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai "gerakan bunga matahari".

Dalam kondisi yang menegangkan, pemerintah menawarkan Tang jabatan menteri, berharap dia dapat membantu mencegah terulangnya protes.

Prinsip-prinsip anarkisnya menjadikannya menteri yang tidak konvensional, di mana ia menolak untuk menerima atau memberi perintah satua arah. Ia melakukan praktik "transparansi radikal" dengan membuat rincian semua urusannya, dan kemudian mengumumkan secara terbuka.

Tang, yang mengubah namanya dan mulai menarik hormon ketika usia 24, mengatakan bahwa otaknya "tahu pasti bahwa saya seorang wanita".

Mengubah identitas gender telah menginformasikan politiknya dengan memberinya pemahaman yang lebih besar tentang apa yang rentan, seperti isu LGBT dan partisipasi kelompok usia muda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya