Pemakan Dosa hingga Pembuka Gulungan Mumi, Ini 5 Pekerjaan Aneh di Inggris Abad ke-19

Pada era Victoria, Inggris memiliki pekerjaan unik yang saat ini hampir tidak ada.

oleh Siti Khotimah diperbarui 04 Mar 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2019, 21:00 WIB
Melihat dari Dekat Mumi Firaun Tutankhamun
Kaki Mumi Raja Tutankhamun terlihat di makam bawah tanahnya (KV62) di Lembah Para Raja, Luxor, Mesir (31/1). Makam terkenal tersebut menjalani konservasi sembilan tahun oleh tim spesialis internasional. (AFP Photo/Mohamed El-Shahed)

Liputan6.com, Jakarta - Mata pencaharian bersifat dinamis dari satu era ke era yang lain. Misalnya, saat ini kita mengenal jenis pekerjaan admin media sosial, youtuber hingga influencer yang bahkan tidak ada pada tahun 80-an.

Begitu pula sejumlah pekerjaan yang dulu sempat eksis namun sekarang susah ditemui. Beberapa di antaranya adalah penjual minyak tanah, juru ketik, dan joki 'three in one' yang sempat populer di Jakarta.

 

Di Inggris,  pernah ada pekerjaan yang sangat unik, bahkan terkesan horor pada masa pemerintahan Ratu Victoria. Era Victoria yang dimaksud berlangsung dari 1837 hingga 1901.

Sebagian dari kita tidak akan habis pikir mengapa mata pencaharian itu pernah ada di Inggris, mengingat beberapa di antaranya sangat aneh dan seolah tak mungkin ada yang mau mengerjakan.

Berikut adalah lima pekerjaan unik di Inggris era Victoria, dilansir dari situs listverse.com, Senin (4/3/2019).

 

Simak pula video pilihan berikut:

1. Penangkap Tikus

ilustrasi tikus
ilustrasi tikus (iStockphoto)

Pada masa Victoria di Inggris, relatif mudah ditemui sekawanan tikus yang berkeliling di rumah atau jalanan. Sebagian penduduk mengatakan hewan itu 'haus darah', sehingga terdengar menakutkan.

Pada akhir abad 18, Inggris Raya diserang oleh tikus berwarna abu-abu yang jauh lebih besar dan lebih ganas daripada tikus hitam biasa. Binatang itu begitu mengancam bahkan konon dapat menggerogoti tangan dan kaki anak-anak.

Untuk mengusir 'musuh' tersebut, sebagian orang mempekerjakan penangkap tikus yang akan dibayar untuk setiap ekor hewan yang didapat.

Para penangkap tikus biasanya berasal dari golongan masyarakat kelas bawah, yang terpaksa menangkap hewan menjijikkan untuk mendapatkan uang. Meskipun demikian, saat itu terdapat satu penangkap tikus profesional yang sangat tersohor, bernama Jack Black.

Black adalah penangkap tikus pribadi Ratu Victoria. Ia biasa menyembunyikan tikus hidup di balik jasnya. Sering kali ia benar-benar 'menangkap', bukan membunuh hewan itu.

Black biasanya menjual kembali tikus-tikus hidup yang didapat kepada bandar judi. Kala itu, judi juga dilakukan dengan kompetisi adu anjing. Anjing yang keluar sebagai pemenang adalah yang mampu membunuh paling banyak tikus dalam waktu tertentu.

2. Gengster Pencuri Mayat

Makam Pemakaman dan Kuburan
Ilustrasi Foto Pemakaman (iStockphoto)

Pada abad 19, sangat susah mendapatkan mayat legal untuk dijadikan media percobaan bidang kedokteran atau anatomi. Hanya jasad pelaku kriminal yang diperbolehkan sebagai alat percobaan tersebut.

Mengingat kebutuhan dunia anatomi akan mayat sangat tinggi, di Inggris berkembang pekerjaan pencuri mayat.

Para gengster pencuri mayat biasanya hanya akan mencuri badan, dan meninggalkan perhiasan serta barang berharga jenazah di dalam peti mati. Hal itu dikarenakan hukuman bagi pencuri jasad lebih ringan dibanding merampok barang berharga.

Meskipun demikian, praktik pencurian jenazah ini berhenti pada 1832 ketika Inggris mengesahkan Undang-Undang Anatomi yang membantu para ahli di berbagai bidang lebih mudah mendapatkan jasad untuk percobaan mereka.

3. Pembuka Gulungan Mumi

Puluhan Mumi Keluarga Elite Ditemukan di Mesir
Mumi terbungkus kain linen ditemukan di ruang pemakaman di Provinsi Minya, Mesir, Sabtu (2/2). Kementerian Barang Antik Mesir mengumumkan baru menemukan tiga makam kuno dengan lebih dari 40 mumi yang terpelihara dengan baik. (AP Photo/Roger Anis)

Sekitar tahun 1822, terdapat beberapa orang yang mampu memuaskan keingintahuan masyarakat terkait Mesir dengan cara unik. Ia membuat tontonan publik yang berisi pertunjukan membuka gulungan mumi.

Biasanya, pembuka gulungan akan mengklaim telah membeli mumi tersebut dari pihak ketiga. Harga mumi tidak disebutkan secara eksplisit.

Tontonan unik itu diadakan setiap Jumat malam, dimana harga kursi depan akan membayar sangat mahal.

Salah satu pembuka gulungan mumi yang terkenal adalah Thomas Pettigrew. Pettigrew menjadi kaya dan terkenal saat itu, pascapekerjaannya sebagai pemain sandiwara sekaligus berperan membuka bungkus mumi di atas panggung.

Ia biasa melakukannya sambil memberikan ceramah tentang budaya Mesir dan membagikan potongan bungkus "kalau-kalau ada yang ingin mencium aroma 4.000 tahun kematian."

Belakangan, sejumlah arkeolog modern menemukan bahwa banyak mumi yang sebenarnya palsu.

4. Alarm Manusia

Jam Waker
Ilustrasi alarm. (iStockphoto)

Suku Briton pernah memiliki kebiasaan yang sangat unik. Mengingat saat itu belum ada alarm dan telepon genggam, mereka biasanya menyewa orang untuk membangunkan mereka di pagi hari.

Orang yang menerima jasa biasanya akan menggunakan tiang panjang berujung logam dan mengetuk lempengan batu tulis yang ditempatkan di jendela kamar tidur klien. Mereka akan terus mengetuk hingga kliennya bangun.

Sang klien biasanya akan segera bangun. Hal itu mengingat sangat memalukan bagi mereka yang hidup di apartemen padat penghuni apabila diketahui bangun siang.

Pabrik tertentu biasanya akan memiliki 'alarm manusia' tersendiri untuk memastikan para buruh bangun dan bekerja tepat waktu.

Pekerjaan ini berhenti saat ditemukannya alarm, hingga akhirnya perkembangan teknologi menemukan ponsel dengan harga yang terjangkau dan memiliki fitur serupa.

5. Pemakan Dosa

Ilustrasi belatung
Ilustrasi belatung (iStock)

Hingga pertengahan abad ke-19, warga Inggris percaya bahwa setelah sesorang meninggal, orang lain dapat menyerap dosanya dengan memakan makanan dari dada almarhum.

Kepercayaan itu memberikan peluang kepada para 'pemakan dosa', yang akan dibayar untuk sesuatu yang keluar dari dada jenazah, misalnya belatung.

Sebagian besar pemakan dosa adalah para pengemis. Mereka biasanya akan mendapatkan stereotip buruk jika terlalu sering 'memakan dosa'.

Adapun prosesi 'memakan dosa' dipercaya dapat mempermudah jalan almarhum menuju surga. Lebih lanjut, akan mencegah mereka menjadi 'hantu' yang tidak tenang.

Tidak ada gereja maupun tempat ibadah lain yang membenarkan praktik tersebut. Gereja-gereja saat itu cenderung mendiamkan tradisi yang akhirnya hilang setelah masyarakat menyadari keanehan tindakan mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya