Liputan6.com, Jakarta - Banyak suara misterius yang tidak dapat dijelaskan, di mana terdengar beberapa kali dengan frekuensi berulang, yang telah dilaporkan di seluruh dunia.
Beberapa tetap menjadi misteri selama bertahun-tahun sebelum akhirnya terpecahkan secara ilmiah, seperti 'bloop', atau suara frekuensi ultra-rendah yang sangat kuat dan keras, sehingga bahkan seekor paus biru pun tidak bisa mengeluarkannya.
Ketika ditemukan oleh mikrofon laut pada 1997, bloop awalnya diduga sebagai suara intaian di kedalaman yang belum dijelajahi, lebih besar dari makhluk laut raksasa yang pernah diketahui.
Advertisement
Baca Juga
Kenyataannya tidak seperti itu. Sekitar 15 tahun setelahnya, penelitian ilmiah mengungkap bahwa bloop disebabkan oleh rak es raksasa yang pecah di Antartika.
Bloop tidak hanya suara misterius yang menarik perhatian peneliti untuk mencari pembuktiannya selama betahun-tahun. Masih ada banyak hal serupa lainnya yang menggelitik ilmuwan untuk memecahkannya.
Berikut adalah lima suara misterius yang masih belum bisa dipecahkan oleh ilmu pengetahuan, sebagaimana dikutip dari situs web Cosmos Magazine pada Kamis (27/12/2018).
Simak video pilihan berikut:
1. Dengungan
Suara frekuensi rendah yang konstan telah mengganggu orang-orang di seluruh dunia sejak setidaknya dekade 1960-an. Sebagian besar saksi mengatakan itu terdengar seperti mesin truk yang berhenti, dan penyumbat telinga tidak membantu untuk memblokirnya.
Disebut Hum, atau dengungan, suara tersebut didokumentasikan dengan sangat baik sehingga kita bahkan memiliki beberapa statistik, yakni hanya dapat didengar oleh sekitar 2 persen dari total populasi dunia.
Umumnya hal tersebut terjadi di dalam ruangan, dan menjadi lebih keras di malam hari. Selain itu, suara misterius terkait lebih sering muncul di pedesaan dan pinggiran kota, di mana cenderung didengar oleh orang-orang setengah baya.
Beberapa orang meragukan dengungan sebagai suara fisik. Sepersekian kasus yang diteliti secara psikologis, menyebut orang-orang terlalu fokus pada kebisingan sekitar.
Banyak sumber yang dikesampingkan, menurut peneliti, seperti kebisingan jalan raya, peralatan industri, jaringan listrik dan menara telepon.
Teori-teori lain dari berbagai kemungkinan masuk akal telah disarankan, seperti gempa bumi, perkawinan ikan, saluran listrik atau gas, terowongan di bawah bumi, perangkat komunikasi nirkabel, dan bahkan kedatangan alien.
Sebuah studi oleh ahli geografi David Deming, dari University of Nebraska, menunjukkan bahwa dengungan mungkin sebenarnya adalah hasil dari transmisi radio Very Low Frequency (VLF) yang digunakan oleh kekuatan militer.
Penelitian lain menunjukkan bahwa dengungan berasal dari fenomena terestrial atau geologis alami. Ini adalah fakta yang dipelajari dengan baik, ketika mengetahui bahwa hewan tampaknya dapat memprediksi gempa, di mana mungkin beberapa manusia memiliki mekanisme yang sama.
Advertisement
2. Getaran Langit
Getaran langit adalah suara lain yang terdengar di seluruh dunia. Dari Sungai Gangga di India hingga Laut Jepang, ledakan misterius ini terdengar seperti tembakan meriam yang turun dari langit.
Mereka biasanya terdengar di dekat air, sesekali mengguncang jendela dan piring. Beberapa telah dijelaskan oleh pesawat militer yang memecahkan penghalang suara, tetapi itu tidak memperhitungkan laporan tentang gempa yang terdengar hingga tahun 1824.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa kemungkinan penyebab. Di dekat pantai, ledakan mungkin disebabkan oleh ombak besar yang menghantam tebing.
Bukit pasir juga mampu, melalui mekanisme yang tidak dijelaskan, menghasilkan suara termasuk pada kesempatan langka, ledakan besar.
Teori lainnya adalah meteor yang menghasilkan ledakan sonik saat melaju cepat ke atmosfer, atau bisa juga oleh gelombang kejut akibat ejeksi massa koronal dari Matahari yang menabrak medan magnet Bumi.
Selain itu, ada pula yang menyebut getaran langit berasal dari letusan gunung berapi yang jauh, rambatan guntur melalui atmosfer atas, gempa yang membuat kebisingan saat memecahkan kerak bumi, serta gas yang menyembur dari bawah dasar laut atau danau.
3. Paus 52 Hertz
Sebuah frekuensi suara yang menyerupai komunikasi paus, namun berbeda, telah terlacak beberapa kali di Pasifik Utara oleh serangkaian hidrofon angkatan laut, yang diklasifikasikan sejak tahun 1992.
Meski suara tersebut memiliki kesamaan tertentu dengan suara paus biru dan paus sirip, namun ternyata tidak memiliki kaitan sama sekali.
Suara aneh itu hanya terdengar singkat, dan sering tertangkap pada frekuensi 52 Hertz, jauh lebih tinggi daripada spesies paus lainnya.
Untuk diketahui, paus biru biasanya berkomunikasi pada frekuensi antara 10–39 Hertz, dan paus sirip pada kecepatan 20 Hertz.
Untuk menjelaskan suara aneh ini, para ilmuwan berspekulasi bahwa hal itu berasal dari hewan yang mungkin cacat atau hibrida seperti keturunan paus biru dan paus sirip.
Pendapat lain memperkirakan itu bisa jadi bentuk nyanyian hewan laut yang belum ditemukan spesiesnya.
Advertisement
4. Sapuan Atas
Jenis suara misterius ini terdiri dari rangkaian panjang suara yang menyapu berulang kali ke atas, seperti lolongan tidak wajar, dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi.
Suara misterius ini pertama kali terdeteksi di lautan Pasifik pada 1991 oleh hidrofon otonom dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA).
Menariknya, intensitas suara itu berubah sepanjang tahun, memuncak pada musim semi dan musim gugur, meskipun para ilmuwan tidak yakin apakah ini disebabkan oleh perubahan lingkungan yang dilalui suara.
Sapuan atas memiliki sebuah penjelasan yang masuk akal, tetapi belum dikonfirmasi sepenuhnya, yakni gunung berapi bawah laut.
Diperkirakan suara itu mungkin hasil dari lava panas yang mengalir ke air laut yang dingin. Meskipun masih dapat dideteksi, tingkat frekuensi sapuan atas telah perlahan menurun sejak penemuan awal.
5. Nyanyian Mesir Kuno
Jika suara-suara misterius pada umumnya terdengar selama beberapa dekade terakhir, tetapi ribuan tahun lalu ternyata telah muncul fenomena serupa, yakni pada era Mesir Kuno.
Di sebelah barat Sungai Nil dekat Luxor, Mesir, dua patung batu kembar berdiri dengan gagah. Disebut sebagai Colossi of Memnon, yang menjadi penghormatan kepada Firaun Amenhotep III.
Pada 27 SM, gempa besar menghancurkan bagian dari salah satu patung kolosal, menghancurkan bagian bawah dan sebagian atasnya.
Segera setelahnya, orang-orang mulai memperhatikan sesuatu yang aneh, patung itu mulai 'bernyanyi'. Suara misterius itu biasanya datang saat fajar dan terutama dilaporkan pada bulan Februari atau Maret.
Bagi sejarawan dan ahli geografi Yunani, Strabo, suara misterius itu terdengar seperti sebuah pukulan, sementara pengelana dan geografi Yunani Pausanias membandingkannya dengan serangkaian pemecah kecapi.
Di lain pihak, para ilmuwan mmodern berspekulasi suara itu disebabkan oleh kenaikan panas dan kelembaban di reruntuhan batu saat Matahari terbit. Tetapi mereka tidak dapat memeriksa teorinya, karena meskipun patung-patung itu masih ada, suaranya tidak lagi terdengar.
Pada sekitar tahun 199 Masehi, kaisar Romawi Septimius Severus memerintahkan perbaikan kerusakan akibat gempa, dan konon sejak itu, nyanyian misterius tersebut menghilang.
Advertisement