Liputan6.com, Kabul - China, Afghanistan, dan Pakistan menandatangani nota kesepahaman trilateral untuk meningkatkan kerja sama kontraterorisme dan keamanan pada Sabtu 16 Desember 2018 waktu setempat.
Ketiga negara juga secara kolektif menegaskan seruan kepada Taliban untuk bergabung dalam pembicaraan perdamaian dengan Afghanistan, demikian seperti dikutip dari Voice of America (VOA), Senin (17/12/2018).
Para menteri luar negeri ketiga negara bertemu di Kabul, untuk putaran kedua perundingan, di mana mereka menerapkan pemahaman dan juga berjanji untuk bekerja bersama untuk konektivitas regional, serta pembangunan ekonomi.
Advertisement
Beijing memulai platform dan menjadi tuan rumah pertemuan perdana tahun lalu dengan misi untuk membantu meredakan ketegangan dan kecurigaan yang telah lama menjangkiti hubungan Afghanistan dengan Pakistan.
Baca Juga
Analis isu China telah mengatakan, ketegangan antara kedua negara telah menghambat upaya untuk memerangi terorisme, mempromosikan perdamaian regional, serta konektivitas ekonomi. Tensi mereka, di lain hal, juga merugikan China --yang bertetangga dengan Afghanistan dan Pakistan-- sehubungan dengan isu terorisme.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pada konferensi pers bersama setelah pertemuan itu bahwa negaranya akan melanjutkan upaya diplomatik untuk membantu meningkatkan hubungan tegang Kabul dengan Islamabad untuk melanjutkan misi perdamaian dan visi pembangunan kawasan yang digagas Tiongkok.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mencatat entitas teroris - seperti Islamic State (IS) di Afghanistan dan Pakistan, Gerakan Islam Turkistan Timur anti-China (ETIM) dan Gerakan Islam Uzbekistan (IMU) - dapat mengancam perdamaian regional dan hanya bisa dikalahkan melalui upaya bersama.
"Ini adalah kemajuan dan akan membantu kami mencapai apa yang ingin kami capai bersama," kata Qureshi kepada wartawan, mengomentari penandatanganan kesepahaman itu.
Para pejabat China khawatir bahwa ketidakstabilan Afghanistan yang berkelanjutan dapat mendorong ETIM untuk menimbulkan masalah di wilayah Xinjiang barat, China yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.
Menlu Qureshi juga menekankan bahwa Pakistan sedang membuat upaya untuk mempromosikan proses rekonsiliasi di Afghanistan, tetapi dia mengatakan, terserah kepada warga Afghanistan sendiri untuk memutuskan bagaimana mereka ingin mencapai penyelesaian politik untuk perang.
Para pejabat Afghanistan menuduh bahwa Pakistan memungkinkan para pemimpin Taliban bersembunyi di negara tetangga dan mengarahkan pemberontakan kekerasan mereka dari sana. Kabul menuduh Islamabad tidak menjunjung komitmennya yang dibuat dalam forum bilateral dan multilateral untuk mencegah Taliban menggunakan tanah Pakistan sebagai sarang.
Menteri Luar Negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani, ketika berbicara dalam konferensi pers, menyerukan kepada Islamabad untuk memainkan "peran pentingnya" untuk memfasilitasi pembicaraan perdamaian Kabul dengan Taliban.
"Ada kelompok-kelompok di wilayah ini yang telah mendapatkan dukungan dan yang telah terlibat dalam kekerasan ini di Afghanistan. Kita perlu melihat negara-negara di kawasan itu, terutama dalam hal ini Pakistan, untuk mendukung inisiatif perdamaian dan rekonsiliasi ini dan mendukung kami dalam mengurangi kekerasan yang semakin besar ini dan akhirnya menghilangkan kekerasan di seluruh Afghanistan," kata Menlu Rabbani.
Namun pernyataannya menarik reaksi keras dari menteri luar negeri Pakistan, yang mendesak kedua belah pihak untuk berhenti saling menunjuk satu sama lain.
"Kita harus lebih positif. Kita harus menyadari bahwa dengan menyalahkan satu sama lain kita tidak akan kemana-mana ... Sudah waktunya untuk melanjutkan. Sudah waktunya untuk berhenti menunjuk kesalahan," kata Menlu Qureshi.
Menteri luar negeri Pakistan mengatakan kunjungan delegasinya ke Kabul dan partisipasi dalam pertemuan trilateral semuanya bertujuan untuk membangun kepercayaan politik bersama dan memfasilitasi proses perdamaian Afghanistan.
Tapi, saling lontar tuduhan yang dilakukan menlu Afghanistan dan Pakistan pada konferensi pers sekali lagi menggarisbawahi hubungan bernuansa tegang antara kedua negara.
China, sekutu dekat Pakistan, akhir-akhir ini telah memperdalam hubungan ekonomi dan politiknya dengan Afghanistan. Sambil menyelam minum air, China berharap hal itu juga akan mampu mencairkan tensi antara Kabul-Islamabad.
Tiongkok juga telah aktif menggunakan pengaruhnya untuk membawa dua tetangga Asia Selatan yang gelisah agar menjadi lebih dekat.
Beijing juga membuka komunikasi dengan Taliban dan berulang kali mendesak gerilyawan untuk terlibat dalam pembicaraan damai untuk mencari solusi atas konflik mereka dengan Afghanistan.
Â
Simak video pilihan berikut:
China-Pakistan Promosikan Proyek Infrastruktur Belt and Road kepada Afghanistan
Menteri luar negeri China dan Pakistan pada hari Sabtu juga mengundang dan mendorong pemerintah Afghanistan untuk bergabung dalam proyek pembangunan infrastruktur multi-miliar dolar yang dilakukan Beijing di Pakistan sebagai bagian dari proyek Belt and Road China.
Di bawah Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), China mengatakan akan membantu membangun jalan dan kereta api untuk menghubungkannya dengan Afghanistan.
Menlu Pakistan Shah Mehmood Qureshi mendesak mitranya dari Afghanistan untuk mengirim delegasi ke Pakistan untuk memeriksa proyek-proyek di mana mereka mungkin ingin mengambil bagian.
Dia mengatakan, konektivitas regional akan sangat penting untuk membangun Afghanistan yang dilanda perang.
Pakistan juga percaya, menghubungkan Afghanistan dengan CPEC akan memberinya akses yang lebih baik untuk berdagang dengan pasar Asia Tengah.
Menteri Luar Negeri Rabbani mengatakan pertemuan ketiga dialog trilateral akan berlangsung di Islamabad tahun depan.
Advertisement