Kapal Perang Tiongkok dan AS Hampir Bersinggungan di Laut China Selatan, Ancaman Konflik?

Kapal perang Tiongkok dan AS dilaporkan hampir bersinggungan di Laut China Selatan, di mana berisiko memicu konflik yang lebih panas di antaranya keduanya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 02 Okt 2018, 10:34 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 10:34 WIB
Kapal perusak milik Angkatan Laut AS USS Decatur (AFP/PETTY OFFICER 2NDCLASS DIANA QUI)
Kapal perusak milik Angkatan Laut AS USS Decatur (AFP/PETTY OFFICER 2NDCLASS DIANA QUI)

Liputan6.com, Beijing - Sebuah kapal perang Tiongkok berlayar dalam jarak beberapa meter dari kapal perusak milik Amerika Serikat (AS), menyebabkan pertemuan "tidak aman dan tidak profesional" karena keduanya berada di perairan yang diperebutkan di Laut China Selatan.

The USS Decatur --kapal perusak milik Angkatan Laut AS-- sedang melakukan operasi militer yang disebutnya sebagai "operasi kebebasan bernavigasi" pada Minggu 30 September, ketika memasuki area 12 mil laut dari karang Gaven dan Johnson di Kepulauan Spratly yang disengketakan.

Dikutip dari The Guardian pada Selasa (2/10/2018), Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa sebuah kapal angkatan laut miliknya telah dikirim untuk mengusir kapal AS. Disebutkan pula bahwa pihaknya dengan tegas menentang operasi militer AS, yang dianggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan Beijing.

Kementerian luar negeri di Beijing mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah, bahwa sangatlah mendesak agar AS menghentikan tindakan "provokatif" tersebut di Laut China Selatan.

Jarak 12 mil umumnya diterima sebagai bagian dari wilayah perairan daratan, namun klaim serupa yang dibuat China di Kepulauan Spratly dinilai kontroversial oleh masyarakat global. Beijing mengakui secara sepihak seluruh wilayah gugusan pulau atol itu sebagai area kedaulatannya.

"Selama operasi militer yang dilakukan China, kapal perusak Luyang mendekati USS Decatur dalam manuver yang tidak aman di sekitar Gaven Reef di Laut China Selatan," kata Kolonel AL Nate Christensen, juru bicara Armada Pasifik AS, Senin 1 Oktober.

Kapal China kemudian melakukan serangkaian "manuver yang semakin agresif, dan memperingatkan Decatur untuk meninggalkan daerah itu," tambahnya.

"(Kapal) penghancur China mendekat dalam jarak 45 yard (sekitar 45 meter) dari busur Decatur, setelah itu Decatur melakukan manuver untuk mencegah tabrakan," jelas Christensen.

 

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

wajib pakai di semua artikel baru

 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hubungan AS-China Kian Tegang

Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing (AP Photo/Andrew Harnik)

Hubungan antara AS dan China terus bersitegang dalam berbagai tingkatan sejak Donald Trump menduduki Gedung Putih pada 2017.

Perang dagang yang diluncurkan Trump telah membuat marah Beijing, begitu pula dengan otorisasi penjualan senjata sebesar US$ 1,3 miliar ke Taiwan, membuat China semakin berang. Washington pekan lalu memberlakukan tarif baru terhadap China yang mencakup US$ 200 miliar dari total nilai impornya.

Beijing telah mengambil serangkaian tindakan pembalasan, termasuk membatalkan rencana kunjungan pelabuhan kapal perang AS ke Hong Kong, dan membatalkan pertemuan antara kepala angkatan laut China dan rekannya dari Negeri Paman Sam.

Pada hari Senin, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa pembicaraan keamanan yang akan berlangsung akhir bulan ini di Beijing, antara menteri pertahanan Jim Mattis dan rekan di China, telah dibatalkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya