Arab Saudi Akan Akui Jamal Khashoggi Tewas di Konsulat Istanbul?

Dua sumber dari Turki mengatakan ke CNN, Arab Saudi akan mengakui bahwa Jamal Khashoggi tewas usai menjalani interogasi di konsulatnya yang berada di Istanbul.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Okt 2018, 07:01 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 07:01 WIB
Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Ankara - Arab Saudi sedang mempersiapkan laporan yang mengakui bahwa jurnalis Jamal Khashoggi tewas di Konsulat Saudi di Istanbul, kata dua sumber di Turki yang memahami nuansa penyelidikan kasus itu kepada CNN, Rabu (17/10/2018).

Khashoggi terakhir kali terlihat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018. Tunangannya, Hatice Cengiz, yang datang bersama Khashoggi namun menunggu di luar kompleks konsulat, tak pernah melihat pria itu keluar, sampai sekarang.

Kini, kabar terbaru dari dua sumber di Turki menyebut bahwa Khashoggi telah tewas.

Dua sumber itu menjelaskan, Arab Saudi akan segera merilis laporan yang mengakui tewasnya Khashoggi, akibat hasil dari interogasi yang berjalan keliru. Interogasi itu pun semula dimaksudkan untuk menculik Khashoggi keluar dari Turki.

Satu sumber mengatakan, laporan itu kemungkinan akan menyimpulkan bahwa operasi itu dilakukan tanpa izin dan transparansi. Ia menambahkan bahwa mereka yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban.

Sementara itu, satu sumber lain juga menjelaskan hal serupa. Namun, ia menambahkan bahwa laporan tersebut masih dipersiapkan dan memperingatkan bahwa hal-hal dapat berubah.

Sejak mencuat pada 2 Oktober 2018, Turki menuduh bahwa Saudi terlibat dalam kasus lenyapnya Jamal Khashoggi, yang terakhir kali terlihat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul. Sejumlah sumber meyakini, Khashoggi tewas dibunuh di dalamnya.

Sedangkan sedari awal, pihak Saudi membantah terlibat atas kasus Khashoggi, dan menyebut bahwa jurnalis itu telah meninggalkan konsulat di Istanbul dalam kondisi hidup. Tapi, pengakuan Cengiz --tunangan Khashoggi-- membuktikan bahwa bantahan Saudi tak reliabel.

Sementara itu, pihak keluarga Jamal Khashoggi pada Selasa 16 Oktober, mengeluarkan sebuah pernyataan di mana mereka mengakui untuk pertama kalinya bahwa wartawan itu tidak lagi hidup.

"Tanggung jawab moral dan hukum yang kuat yang ayah kami tanamkan dalam diri kami mewajibkan kami untuk menyerukan pembentukan komisi internasional yang independen dan tidak memihak untuk menyelidiki keadaan kematiannya," kata mereka dalam pernyataan itu.

 

Simak video pilihan berikut:

Menlu AS: Arab Saudi Janjikan Penyelidikan Terpercaya

Jurnalis Arab Saudi yang merupakan kontributor harian The Washington Post, Jamal Khashoggi (59). Ia dilaporkan menghilang saat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 (AFP PHOTO)
Jurnalis Arab Saudi yang merupakan kontributor harian The Washington Post, Jamal Khashoggi (59). Ia dilaporkan menghilang saat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 (AFP PHOTO)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan bahwa petinggi Arab Saudi berkomitmen melakukan penyelidikan terpercaya dan menyeluruh atas kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi, yang terakhir kali terlihat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018.

Pada saat yang sama, Pompeo juga mengatakan bahwa Saudi "membantah keras" terlibat dalam kasus tersebut.

Pompeo mengungkapkan hal itu setelah dirinya bertemu dengan Pemimpin Monarki Arab Saudi (KSA) Raja Salman, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir pada Selasa 16 Oktober 2018.

Dalam setiap pertemuan itu, "kepemimpinan Saudi membantah keras (berbagai dugaan) tentang apa yang terjadi di konsulat mereka di Istanbul," kata Pompeo, seperti dikutip dari CNN, Rabu 17 Juli 2018.

Lebih lanjut, Pompeo mengatakan, "Kami memiliki percakapan langsung dan jujur. Saya menekankan pentingnya melakukan penyelidikan yang menyeluruh, transparan, dan tepat waktu, dan para pemimpin Saudi berjanji untuk mewujudkan hal itu dengan tepat."

"Penilaian saya dari pertemuan ini adalah bahwa ada komitmen serius untuk menentukan semua fakta dan memastikan akuntabilitas, termasuk akuntabilitas untuk para pemimpin senior atau pejabat senior Arab Saudi," kata Pompeo.

Usai dari Saudi, Mike Pompeo akan terbang ke Ankara, Turki pada Rabu 17 Oktober untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, kata Juru Bicara Kemlu AS Heather Nauert. Pertemuan itu juga ditujukan untuk membahas kasus hilangnya Jamal Khashoggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya