Liputan6.com, Budapest: Sudah jatuh tertimpa tangga! Itu lah yang dialami Presiden Hongaria Pal Schmitt. Gelar doktornya dicopot pada Kamis (29/3) setelah beredar perdebatan tentang plagiat selama berbulan-bulan.
Banyak pengeritik mengatakan kasus itu merusak integritas kantornya dan memicu seruan bagi pengunduran dirinya.
Jabatannya memang lebih bersifat seremonial tapi Schmitt memiliki peran penting dalam mendorong agenda sekutunya dari kubu konservatif, Perdana Menteri Viktor Orban, sehubungan dengan masalah pajak dan dana pensiun sebesar 14 miliar dolar AS.
Keputusan oleh Semmelweis University di Budapest untuk mencabut gelar doktor Schmitt juga menjadi aib bagi Orban, yang menyebut Schmitt sebagai calon paling cocok untuk jabatan presiden sebelum pelantikannya oleh parlemen pada 2010 untuk masa jabatan lima tahun.
Schmitt (69), mantan atlet anggar peraih dua medali emas di Olimpiade, telah membantah bahwa ia melakukan pelanggaran sejak portal berita hvg.hu menyiarkan dugaan plagiat pada Januri. Schmitt diduga telah menyalin banyak bagian tesisnya pada 1992 dari beberapa penulis lain tanpa menyebutkan rujukan atau kutipan yang memadai.
Setelah melakukan penyelidikan sendiri mengenai tuduhan itu, Semmelweis University melucuti gelar doktor Schmitt, demikian laporan Reuters, Jumat (30/3) pagi. Tesis Schmitt, kata universitas tersebut, tak memenuhi standard etika dan ilmiah, kata kantor berita nasional Hongaria, MTI.
Schmitt, presiden yang tak terlalu populer sejak ambruknya komunisme, sejauh ini telah menolak seruan dari partai oposisi, sebagian media dan bahkan satu kelompok intelektual berpengaruh agar ia mundur. Kelompok intelektual itu mengatakan Hongaria memerlukan kepala negara yang dapat dihormati di dalam dan luar negeri.
"Kami percaya tetapnya ia memangku jabatan juga bertolak-belakang dengan keinginannya sendiri," kata harian utama yang condong ke sayap-kanan Magyar Nemzet di dalam tajuknya. "Ini adalah perang yang akan membuat dia kalah. Rusaknya lembaga dan ambruknya kepercayaan dalam kehidupan rakyat yang terhormat tak bisa dihentikan seperti ini."
Jajak pendapat melalui Internet yang dilakukan oleh portal bertia Origo.hu memperlihatkan 90 persen dari sebanyak 35.000 responden berpendapat Schmitt mesti mundur.
Kasus tersebut membuat Schmitt jadi sasaran sindiran di media. harian paling terkenal di Hongaria, tabloid Blikk, menyiarkan gambar yang memperlihatkan Schmitt memakai stetoskop di lehernya dan kaus, dan berkata, "Saya seorang dokter, terima lah."(ANT/MEL)
Banyak pengeritik mengatakan kasus itu merusak integritas kantornya dan memicu seruan bagi pengunduran dirinya.
Jabatannya memang lebih bersifat seremonial tapi Schmitt memiliki peran penting dalam mendorong agenda sekutunya dari kubu konservatif, Perdana Menteri Viktor Orban, sehubungan dengan masalah pajak dan dana pensiun sebesar 14 miliar dolar AS.
Keputusan oleh Semmelweis University di Budapest untuk mencabut gelar doktor Schmitt juga menjadi aib bagi Orban, yang menyebut Schmitt sebagai calon paling cocok untuk jabatan presiden sebelum pelantikannya oleh parlemen pada 2010 untuk masa jabatan lima tahun.
Schmitt (69), mantan atlet anggar peraih dua medali emas di Olimpiade, telah membantah bahwa ia melakukan pelanggaran sejak portal berita hvg.hu menyiarkan dugaan plagiat pada Januri. Schmitt diduga telah menyalin banyak bagian tesisnya pada 1992 dari beberapa penulis lain tanpa menyebutkan rujukan atau kutipan yang memadai.
Setelah melakukan penyelidikan sendiri mengenai tuduhan itu, Semmelweis University melucuti gelar doktor Schmitt, demikian laporan Reuters, Jumat (30/3) pagi. Tesis Schmitt, kata universitas tersebut, tak memenuhi standard etika dan ilmiah, kata kantor berita nasional Hongaria, MTI.
Schmitt, presiden yang tak terlalu populer sejak ambruknya komunisme, sejauh ini telah menolak seruan dari partai oposisi, sebagian media dan bahkan satu kelompok intelektual berpengaruh agar ia mundur. Kelompok intelektual itu mengatakan Hongaria memerlukan kepala negara yang dapat dihormati di dalam dan luar negeri.
"Kami percaya tetapnya ia memangku jabatan juga bertolak-belakang dengan keinginannya sendiri," kata harian utama yang condong ke sayap-kanan Magyar Nemzet di dalam tajuknya. "Ini adalah perang yang akan membuat dia kalah. Rusaknya lembaga dan ambruknya kepercayaan dalam kehidupan rakyat yang terhormat tak bisa dihentikan seperti ini."
Jajak pendapat melalui Internet yang dilakukan oleh portal bertia Origo.hu memperlihatkan 90 persen dari sebanyak 35.000 responden berpendapat Schmitt mesti mundur.
Kasus tersebut membuat Schmitt jadi sasaran sindiran di media. harian paling terkenal di Hongaria, tabloid Blikk, menyiarkan gambar yang memperlihatkan Schmitt memakai stetoskop di lehernya dan kaus, dan berkata, "Saya seorang dokter, terima lah."(ANT/MEL)