Kena Serangan Jantung, Jerapah Betina Mati dalam Persalinan Selama 48 Jam

Mereka yang mendengar kematian Lucy si jerapah di kebun binatang Singapura mengaku sedih dan berduka.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Feb 2019, 00:02 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2019, 00:02 WIB
Bayi Jerapah di Kebun Binatang Praha
Ilustrasi jerapah. (Michal Cizek / AFP)

Liputan6.com, Singapura - Lucy si jerapah betina penghuni Kebun Binatang Singapura, mati pada Selasa 5 Februari 2015 pukul 19.00 malam waktu setempat.

"Selama proses mengeluarkan janin dari rahim Lucy, dia mengalami henti jantung.  Lebih dari 10 menit kami berusaha untuk menyadarkannya, namun upaya itu sia-sia," demikian pernyataan Wildlife Reserve Singapura (WRS) di posting Facebook seperti dikutip dari The Straits Times, Rabu (6/2/2019).

Jerapah berusia 14 tahun itu dipastikan mengandung anak pertamanya pada April tahun lalu.

Lucy dikawinkan dengan dua jerapah jantan, yaitu Marco yang juga berusia 14 tahun dan Jubilee yang lahir pada 2015 -- anak pasangan Marco dan Roni, yang mati pada April 2017 lalu.

Berasal dari The Tisch Family Zoological Gardens di Israel, Lucy si jerapah melakukan pelayaran laut selama 16 hari menuju Singapura pada 2005.

Sebelumnya, kebun binatang itu juga kehilangan beruang kutub terakhir di pulau itu, Inuka, pada 25 April tahun lalu setelah kesehatannya memburuk dan ia harus disuntik mati. 

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Memicu Kesedihan

Bayi Jerapah di Kebun Binatang Praha
Bayi jerapah Rothschild berusia 5 hari terlihat di depan jerapah dewasa di kebun binatang di Praha, Selasa (29/1). Jerapah jenis ini hidup di dua negara bagian Afrika, yaitu Kenya dan Uganda, dan sebagian besar hidup di Kenya. (Michal Cizek / AFP)

Mereka yang mendengar kematian Lucy mengaku sedih. Ucapan duka mengalir di media sosial.

Pengguna Facebook bernama Hemalatha Sivakumar mengatakan dia telah membawa bayinya untuk mengunjungi Lucy bulan lalu, ketika jerapah itu tengah mengandung.

"Kalian berdua berada di tempat yang lebih baik sekarang. Beristirahatlah dengan tenang Lucy & anaknya," demikian unggahan belasungkawanya. Tak hanya Lucy yang mati, anak di dalam kandungannya lebih dulu mengembuskan napas penghabisan. 

Dalam balasan ke salah satu komentar, WRS mengatakan bahwa Lucy tak mampu melahirkan bayinya sendiri. Ia mati saat di tengah proses persalinan yang berlangsung lebih dari 48 jam. 

"Berdasarkan waktu dan hasil konsultasi dengan para ahli jerapah lainnya, dokter hewan kami tahu bahwa peluang bertahan hidup untuk anak jerapah itu mendekati nol," kata WRS.

Bayi jerapah itu mati dukuan. Mengingat bahaya lain akan muncul pada Lucy jika anak jerapah yang mati tidak bisa dikeluarkan, akhirnya dokter hewan membuat keputusan untuk mengekstraksi janin dan fokus menyelamatkan Lucy.

"Sayangnya, Lucy mengalami serangan jantung selama prosedur dan kini berada di surga," tambah WRS.

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada semua staf di kebun binatang yang merawatnya dengan sangat baik. Ini kesedihan yang memilukan," kata Tan Hsien-Li dalam komentar Facebook.

Pengguna lainnya, Nancy Pabody berkata, "Kami telah kehilangan terlalu banyak 'raksasa lembut' baru-baru ini. Doa kami agar April (jerapah) bisa melahirkan dengan selamat dalam beberapa bulan lagi dan agar dia dan anaknya sehat!"

April adalah seekor jerapah di Animal Adventure Park di New York, yang tenar pada tahun 2017 ketika melahirkan anak keempatnya. 

Proses persalinan kala itu disiarkan secara langsung. April dipastikan hamil lagi pada 2018, dengan bayi kelimanya diperkirakan lahir pada musim semi 2019, kata kebun binatang New York. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya