5 Fakta Mengerikan Identitarian, Gerakan yang Dikaitkan Penembakan Selandia Baru

Berikut lima fakta Gerakan Identitarian yang disebut-sebut terkait dengan kasus pembunuhan massal dalam penembakan di Selandia baru.

oleh Siti Khotimah diperbarui 29 Mar 2019, 09:51 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2019, 09:51 WIB
Ilustrasi bendera neo-fasisme (AFP Photo / Andreas Solaro)
Ilustrasi bendera neo-fasisme (AFP Photo / Andreas Solaro)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, kepolisian Austria mengonfirmasi bahwa pelaku penembakan dua masjid di Christchurch Selandia Baru, Brenton Tarrant, pernah memberikan sumbangan 1.500 euro (sekira Rp 24.000.000) kepada Gerakan Identitarian (Identitäre Bewegung Österreichs).

Rumah pemimpin organisasi, Martin Sellner telah digeledah, namun orang itu tetap bersikukuh mengaku tidak memiliki hubungan dengan tersangka teror.

Meskipun mengaku tidak memiliki kedekatan secara personal dengan Tarrant, Sellner membenarkan bahwa gerakannya telah "menerima dengan pasif" aliran dana dari teroris. Saat ini, kepolisian tengah memastikan sifat hubungan pelaku penembakan Selandia Baru dengan Gerakan Identitarian.

Meski demikian, publik internasional tengah bertanya-tanya apa tujuan dan bahaya Gerakan Identitarian tersebut. Mengingat, Sellner -tokoh organisasi- sempat dilarang masuk Inggris karena ditakutkan mengganggu stabilitas dan "kebaikan publik".

Berikut adalah lima fakta Gerakan Identitarian yang disebut-sebut berhubungan dengan pelaku pembantaian masjid di Selandia Baru.

 

Simak pula video pilihan berikut:

1. Gerakan Sayap Kanan Transnasional

Gerakan Identitarian (Identitäre Bewegung Österreichs disingkat IBÖ) adalah bagian organisasi sayap kanan "Identitarian" yang telah memiliki cabang di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Selandia Baru.

Mengutip The Guardian pada Jumat (29/3/2019), afiliasi gerakan ini di antaranya adalah Génération Identitaire di Prancis dan Generazione Identitaria di Italia, serta Identity Evropa yang baru-baru ini dilarang dari Facebook. Sementara gerakan serupa di Negeri Kiwi bernama Gerakan Dominion yang mengklaim melalui situs webnya telah bubar pasca-pembunuhan massal di Christchurch, Selandia Baru.

Wajah dan Senjata Terduga Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru
Wajah Brenton Tarrant terduga pelaku penambakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Warga Australia berusia 28 tahun tersebut melepaskan tembakan secara brutal ke dua masjid di Christchurch. (AP Photo)

2. Apa yang Ditakutkan?

UNHCR Beri Bantuan Pengungsi Korban Perang di Yaman
Warga Yaman mengantre untuk menerima bantuan selimut dan alas tidur dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di kota pesisir Hodeidah, Yaman (11/4). (AFP Photo/Abdo Hyder)

Gerakan ini sangat takut dengan "penggantian yang hebat." Maksudnya, Gerakan Identitarian sangat takut apabila masyarakat kulit putih menjadi minoritas "di negeri sendiri". Itulah mengapa mereka melihat imigran --terutama muslim-- sebagai ancaman.

Maka tak heran, salah satu tindakan yang dilakukan adalah dengan provokasi Islamofobia, termasuk dengan mengeksploitasi ruang komunikasi media sosial.

Istilah penggantian hebat atau "The Greatest Replacement" itu juga disampaikan oleh Brenton Tarrant sebagai judul manifestonya.

3. Jangan Salah, Mereka Anti-AS

Ilustrasi bendera NATO
Ilustrasi bendera NATO (Wikipedia/Public Domain)

Mereka menentang imperialisme AS, termasuk NATO. Selain itu, mereka juga disebut mengadvokasikan "ekonomi anti-kapitalis sikretis ketiga", dengan aliansi dengan simpatisan di negara-negara Eropa.

4. Merekrut Milenial

Ilustrasi Generasi Milenial (iStockphoto)
Ilustrasi Generasi Milenial (iStockphoto)

Gerakan Identitarian secara eksplisit ingin merekrut orang-orang muda, khususnya kaum milenial. Hal itu dikarenakan mereka memiliki konsen untuk enyerang multikulturalisme dan imigrasi dalam kerangka perjuangan antargenerasi.

Maksud gerakan ini dalam merekrut pemuda, sangat tampak dalam video Génération Identitaire yang dirilis pada 2012 lalu. Rekaman tersebut membuat "deklarasi perang" tentang "68ers" - generasi yang terlibat dalam pemberontakan mahasiswa 1968.

4. Sudah Sejak Lama

Pemakaman Yahudi di Prancis Dicoret-Coret Lambang Nazi
Sejumlah batu nisan dan monumen Holocaust yang dicoret-coret dengan simbol swastika nazi di sebuah pemakaman Yahudi di Strasbourg, Prancis (17/12). Aksi vandalisme ini diketahui dilakukan Selasa di pemakaman Yahudi Herrlisheim. (AFP Photo/Sebastien Bozon)

Gerakan sayap kanan ini bukan berarti baru saja terbentuk. Pemikiran gerakan ini sebagian besar berasal dari apa yang disebut Hak Baru Eropa atau Nouvelle Droite (ND), sebuah gerakan yang sebagian besar berasal dari Perancis yang dimulai pada tahun 1960-an, yang berusaha untuk mengemas kembali pemikiran rasis dengan cara yang tidak akan membuat orang Eropa terkejut dengan ingatan baru akan fasisme antar-perang.

Pemikir ND mengutip konsep-konsep dari kiri untuk menyajikan versi etno-nasionalisme yang tidak mencolok, di mana orang Eropa akan memiliki kepemilikan eksklusif atas "tanah air" mereka.

Mereka juga mempromosikan konsep "metapolitik", berharap dapat melakukan perubahan politik dengan menyemai ide-ide untuk mencapai dominasi budaya.

6. Martin Sellner Berbahaya?

Martin Sellner, dari Identitarian Movement Austria (IBÖ), diduga terkait dengan pelaku teror penembakan massal di masjid Christchurch, Selandia Baru (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Martin Sellner, dari Identitarian Movement Austria (IBÖ), diduga terkait dengan pelaku teror penembakan massal di masjid Christchurch, Selandia Baru (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Martin Sellner pernah terlibat dalam kelompok neo-Nazi Austria, tetapi saat ini mengklaim telah meninggalkan Nazisme. Pada 2012, ia mendirikan IBO, yang menentang liberalisme, multikulturalisme, dan Islam.

Seperti semua orang Identitarian, Sellner mengklaim sebagai tanpa kekerasan, tetapi taktiknya telah mencakup konfrontasi, provokasi, dan ancaman. Pada 2016, para anggota IBÖ menyerbu sebuah universitas Austria yang mengadakan acara terkait isu pengungsi.

Pada 2017, Sellner mengumpulkan US $ 100.000 (sekira Rp 1,42 miliar) untuk mengangkut kapal ke Mediterania dalam rangka mencegat imigran dari Afrika ke Eropa. Misi ini dilakukan di perusahaan tunangan Sellner, Brittany Pettibone, dan bintang YouTube nasionalis berkulit putih Lauren Southern, berakhir dengan kegagalan memalukan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya