Trump Vs Obama dalam Babak Akhir Kampanye Pemilu Paruh Waktu AS 2018

Jelang pemilu paruh waktu AS 2018 esok 6 November 2018, Trump dan Obama menyuarakan dukungannya kepada kandidat Republik dan Demokrat.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 05 Nov 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 15:00 WIB
Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)
Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Donald Trump dan mantan Presiden Barack Obama saling bertukar 'serangan demi serangan' ketika mereka berpidato di hadapan sejumlah massa pendukung Partai Republik dan Partai Demokrat, pada babak akhir kampanye pemilu paruh waktu (mid-term election) Kongres AS, sebelum pemungutan suara dilaksanakan esok, 6 November 2018.

Di Georgia dan Tennessee pada hari Minggu, Trump membanggakan ekonomi AS yang semakin baik, dan dalam sebuah pesan yang dirancang untuk mendorong basis Partai Republik ke tempat pemungutan suara, ia menakut-nakuti tentang skenario apa yang akan diambil oleh Kongres AS pada isu-isu krusial seperti imigran, jika Partai Demokrat memenangi mid-term.

Di Indiana dan Illinois, Obama mengecam Partai Republik karena "secara terang-terangan, berulang kali, dan tanpa malu-malu berbohong" tentang upaya mereka untuk mencabut undang-undang jaminan kesehatan nasional Affordable Care Act atau Obamacare. Ia juga menyerang Trump dengan isu imigran yang menuju perbatasan AS di Meksiko dan menuduh "mayoritas" politisi Republik sebagai "koruptor".

Pidato itu disampaikan sebagai bentuk dukungan terhadap kandidat Kongres AS dari Republik dan Demokrat yang akan bertarung di mid-term esok.

Dalam pidatonya akhir pekan lalu, Trump mengutarakan dukungan penuh kepada sejumlah politisi seperti Brian Kemp (Georgia), Ron DeSantis (Florida), Martha McSally (Arizona) yang mewakili Partai Republik pada mid-term nanti.

Sementara Obama menyatakan dukungannya kepada Stacey Abrams (Georgia), Andrew Gillum (Florida), Krysten Sinema (Arizona) yang maju mewakili Partai Demokrat.

Mengangkat isu imigran, Trump mengatakan bahwa Partai Republik akan terus mengawal pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko guna menghalau orang-orang yang akan masuk ke Negeri Paman Sam.

"Anda melihat kawat berduri naik. Kita punya kawat berduri. Karena Anda tahu apa? Kami tidak akan membiarkan orang-orang ini menyerbu negara kami," katanya di Georgia.

Sementara itu, Obama berusaha untuk mendulang dukungan kuat kepada pemilih kulit hitam di Indiana. Dalam sebuah pidato di kota kecil Gary, Indiana, Obama menyuarakan dukungannya kepada Senator Demokrat Joe Donnelly, di mana partai itu berharap untuk menggulingkan gubernur dan beberapa anggota kongres yang saat ini tengah dikuasai oleh Partai Republik.

Dia menanggapi retorika Trump tentang isu imigran.

"Karena ketika mereka mencoba mengalihkan perhatian Anda dengan semua hal ini, mereka merampok Anda ... mereka memberikan potongan pajak kepada teman-teman miliarder mereka ... kemudian mereka menyabotase perawatan kesehatan Anda. Anda tidak bisa jatuh untuk itu. "

Obama menuduh pemerintahan Trump dan Partai Republik yang memegang kendali Washington DC selama dua tahun terakhir sebagai korup.

"Mereka berjanji bahwa mereka akan memberantas korupsi di Washington. Sebaliknya mereka telah mengumpulkan cukup banyak dakwaan," kata mantan presiden AS itu.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Partai Demokrat Unggul di Sejumlah Survei

HUT ke-100 Nelson Mandela, Barack Obama Ajak Warga Dunia Hormati HAM
Mantan presiden AS Barack Obama (AP Photo/Themba Hadebe)

Di lain kabar, data dari sejumlah survei akhir pada mid-term 2018 --dua hari sebelum pemungutan suara pada 6 November-- menunjukkan bahwa partai Demokrat unggul ketimbang partai Republik. Keunggulan itu dinilai mengejutkan meski, beberapa data menunjukkan bahwa Partai Republik berhasil memberikan AS kekuatan ekonomi pada dua tahun terakhir.

Sebuah jajak pendapat dari ABC News+The Washington Post dirilis pada hari Minggu menemukan 52 persen akan memilih Demokrat, sementara Partai Republik akan mendulang 44 persen suara.

Sebuah jajak pendapat NBC News+Wall Street Journal menemukan hasil yang serupa, dengan 50 persen pemilih cenderung mendukung Kongres yang dikontrol oleh Partai Demokrat dan 43 persen mendukung partai Republik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya