Puluhan Ribu Petani di India Berunjuk Rasa Tuntut Penyelesaian Krisis Pangan

Sebanyak puluhan ribu petani India berunjuk rasa menuntut penyelesaian krisis pangan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 01 Des 2018, 11:01 WIB
Diterbitkan 01 Des 2018, 11:01 WIB
Ribuan Petani India Jalan Kaki
Ribuan petani memenuhi Ibu Kota Mumbai, India setelah berjalan kaki sejauh 167 km dari distrik Nashik, Senin (12/3). Dalam aksinya, para petani ini memakai peci merah dan melambaikan bendera merah partai komunis. (AP/Rajanish Kakade)

Liputan6.com, New Delhi - Puluhan ribu petani India dilaporkan berbaris ke parlemen di ibukota, Delhi, untuk menyoroti krisis agraria yang semakin mendalam.

Mereka tiba pada Kamis 29 November dari seluruh penjuru India, dan mengadakan demonstrasi menuntut harga pangan yang lebih baik, keringanan pengajuan bantuan dan pinjaman.

Dikutip dari BBC pada Jumat (30/11/2018), pertanian India telah dirusak oleh semakin menipisnya permukaan air dan menurunnya produktivitas selama beberapa dekade.

Ini adalah protes petani keempat dalam satu tahun terakhir.

Petani membuat blok suara penting di negara itu dan, analis mengatakan --mengingat skala protes-- ketidakpuasan mereka bisa memukul telak Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa dalam pemilihan umum tahun depan.

"Kami memilih kebijakan BJP, tetapi sikap anti-petani dari pemerintah telah memukul kami dengan keras," kata Lakhan Pal Singh, salah satu petani yang berpartisipasi dalam pawai tersebut.

Salah satu tuntutan utama mereka adalah sesi parlementer khusus untuk membahas solusi atas krisis agraria, termasuk pengabaian pinjaman penuh dan harga tanaman yang lebih tinggi.

Setengah dari populasi India bekerja di pertanian, tetapi sektor tersebut hanya berkontribusi 15 tersebut terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) negara.

Di sebagian besar negara bagian, pemerintah dinilai kurang cepat membayar petani lebih banyak untuk hasil panen mereka.

Para petani India juga berjuang dengan utang kepada bank dan pemberi pinjaman uang. Lebih dari itu, kegagalan panen memicu aksi bunuh diri dengan intensitas yang mengkhawatirkan, di mana setidaknya 300.000 petani telah meninggal dengan cara itu sejak 1995.

Anak-anak perempuan, istri dan anggota keluarga petani lainnya yang turut terkena dampak dari kegagalan panen dan menumpuknya utang, juga berpartisipasi dalam protes tersebut.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Didukung Banyak Pihak

Hari Kemerdekaan India
Seorang gadis mengibarkan bendera India saat para siswa melakukan tarian selama perayaan Hari Kemerdekaan India, di Jammu, India, (15/8). India merdeka dari kolonialis Inggris pada tahun 1947. (AP Photo / Channi Anand)

Pawai ini diselenggarakan oleh kelompok organisasi guyub petani dari berbagai negara bagian. Banyak pengunjuk rasa juga anggota sayap kanan dari Partai Komunis India (Marxis).

Mereka tiba di Delhi hingga Kamis malam, dan berkumpul di area yang sering digunakan untuk unjuk rasa politik, serta menghabiskan malam di tenda-tenda di sana.

Mereka mulai melakukan aksi protes ke parlemen pada Jumat pagi, dan terus bertahan bahkan ketika ribuan polisi dikerahkan untuk keamanan.

Beberapa dokter muda dan mahasiswa kedokteran juga telah bergabung dengan para petani untuk menunjukkan dukungan dan memberi mereka bantuan medis, jika diperlukan.

Banyak lainnya --termasuk pengacara, seniman, dan guru-- membawa air minum dan makanan, serta mempublikasikan protes di media sosial.

"Karena media sosial, ada peningkatan kesadaran tentang masalah petani di Delhi," kata Monami Basu, seorang profesor University of Delhi yang juga berpartisipasi dalam pawai tersebut.

"Saya ingin menjadi bagian dari aksi ini untuk menunjukkan solidaritas dengan para petani yang gelisah."

Protes di Delhi adalah yang terbaru oleh para petani dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Maret, puluhan ribu petani dari negara bagian Maharashtra telah berjalan sejauh 160 kilometer ke kota Mumbai untuk mendukung tuntutan serupa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya