5 Negara dengan Militer Terkuat di Timur Tengah, Israel Nomor Berapa?

Ini dia lima negara dengan militer terkuat di Timur Tengah. Israel masuk dalam daftar tersebut. Posisi berapa?

oleh Siti Khotimah diperbarui 30 Jan 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2019, 19:40 WIB
Israel Kerahkan Puluhan Tank ke Perbatasan Gaza
Tentara Israel berjalan melewati tank di dekat perbatasan Gaza-Israel, Jumat (19/10). Pengerahan kekuatan militer terjadi berselang sehari usai roket Palestina menghancurkan sebuah rumah di selatan Israel. (AP Photo/Ariel Schalit)

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Timur Tengah tidak pernah sepi dari konflik dan perang. Wilayah yang merujuk Asia Barat Daya dan Afrika Utara itu, diklaim sebagai area yang paling tidak stabil di dunia.

Tentu tidak mengagetkan, mengingat berbagai perang saudara terjadi di dalamnya, misalnya di Yaman dan Suriah. Belum lagi dengan perang yang tidak kunjung usai antara Israel dan Palestina.

Berbagai konflik sering kali berakhir menjadi perang proksi, yang menyediakan panggung bagi negara-negara besar untuk ikut campur. Belum lagi, keikut-sertaan negara dengan ambisi mendominasi region, misal Iran dan Arab Saudi.

Dengan keadaan itu, tak heran negara-negara di Timur Tengah telah bersiap dengan militer yang kuat. Mengingat, konon katanya perang yang hebat dapat dihindari ketika sejumlah negara yang berkonfrontasi berada dalam keadaan "Balance of Power" atau kekuatan yang seimbang. Kekuatan itu merujuk pada kapasitas militer yang dimiliki oleh masing-masing negara.

Berikut adalah tujuh negara dengan militer terkuat di Timur Tengah, dilansir dari Global Firepower (GFP) dan Forbes, Rabu (30/1/2019).

GFP sendiri menyediakan analisis terhadap kapasitas militer negara-negara di dunia berdasar indeks kekuatan masing-masing negara. Hal itu diukur dari potensi menciptakan perang serta jumlah senjata konvensional baik korps darat, laut, maupun udara.

Saksikan pula video pilihan berikut:

 

1. Turki

Dukungan Warga Turki untuk Tentaranya yang Perangi Kurdi di Suriah
Isikli Tosun Baba (60) melambaikan bendera saat pasukan Turki bergerak melewatinya di Oncupinar, Kilis, Turki, Minggu (28/1). Aksi itu dilakukan untuk mendukung serangan pasukan Turki ke kantung Kurdi di Afrin, Suriah. (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Dalam GFP, Turki memiliki indeks kekuatan 0,2216 (indeks sempurna bernilai 0,0000) dan menduduki peringkat 9 dunia. Negara yang dipimpin oleh Erdogan tersebut memiliki personel militer aktif sebanyak 355.800, dan anggaran militer sejumlah US$ 8 miliar (sekira Rp 113 triliun). Negara ini memiliki hubungan militer yang intens dengan Qatar, Somalia, serta berafiliasi dengan NATO.

Meskipun demikian, Turki sebetulnya juga menghadapi tantangan dalam institusi militer khususnya sejak banyak perwira yang disingkirkan dari institusi militer karena dianggap terlibat dalam kudeta, baik kudeta masa lalu maupun kudeta 2016.

Dengan Militer yang demikian kuat, Turki percaya diri untuk ikut serta dalam perang yang terjadi di negara tetangga. Misalnya adalah keikutsertaa Turki di Suriah, dengan klimaksnya adalah kampanye Afrin pada Januari 2018 lalu.

2. Mesir

Ilustrasi militer Mesir (AFP Photo)
Ilustrasi militer Mesir (AFP Photo)

Mesir memiliki indeks kekuatan 0,2751 dengan 438.500 personel militer aktif. Untuk anggarannya, Mesir jauh dari Turki, di mana hanya sebesar US$ 2,7 miliar (sekira Rp 38,16 triliun).

Negara yang dipimpin oleh mantan jenderal, Abdul Fatah el-Sisi, ini tengah melancarkan program rekapitalisasi peralatan perang, termasuk memiliki pesawat tempur baru, ditambah dengan helikopter serang dan rudal darat ke udara. Mesir juga masuk sebagai peringkat 10 di dunia untuk negara dengan militer terkuat.

Meskipun memiliki militer yang sangat kuat, negara ini juga masih berjuang tanpa letih menghabisi para teroris. Hingga saat ini, ia berusaha menggempur basis pertahanan ISIS di Semenanjung Sinai bersama dengan sekutunya.

3. Iran

Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi (iStock)

Iran naik satu peringkat dari tahun lalu, sebagai negara dengan militer terkuat di Timur Tengah. Setelah sebelumnya, posisi ini ditempati oleh Israel. Iran memiliki indeks kekuatan 0,3131 dan pasukan sejumlah 523.000 pada tahun 2017.

Negara yang berkeinginan menjadi superpower kawasan ini rela menggelontorkan dana sangat besar, yakni US$ 16 miliar (sekira Rp 226,23 triliun).

Sanksi dari komunitas internasional yang menyebabkan Iran tidak dapat mengekspor senjata, telah memaksa negara itu mengembangkan sendiri.

Jangan salah, angkatan bersenjatanya juga terlihat kuat dalam peperangan asimetris meskipun menggunakan senjata buatan dalam negeri. Pasukan Iran, khususnya unit Al Quds dari IRGC telah memainkan peran vital di Suriah dan Irak.

4. Israel

20161123-Tentara-Wanita-Israel-AFP
Tentara wanita Israel dari Batalion Bardalas saat menjalani latihan di sebuah kamp militer di dekat Yoqne'am Illit, Israel Utara, (13/9). Batalion Bardales diperkuat oleh tentara pria dan wanita. (AFP Photo/Jack Guez)

Israel turun menjadi peringkat 4 dengan indeks kekuatannya 0,3444. Negara pemilik institusi militer IDF ini memiliki personel militer sebanyak 176.500 dan menggelontorkan dana US$ 18,5 miliar (sekira Rp 261,47 triliun). Jumlah sebesar itu tidak mengagetkan, mengingat ia harus menghadapi ancaman-ancaman yang datang dari negara di kawasan.

Militer Israel (IDF) memiliki perlengkapan dan pelatihan terbaik di kawasan. Belum lagi, Israel selalu mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat yang merupakan sekutunya.

5.Arab Saudi

Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)

Negara kaya raya di Timur Tengah ini menempati posisi ke-5, dengan indeks kekuatan 0,4636.

Negara yang juga bersekutu dengan AS di beberapa kesempatan ini, memiliki jumlah pasukan militer sebanyak 227.000 dan menggelontorkan dana US$ 76,7 miliar (sekira Rp 1.083 triliun)! Jumlah yang fantastis, namun juga sebanding dengan ambisinya untuk tetap menjadi superpower kawasan Timur Tengah, dan menghalau rivalnya, Iran.

Uang sebanyak itu dihabiskan untuk memberi peralatan militer canggih.

Setidaknya, militer Saudi telah diuji coba pada Perang Yaman beberapa waktu silam, meskipun akhirnya kalah dari Houti. Kekalahan yang tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan untuk militer tersebut, sering kali mendatangkan tanda tanya besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya