Kanada Menerima 750 Eks Budak dari Libya

Kanada menerima 750 pengungsi dari Libya yang merupakan mantan budak.

oleh Siti Khotimah diperbarui 08 Feb 2019, 08:31 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 08:31 WIB
Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)
Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)

Liputan6.com, Ottawa - Kanada akan menerima sekitar 750 mantan budak dari Libya, sebagai pengungsi. Hal itu disampaikan oleh Menteri Imigrasi, Ahmed Hussen, pada Rabu 6 Februari 2019.

Setahun lalu, sebuah laporan PBB yang ditujukan kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB mengatakan, kasus perdagangan manusia terjadi di Libya karena disebabkan oleh situasi politik.

"Pada 2017, dunia dikejutkan oleh potret mengerikan orang-orang yang dijual sebagai budak di Libya," tutur Hussen dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/2/2019).

Hussen juga mengapresiasi negaranya yang telah bekerja secara aktif dengan badan pengungsi PBB (UNHCR) untuk menerima pengungsi dari berbagai negara. Ia sendiri merupakan pengungsi dari Somalia yang kemudian mendapatkan hak sebagai warga negara.

"Kanada adalah salah satu dari sebagian kecil negara yang menerima pengungsi secara langsung dari Libya dan menawarkan rumah baru di Kanada," kata Hussen.

Negeri Maple juga memberikan tempat tinggal bagi 100 pengungsi asal Niger yang sebelumnya ditampung di pusat detensi di Libya. Sebagian dari mereka adalah korban dari penyelundupan manusia.

"Beberapa di antara mereka telah sampai di Kanada," Hussen menambahkan.

"Warga negara Kanada selalu menyambut para pendatang baru, dan kedermawanan itu telah membantu menawarkan perlindungan bagi mereka yang lari dari penyiksaan, teror, dan perang," pungkasnya.

 

Simak video berikut:

Kanada Juga Beri Suaka Pria Asal Suriah

Hassan Al Kontar, Pengungsi Suriah yang Sudah 7 Bulan Terjebak di Bandara Kuala Lumpur
(Foto: @Kontar81/Twitter) Hassan Al Kontar, pengungsi Suriah yang terlantung-lantung nasibnya di negeri Jiran.

Sementara pada November 2018, Kanada juga menawarkan suaka bagi pria asal Suriah yang terjebak selama lebih dari tujuh bulan di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

Nasib Hassan al-Kontar mendapat perhatian global ketika ia mulai mengunggah video secara berkala dari Negeri Jiran, yang menceritakan kesehariannya di dalam bandara, dan berbagi pandangan tentang beragam isu.

Al-Kontar (37) telah menghabiskan dua bulan terakhir di pusat detensi Malaysia dan sponsornya dari kanada berupaya mempercepat penyelesaian kasusnya.

Kontar dikabarkan telah mendarat di Kota Vancouver, Kanada, pada Senin malam, 26 November 2018.

Dua organisasi, British Columbia Muslim Association dan Canada Caring Society, mensponsori al-Kontar untuk datang ke Kanada sebagai pengungsi.

"Ini rasa lega yang sangat besar, masih tidak bisa dipercaya," kata Laurie Cooper, seorang sukarelawan dari Canada Caring Society.

"Ini adalah perjalanan yang panjang dan penuh pasang surut," lanjutnya.

Kedua kelompok itu menyatakan bahwa orang-orang dari seluruh dunia membantu mengumpulkan dana untuk membawa al-Kontar ke Kanada, dan dapat terhindar dari berbagai ancaman di tanah kelahirannya.

Kementerian Imigrasi Federal Kanada menyatakan bahwa setiap aplikasi permohonan suaka telah ditinjau secara adil.

"Meskipun kami tidak dapat mengomentari kasus individu, setiap aplikasi ditinjau secara adil, berdasarkan pada manfaatnya," kata salah satu pejabat kementerian.

Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah memperjuangkan kasus al-Kontar, dan sebuah petisi daring yang diluncurkan oleh Canadian Caring Society berhasil mengumpulkan lebih dari 62.000 tanda tangan dukungan baginya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya