Liputan6.com, Islamabad - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan, pada Senin 3 Desember, bahwa dia telah menerima surat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Isinya adalah permintaan bantuan dan kerjasama pemerintahnya dalam memajukan pembicaraan damai dengan militan Taliban di Afghanistan.
Menteri Luar Negeri sekaligus menteri informasi Pakistan, Fawad Chaudhry, menegaskan bahwa surat tersebut benar telah diterima oleh pemerintah Pakistan, dan segera diteruskan ke parlemen setempat untuk dtindaklanjuti.
Dikutip dari The Washington Post pada Selasa (4/12/2018), Chaudhry mengatakan Trump beberapa kali bilang kepadanya bahwa peran Pakistan "sangat penting" untuk menyelesaikan konflik Afghanistan, terutama dalam membantu membawa para pemberontak ke meja perundingan.
Advertisement
Baca Juga
Surat tersebut, yang belum dikonfirmasi secara publik oleh para pejabat AS, akan menjadi komunikasi langsung pertama Trump dengan Khan, sejak mantan atlet kriket itu menjabat sebagai perdana menteri pada bulan Agustus.
Adapun, pernyataan langsung Trump terkait upaya perdamaian di Afghanistan diwakili oleh utusan khusus, Zalmay Khalilzad, yang diperkirakan akan tiba di Pakistan pada hari Selasa untuk pembicaraan lebih lanjut tentang masalah ini.
Kunjungan sebelumnya telah diterima dengan baik tetapi belum menghasilkan kesepakatan konkret.
Pemerintahan Trump menginginkan pembicaraan damai berlanjut untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 17 tahun.
Khalilzad telah bertemu dengan para pemimpin Taliban dan berbagai pejabat Afghanistan selama beberapa bulan terakhir, tetapi belum ada terobosan terkait upaya damai.
Para pemberontak terus bersikeras bahwa pasukan asing harus meninggalkan Afghanistan di bawah kesepakatan apa pun, dan bahwa mereka akan bernegosiasi hanya dengan para pejabat AS.
Â
Simak video pilihan berikut:
Dua Pemimpin Sempat Beberapa Kali Bersitegang
Donald Trump telah membuat banyak komentar kritis tentang Pakistan di masa lalu, di mana beberapa di antaranya bernada sarkastik.
Dia menangguhkan bantuan militer tahun lalu kepada Pakistan, yang sejatinya merupakan sekutu keamanan AS sejak lama.
Trump mengatakan bahwa Pakistan tidak cukup mengekang gerak cabang militan Taliban, yang dikenal sebagai jaringan Haqqani, dan mempertegas keyakinan para pejabat AS bahwa basis kelompok itu ada area perbatasan dengan Afghanistan.
Dalam rangkaian twit terbaru, Trump mengeluh bahwa AS telah memberikan ratusan juta dolar ke Pakistan, tetapi para pejabat di sana "tidak pernah memberi tahu" bahwa Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda, pernah tinggal di sebuah kota dekat fasilitas militer utama Pakistan.
Bin Laden tewas dalam serangan oleh SEAL Angkatan Laut AS pada tahun 2011.
Di lain pihak, Imran Khan membalas dengan marah dalam sebuah twit, bahwa: "Catatan harus kembali ditinjau terkait tudingan Trump ke Pakistan."
Khan mengatakan bahwa banyak warganya telah menjadi bagian lebih dari 75.000 korban tewas dalam perang AS melawan Taliban, padahal Pakistan "tidak terlibat sama sekali" dengan Serangan 11 September.
Twit Khan berlanjut: "Trump membuat Pakistan seolah menjadi kambing hitam atas kegagalan mereka. AS harus melakukan penilaian serius mengapa setelah perang yang menghabsikan lebih dari US$ 1 triliun, dan melibatkan ratusan ribu pasukan NATO dan Afghanistan, Taliban justru lebih kuat dari sebelumnya"
Advertisement