Liputan6.com, California - NASA mengatakan bahwa sepasang galaksi dilaporkan telah bertabrakan dan menyatu. Temuan ini diabadikan melalui sebuah gambar yang baru dirilis dari Hubble Space Telescope.
Ketika 'pertempuran' hebat tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1784 oleh astronom William Herschel, ia mengira itu hanyalah satu galaksi besar dengan bentuk bulat tidak normal.
Kini, publik bisa tahu bahwa NGC 6052 sebenarnya adalah dua galaksi yang sedang berada pada tahap akhir penggabungan, sangat padat sehingga tepi keduanya --yang berbeda-- telah memudar.
Advertisement
Baca Juga
Saat jarak mereka kian dekat, bintang-bintang individual yang berada di dalam masing-masing galaksi akan dikeluarkan dari orbit aslinya dan ditempatkan ke jalur yang baru.
Gambar di atas diambil oleh teleskop Hubble milik NASA dengan menggunakan Wide Field dan Planetary Camera 2 (WFPC2) versi lawas.
Ini mungkin terdengar seperti bencana yang mengerikan, tetapi karena galaksi sebagian besar merupakan ruang kosong, maka tabrakan antar bintang sangat sedikit dan jarang terjadi.
"Sejak bintang-bintang menghasilkan cahaya yang bisa kita lihat, galaksi gabungan itu sekarang tampaknya memiliki bentuk yang sangat kacau," jelas Badan Antariksa Eropa (ESA) sebagaimana dikutip dari Science Alert, Rabu (13/3/2019).
"Akhirnya, galaksi baru ini akan mengendap menjadi bentuk yang stabil, yang mungkin tidak menyerupai salah satu dari dua galaksi aslinya," lanjut ESA.
Galaksi kita sendiri, Bimasakti, pada suatu hari akan mengalami nasib serupa dengan tetangganya, galaksi Andromeda. Tapi untungnya, tubrukan yang terjadi tidak begitu dekat. Para ilmuwan mengklaim, tabrakan keduanya setidaknya berlangsung empat miliar tahun lagi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Ilmuwan Kuak Misteri Tabrakan Galaksi Bimasakti dan Andromeda, Kapan Terjadi?
Sementara itu, kiamat bagi galaksi kita, Bimasakti, mungkin 'tertunda'. Setidaknya itu yang disimpulkan dari perhitungan para ilmuwan.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa tabrakan dahsyat yang diprediksi terjadi antara Bimasakti dan galaksi berbentuk spiral, Andromeda, akan terjadi sekitar 4,5 miliar tahun dari sekarang, menurut pengamatan yang dilakukan oleh pesawat ruang angkasa Eropa, Gaia.
Beberapa penelitian sebelumnya memperkirakan, tabrakan itu akan terjadi lebih cepat, dalam waktu sekitar 3,9 miliar tahun. Namun dugaan ini kemungkinan besar meleset.
"Temuan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang bagaimana galaksi, rupanya, berevolusi dan berinteraksi," kata ilmuwan proyek Gaia, Timo Prusti, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Live Science, Selasa 12 Februari 2019.
Gaia diluncurkan pada Desember 2013 untuk membantu para ilmuwan membuat peta tiga dimensi (3D) lain dari Bimasakti. Pesawat ruang angkasa ini telah memantau posisi dan pergerakan sejumlah besar bintang dan objek kosmik lainnya secara tepat.
Sementara itu, tim misi tersebut sudah melacak lebih dari 1 miliar bintang sebelum Gaia tak lagi berfungsi untuk selamanya.
Sebagian besar bintang yang Gaia amati berada di Bimasakti, tetapi beberapa di antaranya terletak di galaksi terdekatnya.
Dalam riset baru, para peneliti menemukan sejumlah bintang di galaksi Bimasakti, di Andromeda (juga dikenal sebagai M31) dan di dalam spiral Triangulum (atau M33). Ketiga galaksi yang saling bertetangga ini berada dalam jarak 2,5 juta hingga 3 juta tahun cahaya dari Bimasakti dan dapat berinteraksi satu sama lain.
"Kami perlu mengeksplorasi gerakan galaksi dalam 3D untuk mengungkap bagaimana mereka tumbuh dan berevolusi, serta apa yang menciptakan, memengaruhi fitur dan perilaku mereka," kata penulis utama penelitian, Roeland van der Marel, dari Space Telescope Science Institute di Baltimore.
"Kami dapat melakukannya menggunakan paket data kedua berkualitas tinggi, yang dirilis oleh Gaia," tambah van der Marel, merujuk pada tangkapan yang dirilis pada April 2018.
Pekerjaan ini memungkinkan tim riset untuk menentukan tingkat rotasi M31 dan M33 -- sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya, kata para peneliti.
Dengan memanfaatkan temuan yang diperoleh oleh Gaia dan analisis informasi arsip, tim kemudian memetakan gerakan dari M31 dan M33 yang berjalan melalui ruang angkasa di masa lalu dan ke mana keduanya akan pergi selama beberapa miliar tahun ke depan.
Model-model tersebut memberikan penanggalan yang lebih lambat dari perkiraan semula --terkait tabrakan Andromeda dan Bimasakti.
Karena jarak antar bintang begitu besar, kemungkinan tata surya kita akan terganggu oleh adanya "penggabungan" tersebut. Tetapi tabrakan itu pasti akan menyilaukan langit malam bagi makhluk apa pun yang ada di Bumi, yang hidup 4,5 miliar tahun dari sekarang.
"Gaia dirancang untuk memetakan bintang-bintang di dalam Bimasakti ---tetapi studi baru ini menunjukkan bahwa satelit itu bisa melakukan lebih dan dapat memberikan wawasan unik tentang struktur dan dinamika galaksi di luar wilayah kita sendiri," papar Prusti.
"Semakin lama Gaia mengamati pergerakan kecil galaksi-galaksi ini di langit, pengukuran kita akan menjadi lebih tepat," lanjutnya.
Andromeda bukan satu-satunya galaksi yang ditabrak oleh Bimasakti. Awan Magellan Besar (Large Magellanic Cloud) dan Bimasakti disebut akan "menyatu" sekitar 2,5 miliar tahun dari sekarang.
Studi baru tersebut diterbitkan bulan ini di The Astrophysical Journal.
Advertisement