Liputan6.com, George Town - Tanah longsor terjadi di sebuah lokasi konstruksi di Penang, Malaysia. Tiga orang tewas dalam insiden yang terjadi pada Jumat 19 Oktober 2018, demikain menurut anggota dewan eksekutif negara bagian Phee Boon Poh.
"12 orang lainnya hilang," tambah anggota dewan eksekutif itu, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (19/10/2018).
Baca Juga
Tanah longsor terjadi sebelum pukul 14.00 siang di Jalan Bukit Kukus di kota Paya Terubong, di mana sedang ada pembangunan jalan.
Advertisement
Empat kontainer yang digunakan para pekerja sebagai tempat tinggal di lokasi itu terkubur, media setempat melaporkan.
"Longsor mencakup area sekitar 500 kaki (152 meter) dan 200 kaki (61 meter)," kata Departemen Kebakaran dan Penyelamatan Penang, seraya menambahkan bahwa informasi awal menunjukkan bahwa 10 orang diperkirakan terkubur hidup-hidup.
Operasi pencarian dan penyelamatan korban longsor sedang berlangsung hingga berita ini dimuat.
Saksikan juga video berikut ini:
Longsor Uganda
Bencana longsor sebelumnya terjadi di lereng Gunung Elgon di Uganda timur, yang juga menghancurkan rumah-rumah dan mengubur hewan. 31 orang dilaporkan tewas.
Martin Owor, Komisaris Manajemen Tanggap Bencana lokal mengatakan tanah longsor itu terjadi di Baduda, sebuah distrik kecil di lereng gunung terkait pada Kamis sore, 11 Oktober 2018.
"Sebagian besar orang terperangkap di area pasar ketika bencana tanah longsor menerjang, membawa batuan besar yang terdorong oleh luapan sungai," ujar Owor menjelaskan kronologinya, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Jumat 12 Oktober 2018.
Lokasi bencana, sekitar 250 kilometer dari ibu kota Kampala, berada tidak jauh dari perbatasan Kenya, yang sejak lama memang dikenal rawan longsor.
Pada tahun 2010, longsor serupa terjdi di sisi lain lereng gunung, yang menewaskan sedikitnya 80 orang.
Tim bantuan sekarang sedang menyisir daerah itu untuk mencari dan menyelamatkan para korban, kata Owor.
"Banyak orang telah mengungsi dan mereka membutuhkan perlindungan, makanan dan semua dukungan lainnya," jelas Owor menyebut kondisi darurat.
Advertisement