Ini Isi Laporan Awal Kecelakaan Ethiopian Airlines yang Tewaskan 157 Orang

Sebuah laporan awal terkait kecelakaan fatal Ethiopian Airlines akhirnya dirilis ke publik. Ini isi selengkapnya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Apr 2019, 16:23 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 16:23 WIB
Lokasi jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines (AFP)
Lokasi jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines (AFP)

Liputan6.com, Addis Ababa - Sebuah laporan awal mengenai kecelakaan sebuah pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret 2019 lalu akhirnya dirilis. Melalui pernyataan tersebut, disebutkan bahwa pesawat itu menukik beberapa kali sebelum jatuh.

Menurut laporan resmi pertama soal petaka Ethiopian Airlines, seperti diberitakan BBC, Kamis (4/4/1091), pilot berulang kali mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh Boeing sebelum kecelakaan.

"Terlepas dari upaya mereka, kedua pilot tidak dapat mengendalikan pesawat", ujar Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges.

Ethiopian Airlines ET302 jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa menuju Nairobi. 157 orang di dalamnya tak terselamatkan.

Itu adalah kecelakaan kedua pesawat Boeing 737 MAX dalam lima bulan. Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, penerbangan Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Indonesia dan menewaskan 189 orang di dalamnya.

"Para kru melakukan semua prosedur berulang kali (yang) diberikan oleh pabrikan, tetapi tidak dapat mengendalikan pesawat," kata Dagmawit dalam konferensi pers di Addis Ababa.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam, mengatakan ia "sangat bangga" dengan "kinerja profesional tingkat tinggi" yang dilakukan pilot.

"Sangat disayangkan mereka tidak bisa mengembalikan laju pesawat itu dari posisi menukik tajam," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

Akibat dua kecelakaan fatal yang melibatkan 737 MAX, sekitar 300 pesawat keluaran Boeing dengan tipe tersebut dikandangkan.

Para peneliti kemudian fokus pada Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) - perangkat lunak yang dirancang untuk membantu mencegah 737 MAX dari posisi stalling.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Laporan Tak Terperinci

Ethiopian Airlines. Foto:AFP/ISSOUF SANOGO
Ethiopian Airlines. Foto:AFP/ISSOUF SANOGO

Boeing kemudian menyatakan melakukan peningkatan perangkat lunak MCAS sejak kecelakaan pesawat Lion Air pada Oktober 2018.

Pihak Boeing mengatakan sistem pada pesawat dapat dinonaktifkan, sehingga memungkinkan pilot kembali mengambil kendali jika terlihat ada masalah. Tetapi komentar terbaru dari pihak berwenang Ethiopia menunjukkan bahwa pilot tidak bisa mendapatkan kembali kendali, meskipun mengikuti prosedur yang direkomendasikan.

Laporan awal dari otoritas Ethiopia tidak menyebutkan penyebab kecelakaan Ethiopian Airlines termasuk analisis rinci tentang penerbangan ET302.

Kendati demikian, hal itu menunjukkan bahwa Boeing harus meninjau sistem kontrol pesawat dan mengatakan otoritas penerbangan harus mengonfirmasi masalah itu telah diselesaikan sebelum membiarkan 737 MAX kembali mengudara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya