Liputan6.com, Tokyo - Selama ini kita menganggap bahwa mengacungkan jari tengah merupakan sebuah gestur umpatan atau bentuk penghinaan yang begitu kasar. Tapi ternyata tak selalu demikian artinya.Â
Gestur jari tengah bermula dari budaya orang Barat (seperti Amerika Serikat) yang lazimnya dilakukan sebagai luapan kekesalan kepada seseorang. Meski demikian, hal itu tidaklah buruk di semua penjuru dunia. Ada makna lain yang terkandung pada gerakan ini di Jepang, sebuah negara maju di Asia bagian Timur.
Advertisement
Baca Juga
Mengacungkan jari tengah merupakan gestur umum yang artinya ani atau kakak laki-laki, demikian dikutip dari laman kotaku.com pada Rabu (26/9/2018).
Orang berkebangsaan Jepang kerap memanggil kakak laki-laki mereka o ani yang pengejaan alternatifnya onii ditambah dengan honorifik. Gestur ini tidak pernah dimaksudkan sebagai umpatan di Jepang.
Anak-anak dari Jepang diajari untuk menamai jari-jari mereka. Jari jempol adalah 'jari ayah', jari telunjuk itu 'jari ibu', jari tengah itu 'jari kakak laki-laki', jari manis adalah 'jari kakak perempuan', dan jari kelingking adalah 'jari adik'.
Walau begitu, dengan menyaksikan acara televisi, video musik, dan film dari Barat, masyarakat Jepang pun mulai mengasosiasikan jari tengah dengan umpatan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemimpin Dunia yang Menerima Umpatan Jari Tengah
Kasus acungan jari tengah bermakna negatif pernah terjadi di Amerika Serikat.
Kala itu seorang wanita mengacungkan jari tengahnya ke iring-iringan Presiden Donald Trump yang melewatinya saat tengah bersepeda. Setelah fotonya beredar dan viral, ia dipecat dari pekerjaannya.
Wanita bernama Juli Briskman tersebut diketahui tengah bersepeda di Virginia, bulan lalu, saat rombongan Trump melintas. Ia mengacungkan jari tengahnya ke arah iring-iringan Trump sebagai reaksi atas berbagai kebijakan Presiden ke-45 AS itu. Demikian seperti dikutip dari The Guardian.
"Dia (Trump) lewat dan saya mulai kesal. Penerima DACA diusir. Dia menarik iklan untuk pendaftaran terbuka di Obamacare. Hanya sepertiga dari Puerto Rico memiliki akses listrik. Dan dia pergi ke klub golfnya lagi. Saya beberapa kali menyalip iring-iringannya," ujar Briskman kepada Huffington Post.
DACA adalah prosedur yang memungkinkan non warga-negara tertentu tinggal di AS dan bekerja secara legal tanpa takut dideportasi, selama periode dua tahun.
Seorang fotografer yang turut serta dalam rombongan presiden mengabadikan aksi Briskman ketika ia mengacungkan jari tengahnya. Dan dengan cepat, foto tersebut viral.
Banyak yang memuji Briskman sebagai pahlawan. Bahkan beberapa di antaranya mengatakan bahwa wanita itu harus mencalonkan diri dalam pemilu 2020.
Briskman telah bekerja sebagai ahli marketing dan komunikasi bagi kontraktor federal yang bermarkas di Virginia, Akima, selama enam bulan. Menurutnya, akan lebih baik jika ia memberi tahu kantornya bahwa sosok yang membuat heboh di dalam foto tersebut adalah dirinya. Ia pun dipanggil lalu dipecat.
"Mereka berkata, 'Kami memisahkan diri dari Anda. Pada dasarnya, Anda tidak dapat berbuat cabul di media sosial'," terang Briskman.
Advertisement