Hanya Karena Ucapan Terima Kasih, Donald Trump Kritik Mendiang McCain

Donald Trump menyampaikan serangkaian kritik terhadap mendiang Senator John McCain, termasuk salah satunya karena tidak mendapat ucapan terima kasih.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 21 Mar 2019, 13:38 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 13:38 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik keras mendiang Senator John McCain, karena ia "tidak mendapat ucapan terima kasih" saat prosesi pemakaman kenegaraannya.

"Kami mengiringinya dalam perjalanan (menuju pemakaman), tetapi saya bukan penggemar John McCain," kata presiden saat berkunjung ke pabrik tank Ohio, sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis (21/3/2019).

Trump telah berulang kali menyerang mantan senator Arizona itu dalam beberapa hari terakhir, menyalakan kembali perselisihan yang berawal sejak sebelum masa kepresidenannya.

McCain, yang merupakan Veteran Perang Vietnam, meninggal karena kanker otak, Agustus lalu, pada usia 81 tahun.

Selama kunjungannya pada hari Rabu ke pabrik tank di Lima, negara bagian Ohio, Donald Trump menambah serangan kritiknya pada McCain.

"Saya memberinya jenis pemakaman yang dia inginkan, yang sebagai presiden saya harus menyetujuinya," katanya kepada para pekerja di pabrik.

"Saya tidak peduli tentang ini, saya tidak mendapatkan ucapan terima kasih. Tidak apa-apa," lanjutnya.

Sedikit kilas balik, Donald Trump menyetujui penerbangan militer jenazah McCain dari Arizona ke Washington, tetapi Kongreslah yang mendapat salam kehormatan atas persemayamannya di ibu kota Washington DC. 

Donald Trump mengatakan McCain "tidak menyelesaikan secara baik pekerjaan sebagai veteran" dengan menolak mencabut Obamacare, yakni sistem jaminan kesehatan di masa pemerintahan Barack Obama.

Presiden AS ke-45 itu juga menyerang McCain atas "perang di Timur Tengah", yang mengacu pada dukungan sang senator terhadap Perang Irak.

"Bukan tipe saya," kata Trump. "Tetapi beberapa orang menyukainya dan saya pikir itu hebat."

Donald Trump kembali menghidupkan konfrontasinya terhadap McCain pada Sabtu lalu, dengan mengetwit bahwa mendiang senator telah mendukung 'Steele dossier', atau sebuah dokumen terbitan 2016 yang tidak diverifikasi oleh mantan perwira intelijen Inggris, Christopher Steele, di mana mengklaim ada hubungan khusus antara presiden AS berkuasa dan Kremlin.

Pada hari Minggu, Trump kembali menyerang McCain, dengan menyebutnya sebagai senator "terakhir di kelasnya", yang telah mengirim "Berkas Palsu ke FBI".

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Tuai Kecaman dari Seluruh Spektrum Politik

Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Sebelumnya, dalam jamuan atas kedatangan Presiden Brasil Jain Bolsonaro ke Gedung Putih, Trump mengatakan di hadapan wartawan bahwa dia tidak pernah menjadi penggemar McCain. "Saya tidak akan pernah seperti itu," tegasnya.

Menurut para pengamat, sudah menjadi rahasia umum jika Trump kerap berseteru dengan McCain, terutama dengan dugaan skandal yang mendera kampanye pemilunya pada 2016 lalu.

Berbagai serangan Trump terhadap McCain pada pekan ini, mendapat kecaman tajam dari seluruh spektrum politik, di mana salah satunya, Senator kubu Republik Johnny Isakson menyebut pernyataan itu "menyedihkan".

"Negara ini layak mendapat yang lebih baik, keluarga McCain layak mendapat yang lebih baik," kata Isakson kepada situs berita konservatif Bulwark, dengan alasan bahwa ketika Trump menghina "senator paling berjasa dalam sejarah AS, maka itu akan membuat kemungkinan dampak baru di kemudian hari".

Di lain pihak, keluarga mendiang Senator McCain juga menyerang balik Trump.

Putrinya, Meghan McCain, mengatakan pada acara bincang-bincang siang hari di ABC The View bahwa ayahnya akan merasa: "lucu bahwa presiden kita sangat iri padanya sehingga dia mendominasi siklus berita kematian".

Janda McCain, Cindy, mengatakan kepada BBC beberapa bulan setelah pemakaman suaminya bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa melupakan serangan Trump terhadap statu mendiang suaminya sebagai pahlawan perang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya