Pemerintah AS Masih Tutup, Donald Trump Mau Bernegosiasi dengan DPR

Donald Trump hendak bernegosiasi dengan DPR AS terkait anggaran pembangunan tembok di perbatasan dan government shutdown AS.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Jan 2019, 11:35 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 11:35 WIB
(dari kiri ke kanan) Pemimpin oposisi DPR AS Nancy Pelosi, Wapres AS Mike Pence, Presiden Donald Trump, dan Pemimpin oposisi DPD AS Chuck Schumer (AP PHOTO)
(dari kiri ke kanan) Pemimpin oposisi DPR AS Nancy Pelosi, Wapres AS Mike Pence, Presiden Donald Trump, dan Pemimpin oposisi DPD AS Chuck Schumer (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington DC - Menginjak hari ke-11 government shutdown atau keputusan untuk menutup pemerintahan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keinginannya untuk "membuat kesepakatan" dengan pemimpin fraksi Partai Demokrat di House of Representatives (DPR AS), Nancy Pelosi, mengenai pendanaan pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko.

Tak disetujuinya proposal anggaran Trump terkait pembangunan tembok oleh Pelosi dan sejumlah anggota House of Representatives menjadi faktor utama yang memicu sang presiden AS mengumumkan government shutdown tepat akhir tahun lalu.

Kini, ketika government shutdown memasuki awal tahun 2019, Trump mengajak Pelosi untuk 'bernegosiasi'. Lewat Twitter, presiden ke-45 AS itu mengatakan:

"Keamanan di perbatasan dan 'hal' terkait tembok dan shutdown adalah berbagai urusan yang tak ingin dihadapi Nancy Pelosi saat ia memulai jabatannya sebagai Speaker (kepala House of Representatives)! Mari membuat kesepakatan?" unggah Trump, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (2/1/2019).

Nancy Pelosi siap menjadi ketua DPR ketika Partai Demokrat secara resmi mengambil kembali kontrol lembaga legislatif itu tepat akhir tahun lalu --dipicu oleh kemenangan Demokrat di DPR dalam pemilu paruh waktu November 2018.

Komentar Donald Trump datang di tengah berita bahwa anggota DPR fraksi Demokrat berencana untuk memperkenalkan paket RUU legislatif untuk membuka kembali pemerintah pada hari Kamis 3 Januari 2019 --meskipun tidak jelas apakah Trump atau Partai Republik di Senat akan setuju dengan proposal itu.

Fox News melaporkan, ada pertemuan di Gedung Putih pada Rabu 2 Januari 2019 antara Trump dan dua pemimpin teratas dari setiap partai dari masing-masing kamar (DPR dan Senat) untuk membahas negosiasi paket RUU itu dan kebuntuan terkait government shutdown.

Rencana anggota DPR fraksi Demokrat mencakup satu RUU untuk mendanai Kementerian Keamanan Dalam Negeri sesuai anggaran normal hingga 8 Februari --dengan sekitar US$ 1,3 miliar dialokasikan untuk keamanan perbatasan.

Tapi, paket itu belum termasuk uang senilai US$ 5 miliar untuk membangun tembok yang diinginkan presiden di perbatasan AS-Meksiko.

Kendati demikian, belum jelas apakah RUU itu akan disetujui oleh Senat AS --yang didominasi oleh Partai Republik. Pemimpin fraksi Republik di Senat AS, Mitch McConnell menjelaskan lewat juru bicara bahwa fraksinya tidak akan menyetujui RUU itu jika Presiden Donald Trump tidak mendukungnya.

 

Simak video pilihan berikut:

Negosiasi Mandek

Donald Trump
Presiden AS Donald Trump. (AP File)

Partai Demokrat dan Partai Republik (yang mengusung Trump) di legislatif belum mencapai kata sepakat terkait apakah Kongres AS akan menerima tuntutan Presiden Trump untuk US$ 5 miliar untuk mendanai tembok perbatasan --yang kemudian memicu Trump mengumumkan government shutdown

Dan, negosiasi atas penutupan sebagian pemerintah terhenti selama liburan, namun, dampak dari shutdown tidak serta-merta ikut berhenti pula.

Sembilan dari 15 departemen tingkat Kabinet dan lusinan lembaga telah ditutup, mempengaruhi sekitar seperempat dari pemerintah federal.

Dengan tidak adanya resolusi yang terlihat, penutupan ini memaksa ratusan ribu pekerja dan kontraktor federal untuk tinggal di rumah atau bekerja tanpa bayaran. Museum dan galeri yang populer di kalangan pengunjung dan penduduk setempat di ibukota negara itu akan tutup mulai pertengahan minggu jika government shutdown pemerintah federal berlanjut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya