Waspada, 6 Jenis Ruam Kulit Ini Ternyata Pertanda Penyakit Serius

Kenali 6 ruam kulit yang terjadi pada tubuh. Jangan sepelekan dan segera berobat ke rumah sakit atau dokter.

oleh Afra Augesti diperbarui 07 Okt 2021, 19:49 WIB
Diterbitkan 09 Des 2018, 21:00 WIB
Gigitan serangga - menggaruk (iStock)
Ilustrasi ruam kulit. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kulit adalah organ manusia paling besar. Kulit juga menyumbang sekitar 15% dari berat badan seseorang. Pembalut tubuh ini memainkan peran penting dalam menyesuaikan suhu badan, mendeteksi panas dan dingin, dan melindungi individu dari infeksi dan penyakit luar.

Ketika tubuh sedang terserang virus, kulit adalah organ yang pertama kali merespons dan akan dilanjutkan ke sel-sel saraf di bawahnya. Tak terkecuali saat muncul ruam kulit.

Ruam bisa dikatakan sebagai peradangan dan perubahan warna yang terjadi pada kulit. Bentuk reaksi kulit yang mengalami ruam misalnya timbul gatal-gatal, benjol, mengelupas, bersisik, atau iritasi.

Ruam kulit tak hanya terjadi pada bayi, namun juga orang dewasa. Biasanya, sakit ini disebabkan oleh alergi, efek samping penggunaan obat atau kosmetik, dan berbagai macam penyakit yang melanda tubuh.

Lalu, jenis ruam kulit apa saja yang patut diwaspadai, jika muncul secara tiba-tiba pada tubuh? Mengutip dari Bright Side, Minggu (9/12/2018), berikut 6 di antaranya:

 

 

1. Penyakit Lyme

Penyakit Lyme
Penyakit Lyme. (Creative Commons)

Lyme borreliosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi yang dihantarkan melalui kutu kaki hitam (Ixodes scapularis). Kutu tersebut umumnya menghisap darah burung, hewan peliharaan, hewan liar, dan juga manusia.

Gejala-gejala yang timbul seperti sakit kepala hebat, kelelahan, demam, dan ruam kulit seperti pada foto di atas. Jika tidak diobati, infeksinya dapat mempengaruhi sistem saraf, jantung, dan persendian.

2. Ruam Alergi

Gigitan serangga - menggaruk (iStock)
Ilustrasi gigitan serangga - menggaruk (iStock)

Tujuan utama dari sistem kekebalan manusia adalah untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri. Tetapi kadang-kadang, sistem imun tubuh juga bisa melawan zat-zat yang justru tidak berbahaya bagi kesehatan. Inilah awal mula munculnya reaksi alergi.

Gejala yang terlihat, yang paling jelas, adalah ruam. Kulit menjadi merah dan gatal, bengkak atau kering. Semua itu tergantung pada reaksi sistem kekebalan tubuh.

Allergic rash

3. Cacar Ular

Cacar Ular
Herpes zoster atau cacar ular. (Creative Commons)

Herpes zoster atau shingles atau cacar ular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior.

Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler, maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit, sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster.

Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut.

Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.

Herpes zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung, salah satunya adalah transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan.

Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa hari hingga satu minggu.

4. Biduran

Urtikaria
Hives atau dikenal sebagai urtikaria atau biduran. (Creative Commons)

Urtikaria atau biduran adalah kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap bermacam-macam sebab. Biasanya dikarenakan oleh suatu reaksi alergi. Ciri-cirinya yakni kulit kemerahan dengan sedikit oedem atau penonjolan kulit (berbatas jelas) yang timbul secara cepat.

Meskipun pada umumnya penyebab biduran diketahui karena rekasi alergi terhadap alergen tertentu, tetapi pada kondisi lain, di mana tidak diketahui penyebabnya secara signifikan, maka dikenal dengan istilah urtikaria idiopatik. Biduran dapat bersifat akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) atau kronis (lebih dari 6 minggu).

Sejumlah faktor, baik imunologi dan nonimunologik, dapat menjadi hal yang memunculkan biduran. Sementara itu, biduran dihasilkan dari pelepasan histamin dari jaringan sel mast dan dari sirkulasi basofil.

Faktor-faktor nonimunologik yang dapat melepaskan histamin dari sel tersebut meliputi bahan-bahan kimia, obat-obatan tertentu (termasuk morfin dan kodein), makan makanan laut (lobster, kerang, udang), toksin bakteri, hingga kontak fisik.

5. Eksem

Eksem
Eksem. (Creative Commons)

Eksem atau sering disebut eksema, atau dermatitis, adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit, hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan.

Eksem membuat ruam kulit yang gatal dan merah karena peradangan. Biasanya bersifat kronis dan cenderung berkobar secara berkala. Sementara itu, dermatitis atopik dapat menyebabkan demam atau asma.

Beberapa hal yang dapat memperburuk eksem adalah pasir, debu, deterjen, sabun, busa sabun, parfum, stres, gangguan emosi, klorin, serta penggarukan dan penggosokan.

Suhu lingkungan yang ekstrem, seperti cuaca dingin dengan kelembaban yang rendah dan udara kering, juga memperburuk penyakit ini. Pada beberapa kasus, alergi terhadap makanan juga mempengaruhi eksem. Contohnya susu sapi, ikan, telur, jeruk, kacang, dan gandum.

6. Kurap

Kurap adalah satu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofit. Masa infeksi kurap hingga berubah menjadi penyakit adalah beberapa hari.

Gejalanya yaitu terdapat bagian kecil yang kasar pada kulit berbentuk lingkaran merah muda. Kurap dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita maupun secara tidak langsung (melalui pakaian, misalnya).

Vektor penyakit ini biasanya adalah anjing dan kucing. Akan tetapi, kurap dapat dicegah dengan mencuci tangan sampai bersih, menjaga kebersihan tubuh, dan menghindari kontak dengan penderita.

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya