Liputan6.com, Pyongyang - Sejarah dunia mencatat bahwa pada 28 Desember 1972 menjadi hari bersejarah bagi rakyat Korea Utara (Korut). Kala itu, sang pemimpin, Kim Il-sung diangkat menjadi presiden. Jabatan yang diisandangnya bahkan setelah ajal menjemput.
Sebelumnya, pria kelahiran 15 April 1912 di Mangyondae dekat Pyongyang, memimpin Korea Utara sebagai perdana menteri (PM). Pada saat itu, dalam konstitusi negara itu tak ada jabatan presiden, hanya ada kepala pemerintahan.
Baca Juga
5 November 2021: Insiden Berdesakan Mematikan di Festival Astroworld Rapper Travis Scott, 10 Orang Tewas
4 November 1993: Pesawat Boeing 747-400 China Airlines Tergelincir ke Pelabuhan Victoria Hong Kong Saat Mendarat
3 November 1918: Pemberontakan Kiel Picu Kaisar Jerman Turun Takhta dan Lahirnya Republik Weimar
Pada tahun 1972, melalui amandemen konstitusi, jabatan presiden dibentuk, Kim Il-sung pun kemudian diangkat menjadi Presiden Korea Utara. Sebelumnya ia menduduki posisi PM pada tahun 1948 hingga 1972.
Advertisement
Dikutip dari Biography.com, Jumat (28/12/2018), setelah itu ia mengambil kebijakan dalam negeri yang terfokus pada militerisasi dan industrialisasi.Â
Pada tahun 1980, ia memberikan tanda bahwa anaknya, Kim Jong-il akan dijadikan penerusnya dengan memberikan tugas-tugas negara kepadanya.
Dilansir dari berbagai sumber, Kim Il-sung-- yang posisinya paling berpengaruh saat menjadi Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea -- secara resmi disebut sebagai Pemimpin Besar atau Great Leader. Karena penanaman konsep kemandirian ekonomi yang digagasnya.
Menurut Konstitusi Korea Utara, pria yang terlahir sebagai Kim Song-ju itu adalah Presiden Abadi negara tersebut. Ia menjabat sejak tahun 1972 hingga 1994, atau dengan kata lain selama 22 tahun sebelum berpulang pada 8 Juli 1994 di usia 82 tahun.
Sepeninggal Kim Il-sung, putranya, Kim Jong-il yang diwariskan kepemimpinan tersebut. Kini kekuasaan Korut berada di tangan Kim Jong-un -- cucu Kim Il-sung.
Selain peristiwa tersebut, 42 tahun setelahnya, 28 Desember 2014, tragedi dunia penerbangan melanda Indonesia. AirAsia 8501 jatuh di perairan Laut Jawa. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 162 dinyatakan tewas.
Sementara itu pada 1836 sejarah mencatat bahwa Australia Selatan dan Adelaide ditemukan.
Â
Saksikan juga video berikut ini: