Importir Mesir Boyong 6 Penghargaan dari Presiden Jokowi dalam Ajang TEI 2018

Mesir meraih enam Primaduta Award dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.

oleh Afra Augesti diperbarui 25 Okt 2018, 20:25 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 20:25 WIB
Jokowi Gelar Ratas Persiapan OOC 2018
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas di Istana Bogor, Senin (22/10).Ratas tersebut membahas persiapan OOC (Our Ocean Conference 2018) yang akan di selenggarakan di Bali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Kairo - KBRI Kairo telah gencar mempromosikan produk dan komoditas Indonesia di Mesir. Usaha ini pun membuahkan hasil.

Dalam perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Kamis 24 Oktober 2018, enam importir Negeri Piramida berhasil raih Primaduta Award dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Tak hanya itu, Mesir juga menjadi negara terbanyak yang meraih penghargaan tersebut. Demikian menurut keterangan dari KBRI Kairo yang diterima Liputan6.com pada Kamis (25/10/2018).

Mesir memboyong enam Primaduta Award dari Presiden Jokowi. (KBRI Kairo)

Dalam kegiatan TEI 2018, setidaknya 42 penghargaan diberikan pada para pengusaha dari 24 negara. Ada tiga kategori yang diseleksi, yaitu produk industri dan manufaktur (20), produk Usaha Kecil Menengah atau UKM (11) dan kategori khusus (11).

Sedangkan untuk kategori produk industri dan UKM dikelompokkan dalam dua jenis pasar, yakni Pasar Utama dan Non Tradisional.

Selain itu, keenam pengusaha asal Negeri 1000 Menara itu juga memborong penghargaan dari dua kategori, yaitu produk manufaktur dan produk UKM Pasar Non Tradisional. Mereka diberi penghargaan atas loyalitas dan besarnya volume impor produk Indonesia ke Mesir.

Untuk kelompok produk manufaktur, ada tiga importir Mesir yang meraih penghargaan ini. Mereka adalah importir produk ban kendaraan Baraka Contracting & Trading Co, importir produk ban kendaraan El Malek Faisal Co For Trading Tires and Batteries dan importir produk minyak sawit Afia International Co.

Sedangkan tiga importir produk biji kopi robusta dan biji kopi Arabika meraih penghargaan untuk kategori produk UKM Pasar Non Tradisional. Mereka adalah Ibrahim M Mostafa and Partners (Al Rehab), Al Garas for Spices and Herb Industry-Alexandria dan El Nada Co-Alexandria.

Pelaksanaan TEI 2018 kali ini digelar selama empat hari, yaitu 24-28 Oktober 2018. Pameran perdagangan tahunan tersebut diikuti oleh 1.100 eksibitor. Sedikitnya, lebih dari 300 produk dan jasa dipamerkan dalam TEI 2018.

Produk tersebut dibagi ke dalam delapan zona: strategic industry products, kuliner nusantara, local champion products, crafts and lifestyle products, furniture, manufacturing products, creative products and services, dan food and beverages products.

Acara TEI 2018 ini dibuka secara langsung oleh Presiden Jokowi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekor untuk Mesir

Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto dikenal secara luas saat menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar (1997-1999 dan 2004-2009). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengapresiasi capaian yang ditorehkan Mesir.

Menurutnya, prestasi ini tidak lepas dari kinerja KBRI Kairo yang senantiasa membina buyer Mesir. Selain itu, Mesir sudah dua kali secara berturut turut meraih 6 trofi Primaduta Award. Angka ini merupakan raihan terbanyak yang diberikan importir di suatu negara.

"Sejauh ini, baru Mesir yang meraih Primaduta Award sebanyak enam buah," ujar pria yang akrab disapa Enggar ini.

Di sela-sela pembukaan TEI 2018, Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi, menyambut gembira dengan raihan 6 penghargaan Primaduta Award. Menurutnya, penghargaan ini tidak lepas dari kerja sama yang baik antara importir Mesir dan eksportir Indonesia yang difasilitasi KBRI Kairo.

"Enam penghargaan ini merupakan apreasiasi atas kerja keras banyak pihak dan hubungan baik yang terbangun selama ini," kata Dubes Helmy.

Dirinya menjelaskan, komoditas RI yang menjadi andalan ekspor ke Mesir antara lain kelapa sawit, kopi, rempah-rempah dan ban kendaraan. Volume perdagangan komoditas ini pun diklaim selalu menunjukkan tren positif.

Maka tidak mengherankan, lanjut Helmy, semakin banyak pengusaha Mesir yang ingin berbisnis dengan pihak Indonesia. Sedangkan dalam TEI 2018, sedikitnya 75 importir asal Mesir ikut berpartisipasi.

"Permintaan informasi komoditas nusantara dan peluang bisnis Indonesia ke Mesir terus meningkat dari hari ke hari. Dan ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk memasarkan produk ke Afrika," tutur Helmy.

Dirinya menambahkan, sejauh ini kelapa sawit dan kopi masih menguasai perdagangan ekspor Indonesia ke Mesir. Hingga Juni 2018, nilai ekspor sawit dan turunannya telah mencapai US$ 324 juta, sedangkan komoditas kopi mencapai US$ 27,38 juta.

"Sekalipun penguasaan komoditas kita di pasar Mesir masih di bawah 10 persen, saya yakin produk kita akan semakin diminati dan tren ekspor akan selalu positif," tegas Helmy.

Di tempat yang sama, Atase Perdagangan KBRI Kairo, Burman Rahman, mengaku tidak heran dengan capaian yang diraih para pengusaha Mesir. Terlebih, menurutnya, para importir tersebut memang memasok beberapa komoditas andalan Indonesia.

Sedangkan untuk tahun 2019, pihaknya menargetkan 9 Primaduta Award dapat diraih oleh pengusaha Mesir.

"Kami berharap, importir komoditas lain seperti rempah-rempah, produk kayu dan tekstil juga dapat meraih penghargaan Primaduta," ucap Burman.

Sementara itu, Data Badan Statistik Mesir (CAPMAS) menunjukkan, nilai ekspor Indonesia ke Mesir pada periode Januari-Juni 2018 mencapai US$ 561 juta atau naik 12,04 % dibandingkan periode yang sama pada 2017 lalu, yang hanya sebesar US$ 500 juta.

Adapun ekspor Mesir ke Indonesia periode Januari-Juni 2018 mencapai US$ 42 juta atau menurun 6,27% dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni US$ 45 juta.

Sedangkan neraca perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Januari-Juni 2018 menunjukkan surplus untuk Indonesia sebesar US$ 518 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya