Donald Trump Kembali Tutup Pemerintahan Amerika Serikat Untuk Ketiga Kalinya

Donald Trump telah shutdown atau menutup pemerintahan AS, setelah kesepakatan terkait anggaran untuk pembangunan tembok perbatasan tidak disetujui.

oleh Afra Augesti diperbarui 22 Des 2018, 12:50 WIB
Diterbitkan 22 Des 2018, 12:50 WIB
(dari kiri ke kanan) Pemimpin oposisi DPR AS Nancy Pelosi, Wapres AS Mike Pence, Presiden Donald Trump, dan Pemimpin oposisi DPD AS Chuck Schumer (AP PHOTO)
(dari kiri ke kanan) Pemimpin oposisi DPR AS Nancy Pelosi, Wapres AS Mike Pence, Presiden Donald Trump, dan Pemimpin oposisi DPD AS Chuck Schumer (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat resmi shutdown atau tutup setelah kesepakatan mengenai permintaan dana untuk pembangunan tembok perbatasan tidak disetujui oleh Senat. Demikian seperti dilansir dari News.com.au, Sabtu (22/12/2018).

Sebelumnya, Donald Trump bersumpah bahwa ia akan shutdown pemerintahan untuk jangka waktu yang sangat lama, apabila Demokrat tidak ikut mendanai pembangunan tembok perbatasan.

Pada Jumat, presiden yang diusung oleh Partai Republik itu mengakui bahwa Senat tidak bakal menyetujui permintaan pengajuan anggaran darinya yang berjumlah US$ 5 miliar, untuk membiayai tembok di perbatasan Meksiko-AS.

Dana tersebut sebelumnya telah disahkan oleh House of Representative (DPR), namun kuat kemungkinan akan ditolak Senat.

"Masalah ini benar-benar tergantung pada Demokrat. Sungguh bergantung pada mereka, apakah kami harus shutdown atau tidak," ujarnya di Gedung Putih, seperti dikutip dari Standard.co.uk, Sabtu (22/12/2018).

"Tapi bisa saja kami akan melakukannya (shutdown). Saya telah menegaskan kembali, karena saya kira Demokrat tidak peduli dengan isu ini. Kami benar-benar siap untuk shutdown dalam waktu yang sangat lama," tambah Trump, menurut CBS.

Jika tidak ada kesepakatan yang tercapai pada Jumat pagi waktu setempat, maka sebagian dari pemerintahan di AS akan mulai shutdown pada Jumat dini hari atau tepat tengah malam waktu AS. Dan kini, keputusan Trump tersebut menjadi nyata.

Donald Trump telah memanggil Senat dari Partai Republik ke Gedung Putih pada Jumat pagi guna membahas soal pendanaan temboknya, namun adu mulut justru terjadi.

Presiden ke-45 AS itu pun mengunggah kekesalannya di Twitter, menyindir Demokrat.

Sementara itu pada pekan lalu, Trump menyebut bahwa ia merasa "bangga" dengan rencananya menutup pemerintahan atas masalah keamanan perbatasan. Ia pun telah membatalkan jadwal perjalanan ke Mar-a-Lago pada hari ini, Sabtu (GMT).

Ini adalah penutupan pemerintah AS yang ketiga pada tahun ini, yang dilakukan selama Donald Trump menjabat, terhadap lembaga-lembaga federal.

 

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Reaksi yang Lain

Donald Trump
Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Tiga perempat dari program pemerintah AS sepenuhnya didanai oleh anggaran akhir tahun fiskal federal pada 30 September mendatang (2019), termasuk yang diberikan untuk Departemen Pertahanan, Departemen Tenaga Kerja dan Kesehatan, serta Layanan Publik.

Tetapi, pendanaan untuk lembaga lain seperti Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Kehakiman dan Departemen Pertanian, akan berakhir pada Jumat dini hari waktu AS.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, sebelumnya menekankan bahwa Donald Trump akan tetap memegang ucapannya dan "tidak akan mundur dalam pertarungan ini".

"Presiden memilih untuk berada di Washington daripada pergi ke resor Mar-a-Lago di Florida, untuk liburan sesuai rencananya," kata Sanders.

Kata Pejabat Lainnya

"Ugh, apakah dia menghancurkan hidupku?" ejek Senator Republik, Susan Collins, ketika dia diberitahu oleh wartawan tentang janji Trump untuk memveto kesepakatan anggaran untuk dinding perbatasan AS-Meksiko.

Sedangkan senator Demokrat, Kirsten Gillibrand, menyebut penutupan itu dapat dihindari secara menyeluruh. "Trump menyalahgunakan anggaran negara untuk membangun sesuatu yang tidak efektif dan itu merupakan sebuah pemborosan," tegasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya