Ini Penampakan Gerbang Neraka di Turkmenistan dari Pesawat Tanpa Awak

Rekaman drone memperlihatkan lubang besar penuh api menganga selama 40 tahun di Turkmenistan.

oleh Afra Augesti diperbarui 20 Mar 2019, 15:12 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 15:12 WIB
Gerbang Neraka
Sebuah gambar yang diambil pada 3 Mei 2014, menunjukkan orang-orang mengunjungi "The Gateway to Hell," sebuah kawah gas besar yang terbakar di jantung gurun Karakum, Turkmenistan. (AFP)

Liputan6.com, Ashgabat - Seorang fotografer Italia, Alessandro Belgiojoso, mengabadikan potret sebuah kawah berapi yang menganga merah dari dalam tanah yang disebut "The Gateway to Hell" atau "Gerbang Neraka" di Turkmenistan.

Belgiojoso menggunakan drone atau pesawat tak berawak untuk mengambil gambar dengan resolusi tinggi dan merekaman Kawah Darvaza tersebut dari udara.

"Beberapa kesalahan perhitungan bisa menyebabkan mesin, dan kemungkinan besar juga sistem operasi, jatuh ke dalamnya," kata Belgiojoso, dikutip dari The Independent, Rabu (20/3/2019).

"Karena gas yang ditimbulkan mengalir ke atmosfer, (panas dari) lubang tersebut membuat manusia mustahil untuk hidup di sekitarnya, bahkan di lokasi yang relatif jauh dari titik di mana kawah berada. Pilihan terbaik adalah membiarkan gas terbakar hingga habis," lanjutnya.

Dia menambahkan, "Fenomena ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan dan pihak berwenang tak senang jika tempat itu dijadikan tujuan wisata."

Pada 2013, penjelajah bernama George Kourounis pernah mencoba masuk ke Gerbang Neraka, di mana panasnya bisa mencapai 1.000 derajat Celcius, dengan menggunakan pakaian dan peralatan khusus. 

Kourounis berharap menemukan bukti kehidupan. Menurut dia, 'gerbang neraka', dapat memberikan wawasan berharga tentang 'sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin hidup' di planet yang bersuhu tinggi dan bergolak.

"Karena ini adalah hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya, ada banyak ketidakpastian dan pertanyaan, seberapa panas di bagian bawah? Apakah udaranya bisa digunakan untuk bernapas? Akankah manusia bertahan?," ujarnya saat itu.

"Saya berada di tempat di mana manusia tak mungkin hidup. Rasanya seperti melangkah ke planet alien, masih mungkin lebih banyak orang di Bulan," pungkasnya.

Kawah Darvaza adalah sebuah lubang sedalam 30 meter dan lebar 69 meter yang terletak di tengah padang pasir Karakum, 150 mil dari Ashgabat, Turkmenistan. Si jago merah di dalam lubang berukuran raksasa ini konon terus menyala selama lebih dari empat dekade (40 tahun).

Gerbang Neraka tersebut terbentuk secara tak sengaja saat sekelompok insinyur Soviet sedang mengeksplorasi sumber gas alam di kawasan itu pada tahun 1971. Tanah yang mereka gali tiba-tiba amblas dan mulai mengeluarkan sejumlah titik api.

Karakum, atau Pasir Hitam, mencakup 80 persen dari republik Asia Tengah. Di musim panas, suhu melonjak hingga lebih dari 50 derajat Celcius, sementara di musim dingin suhu turun hingga minus 20 derajat Celcius.

Tahun 2012, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov, menciptakan cagar alam negara bagian di gurun Karakum yang luasnya 90.000 hektar, termasuk kawah Derweze.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penampakan Kawah Gerbang Neraka di Google Earth

Door to Hell atau pintu menuju neraka di Turkmenistan yang terdeteksi di Google Earth berdiameter hampir 70 meter. (iStock)
Door to Hell atau pintu menuju neraka di Turkmenistan yang terdeteksi di Google Earth berdiameter hampir 70 meter. (iStock)

Sebelumnya, para pengguna Google Earth kebingungan dan khawatir karena mereka mendeteksi "Door to Hell" yang diartikan sebagai "pintu menuju neraka" oleh masyarakat lokal.

Lainnya menyebut tempat itu sebenarnya adalah Darvaza Gas Crater --salah satu tempat paling aneh di Bumi. Lokasi yang dikenal sebagai "Gerbang Neraka" itu adalah situs di Gurun Karakum di Turkmenistan -- tempat yang mendadak menjadi lokasi wisata populer berkat sifat alamiahnya.

Situs itu diberi nama Door to Hell oleh penduduk setempat, karena penuh api, lumpur mendidih dan api oranye yang berkobar. Seperti gambaran neraka.

Khawatir dengan efek gas berbahaya tersebut, para ilmuwan mengatur agar gas tersebut menyala dengan aman. Namun ternyata gas itu terbakar selama lebih dari empat dekade, yang awalnya diperkirakan hanya akan terbakar selama beberapa pekan.

Api dalam kawah menghasilkan cahaya emas yang bisa dilihat dalam jarak bermi-mil di sekitar Derweze, desa dengan populasi sekitar 350 orang.

Pada April 2012, Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow mengunjungi situs tersebut, memerintahkan agar lubang itu ditutu dengan alasan  telah menghambat pengembangan industri eksplorasi bawah tanah di Karakum. 

Gas Alam Berlimpah

Gurun Karakum, yang meliputi sebagian besar wilayah Turkmenistan, terletak di sebelah timur Laut Kaspia. Laut Aral terletak di utara, sementara Sungai Amu Darya dan Gurun Kyzyl Kum berada di timur lautnya. 

Area gersang itu menyimpan anugerah yang berlimpah: gas alam.

Meski dianggap bisa menghambat pengeboran di lokasi itu, gerbang neraka menjadi daya tarik wisatawan manca negara. Sekaligus membuat nama negara pecahan Uni Soviet itu dikenal.

Pada pandangan pertama, lubang besar menganga berisi api seperti latar belakang dalam film sains fiksi. Namun, kawah raksasa di Gurun Karakum, Turkmenistan itu nyata, meski bukan akibat serangan mahluk luar angkasa ke Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya