Liputan6.com, Jakarta Ratna Sarumpaet akhirnya buka suara mengenai klaim penganiayaan yang dialaminya. Ia mengakhiri polemik kabar penganiayaan dan mengakui membuat cerita bohong mengenai apa yang dialaminya.
"Saya meminta maaf pada pihak semua yang terkena dampak yang saya lakukan. Saya meminta maaf pada semua pihak yang selama ini saya kritik dan kali ini berbalik ke saya," kata Ratna di kediamannya di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).
Beberapa hari sebelumnya, publik dihebohkan dengan foto Ratna Sarumpaet yang mengalami bengkak pada wajah -- diakuinya akibat pengeroyokan sejumlah orang.
Advertisement
Baca Juga
Sederet tokoh politik pun terjerat dalam berita bohong yang dibuat oleh seniman yang kini tergabung dalam kelompok pemenangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno ini.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan polisi menemukan kejanggalan. Mereka menyebut, saat 21 September yang disebut sebagai tanggal penyerangan, Ratna Sarumpaet sedang menjalani operasi plastik.
Isu operasi plastik pun mulai berkembang. Ratna yang sudah berusia lanjut disebut-sebut memiliki ketertarikan untuk menjalani upaya medis tersebut.
Lalu, apa sebenarnya operasi plastik itu? Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Rabu (3/10/2018), berikut 6 fakta mengejutkan soal operasi plastik:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Operasi Plastik Pertama Dilakukan Sebelum Plastik Ditemukan
Dalam sebuah dokumen kuno, operasi plastik pertama kali dilakukan oleh fisikawan Italia, Gaspere Tagliacozzi pada 1837. Menggunakan teknik India kuno, dia berhasil merekonstruksi kembali hidung seorang pasiennya yang mengalami kerusakan.
Dalam operasi itu, Tagliacozzi tak menggunakan plastik. Dirinya memakai jaringan kulit dari sekitar tangan sang pasien.
Dari fakta operasi plastik pertama ini, bahan plastik untuk tindakan tersebut justru baru ditemukan 18 tahun usai Tagliacozzi beraksi.
Pemakaian kata 'operasi plastik' diambil dari kata Yunani kuno, plastikos yang berarti membentuk. Meski berarti membentuk, tapi kata plastikos sangat jauh dari hal pembentukan yang berkaitan dengan kecantikan atau perbaikan bentuk.
Advertisement
2. Operasi Plastik Untuk Payudara
Operasi untuk memperbesar payudara pertama kali tercatat pada 1895. Ketika itu, seorang dokter asal Jerman, melakukannya kepada pasien yang terkena tumor di aset penting wanita tersebut.
Menariknya, operasi pembesaran payudara terjadi sebelum kosmetik ditemukan. Usai 1895, sejarah soal itu masih berlanjut.
Di media era 1960an, seorang dokter muda bernama Frank Gerow memulai eksperimen implan payudara. Percobaannya itu dilakukan pertama kali pada seekor anjing.
Setelah eksperimen Gerow berhasil, seorang relawan bernama Timmie Jean Lindsey mengegerkan dunia. Perempuan tersebut pada 1962 menyatakan siap dioperasi untuk membesarkan payudaranya. Lindsey pun sampai sekarang dikenal sebagai perempuan pertama yang menggunakan payudara implan.
3. Operasi Plastik Modern Dimulai pada Perang Dunia I
Perang dunia I, tak ayal membawa luka mendalam bagi para prajurit yang turun di medan pertempuran. Bukan cuma luka batin, namun juga cedera di berbagai area tubuh dan wajah harus mereka tanggung.
Pada masa itu, seorang warga Selandia Baru kelahiran London, Harold Gillies menjadi pahlawan bagi para tentara-tentara tersebut. Dirinya melakukan operasi plastik kepada 3 ribu prajurit.
Tercatat di zaman tersebut untuk memperbaiki wajah dari para tentara, Gillies melakukan 11 ribu prosedur medis.
Karena jasanya itu, sampai sekarang Gillies dinobatkan menjadi bapak operasi plastik modern.
Advertisement
4. Teknologi Operasi Plastik Saat Ini Tak Perlu Pembedahan
Berterimakasih lah pada perkembangan zaman. Untuk operasi kecil saat ini, pembedahan atau operasi sudah tidak dibutuhkan.
Pelopor operasi plastik tanpa pembedahan itu adalah Dokter asal New York, Doug Steinbrech. Pria itu mengganti prosedur pembedahan dengan ultrasound yang diikuti botox treatment laser.
5. Pria Lebih Banyak Operasi Plastik Dibanding Wanita
Di masa sekarang, tentu masih banyak yang berpikir kalau pengguna operasi plastik banyak dilakukan kaum hawa. Tentunya pendapat ini muncul karena prosedur tersebut identik untuk mempercantik dirinya.
Namun, pendapat itu tak lagi tepat untuk zaman sekarang. Berdasarkan data dari American Society for Aesthetic Plastic Surgery, antara 1997 sampai 2014 tercatat pria yang melakukan operasi plastik naik 273 persen.
Hebatnya dalam lima tahun terakhir para pria sepertinya terbuai dalam tren operasi plastik, sebab jumlah prosedur itu mengalami kenaikan sampai 43 persen.
Advertisement
6. Tren Operasi Plastik Terjangkau
Tak dipungkiri, untuk sarana kesehatan dan pengobatan, Amerika ada di nomor satu. Namun, masalahnya untuk berobat dan menikmatinya, biaya yang dibutuhkan tak sedikit.
Celah itu kemudian dimanfaatkan negara-negara lain, dengan menawarkan harga perawatan yang lebih terjangkau tanpa meninggalkan kualitas. Fenomena ini dikenal luas dengan sebutan 'medical tourism', dan setelahnya seperti tren, muncul layanan serupa dari negara lain.
Salah satu negara yang mengambil keuntungan dari wisata kesehatan khususnya dalam bidang operasi plastik ialah Thailand. Pada 2013 Negeri Gajah Putih berhasil meraup keuntungan sampai jutaan miliar dolar.
Hasil operasi plastik para dokter di sana terbilang memuaskan, meski biaya yang dikeluarkan tak semahal di Amerika.