Niat Berjuang untuk ISIS, Paspor Pelaku Teror Melbourne Pernah Dicekal pada 2015

Polisi mengatakan, pelaku penyerangan di Melbourne, Australia, memiliki pandangan radikal dan berhubungan dengan ISIS.

oleh Afra Augesti diperbarui 10 Nov 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2018, 12:00 WIB
Paspor
Ilustrasi Foto Paspor (iStockphoto)

Liputan6.com, Melbourne - Pelaku teror Melbourne, Hassan Khalif Shire Ali, diduga memiliki hubungan dengan ISIS. Demikian yang disampaikan oleh Wakil Komisaris Polisi Federal Australia, Ian McCartney.

Dia mengungkap otoritas pernah mencekal paspor Shire Ali pada 2015. Ketika itu, Australian Security Intelligence Organisation (Organisasi Intelijen Keamanan Australia) menilai Shire Ali berencana melakukan perjalanan ke Suriah untuk membela ISIS.

"Keputusan itu dibuat lantaran pihak berwenang menilai bahwa ia (Shire Ali) memiliki pandangan yang radikal, namun ia tidak menimbulkan ancaman dalam kaitannya dengan keamanan nasional," ucap Ian, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Sabtu (10/11/2018).

"Namun insiden kemarin, bagi kami, adalah kenyataan yang sesungguhnya (bahwa ia mengancam keamanan nasional)," lanjutnya.

Akan tetapi, meskipun diketahui oleh polisi dan badan-badan intelijen, Shire Ali tidak diawasi secara aktif sebelum serangan tunggal Bourke Street dilakukannya pukul 16.20 waktu setempat (05.20 GMT), pada Jumat 9 November 2018.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari Kepala Komisaris Polisi Victoria, Graham Ashton, pelaku yang berusia 30 tahun, rupanya mempunyai catatan kriminal kepolisisan, seperti kasus narkoba, pencurian, dan tilang kendaraan.

"Ia tinggal di pinggiran barat laut Melbourne dan datang ke Australia dari Somalia pada 1990-an," tutur Ashton.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menegaskan kembali bahwa meskipun ia akan menjadi orang pertama yang melindungi kebebasan beragama di negara yang diperintahnya, namun ekstremisme dan paham radikal harus disingkirkan.

"Ada tanggung jawab khusus pada seluruh pemimpin agama untuk melindungi keyakinan umat mereka, serta memastikan bahwa ajaran dan ideologi berbahaya tidak berakar di sini (Australia)," ucap Morrison di Sydney.

Morrison diperkirakan melakukan perjalanan ke Canberra untuk memberikan pengarahan keamanan nasional pada Minggu sore, 11 November 2018, waktu setempat.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pelaku Tewas dan ISIS Klaim Bertanggung Jawab

Teroris Bakar Mobil dan Tikam Pejalan Kaki di Melbourne, 1 Tewas
Seorang pria berlari dekat kendaraan yang terbakar setelah pengemudi menghentikan kendaraan dan menikam sejumlah orang di pusat Kota Melbourne, Australia, Jumat (9/11). (Chris Newport/Courtesy of Chris Newport via Instagram/AFP)

Shire Ali ditembak mati oleh polisi, karena berusaha melawan aparat usai menikam seorang pejalan kaki hingga tewas dan melukai dua lainnya di Bourke Street, Melbourne, Australia.

Saat melancarkan aksinya, ia mengemudikan kendaraan 4x4 yang penuh dengan botol gas ke pusat kota, membakar kendaraan itu, kemudian menyerang siapa saja yang lewat di hadapannya dengan pisau.

Polisi menembaknya di tempat kejadian perkara dan ia meninggal saat mendapatkan perawatan di rumah sakit pada hari itu juga.

Di satu sisi, korban yang meninggal telah diidentifikasi sebagai Sisto Malaspina, 74 tahun, pemilik kafe terkenal di Italia, yaitu Pellegrini's.

Sedangkan korban luka parah ialah Rod Patterson (pensiunan berumur 58 tahun, warga Tasmania) dan seorang laki-laki dari Hampton Park (ia adalah penjaga keamanan berusia 24 tahun). Keduanya kini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit Royal Melbourne.

Penyidik ​​kontra-terorisme telah melakukan penggerebekan di dua rumah kerabat Shire Ali di Werribee dan Meadows Heights pada Sabtu pagi.

Corong media kelompok teror ISIS, Amaq, mengklaim bertanggungjawab atas peristiwa penikaman dan pembakaran di Melbourne, dengan menyebut pelaku sebagai salah satu anggotanya. Namun, hal tersebut belum terkonfirmasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya