Liputan6.com, Jakarta - Monosodium Glutamat (MSG) atau yang lebih populer sebagai micin atau vetsin sering dianggap buruk bagi kesehatan. Sebagian pihak menyebut bahwa penambah cita rasa makanan ini menyebabkan asma, sakit kepala, hingga kerusakan otak.
Baca Juga
Advertisement
Maka tak heran, sejumlah restoran menambahkan kalimat khusus dalam iklannya, seperti "Bebas MSG", untuk meyakinkan konsumen bahwa produknya aman.
Padahal, dampak buruk terkait MSG tersebut belum tentu benar. Berikut adalah tiga fakta terkait MSG, sebagaimana dikutip dari] US Food and Drug Administration, bagian dari Kementerian Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, dikutip pada Selasa (2/4/2019).
Simak pula video pilihan berikut:
1. MSG Alami?
Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam natrium dari asam amino glutamat.
Secara alami, MSG telah terdapat dalam tubuh kita. Selain itu, MSG muncul secara alami di banyak sayuran dan makanan, misalnya tomat, rumput laut, dan keju.
Advertisement
2. MSG Buatan
Meskipun terkandung secara alami dalam tubuh serta sayuran dan makanan, MSG juga diproduksi oleh sejumlah perusahaan.
Pada 1908, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda dapat mengekstraksi glutamat dari kaldu sup rumput laut. Ia kemudian memastikan bahwa glutamat memberikan rasa gurih pada sup.
Profesor Ikeda kemudian mengajukan paten untuk memproduksi MSG dan produksi komersial dimulai pada tahun berikutnya.
Saat ini, MSG tidak hanya diekstraksi dari sup rumput laut; namun telah diproduksi dengan fermentasi tebu, molase, dan gula bit. Proses fermentasi ini terjadi mirip dengan proses membuat yogurt, cuka, dan anggur.
3. Apakah MSG Aman?
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan bahwa penambahan MSG dalam makanan sebagai aman.
Memang, FDA telah menerima sejumlah keluhan seperti sakit kepala dan mual pasca-memakan makanan yang mengandung MSG. Namun, FDA mengatakan belum dapat mengonfirmasi bahwa benar MSG yang menyebabkan efek tersebut.
Pada 1990-an, FDA telah memerintahkan kelompok ilmiah independen bernama Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) untuk meneliti keamanan MSG/
Hasilnya, FASEB menyampaikan bahwa MSG aman. Laporan tersebut mengidentifikasi beberapa gejala jangka pendek, sementara, dan ringan pada individu yang sensitif terhadap MSG. Gejala yang dimaksud misalnya sakit kepala, mati rasa, kesemutan, jantung berdebar, hingga kantuk.
Meski demikian, gejala-gejala tersebut hanya terjadi kepada individu yang sensitif ketika mengonsumsi 3 gram atau lebih MSG tanpa makanan. Sedangkan pada umumnya, satu porsi makanan dengan micin hanya mengandung kurang dari 0,5 gram MSG. Adapun mengonsumsi 3 gram MSG tanpa makanan dalam satu waktu jarang terjadi.
Advertisement