Liputan6.com, Sisilia - Gunung berapi paling aktif di Eropa, Gunung Etna di Sisilia, mengalami erupsi pada Senin 24 Desember 2018 waktu setempat. Para pejabat melaporkan, erupsi gunung itu juga menyebabkan lebih dari 130 gempa vulkanik dengan magnitudo terbesar mencapai 4,3.
Observatorium Gunung Etna mengatakan lava telah keluar dari retakan baru di dekat kawah tenggara.
Seorang ahli vulkanologi setempat mengatakan itu adalah "letusan pertama dari fraktur lereng" Etna dalam lebih dari satu dekade, demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (25/12/2018).
Advertisement
Abu vulkanik menutupi desa-desa terdekat, sementara pesawat ke bandara Catania harus dihentikan sementara.
Baca Juga
Sebuah ledakan besar terasa dekat dengan Etna di pagi hari 24 Desember.
Sebuah video yang direkam dengan ketinggian 2.500 m (8.200 kaki) di atas gunung berapi setinggi 3.350 m menunjukkan penyebaran abu yang cepat. Orang-orang di lereng gunung diminta melarikan diri dengan cepat.
Bandara Catania mengatakan kemudian bahwa wilayah udara telah dibuka kembali untuk memungkinkan empat pesawat mendarat setiap jamnya, sebelum kemudian mengonfirmasi bahwa mereka akan kembali ke operasi normal pada pukul 20:00 waktu setempat (19:00 GMT).
Lembaga vulkanologi INGV Italia mengatakan bahwa selama periode tiga jam dari 08:50 (07:50 GMT) pada hari Senin, lebih dari 130 gempa bumi terjadi.
Getaran terbesar bermagnitudo 4 terjadi di sisi timur laut Gunung Etna dekat Piano Pernicana, sementara yang lain dengan kekuatan serupa terasa di sayap utara.
Gempa kemudian diikuti oleh letusan hebat dari kawah baru di tenggara gunung berapi.
Kemudian pada hari Senin, gempa berkekuatan 4,3 juga dicatat oleh para pejabat - yang paling kuat dirasakan sepanjang hari.
Meskipun Gunung Etna telah sering mengalami letusan, INGV mengatakan pada bulan Agustus bahwa gunung berapi telah tumbuh lebih cepat daripada sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Maret, sebuah tim yang dipimpin Inggris mengatakan bahwa seluruh struktur gunung berapi utama Eropa bergerak ke arah laut dengan kecepatan 14mm per tahun.
Simak video pilihan berikut:
Longsoran Gunung Etna ke Laut Bisa Sebabkan Tsunami? Ini Kata Ahli
Para ahli vulkanologi terus mengamati perkembangan Gunung Etna, gunung berapi aktif di pesisir timur Pulau Sisilia, Italia. Selama ribuan tahun, bahaya dari gunung ini terus mengintai daratan Eropa. Orang-orang pun kerap menjulukinya sebagai 'gerbang neraka'.
Akan tetapi, ilmuwan memperingatkan bahwa di masa mendatang, ancaman tersebut bisa berubah dan bukan disebabkan oleh lava, melainkan Laut Tengah yang mengelilingi Pulau Sisilia.
Ketika erupsi atau meletus, material vulkanik Gunung Etna terus mengarah ke Laut Mediterania. Kejadian ini telah diamati oleh para peneliti selama beberapa dekade. Tetapi riset baru menunjukkan, fenomena kolosal tersebut bisa menjadi bahaya yang lebih besar dari yang pernah disadari oleh siapa pun.
"Seluruh lereng bergerak karena gravitasi," jelas ahli geofisika Heidrun Kopp dari Geomar Helmholtz Centre for Ocean Research di Jerman.
"Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa longsoran lava atau material vulkanik Gunung Etna yang menuju ke laut bisa menimbulkan malapetaka, yang dapat memicu tsunami di seluruh wilayah Mediterania," lanjutnya lagi, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (12/10/2018). Baca selengkapnya...
Advertisement