Pilot Ethiopian Airlines Sudah Sesuai Prosedur, Sistem Boeing Bermasalah?

Laporan awal Ethiopian Airlines menunjukkan bahwa awak Ethiopian Airlines sudah mematuhi prosedur. Tapi...

oleh Siti Khotimah diperbarui 05 Apr 2019, 09:32 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2019, 09:32 WIB
Banner Ethiopian Airlines dan Lion Air
Banner Ethiopian Airlines dan Lion Air (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebab jatuhnya Ethiopian Airlines semakin mendapatkan titik terang. Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Mogers mengatakan, awak pesawat ET302 telah mematuhi prosedur dari Boeing.

"Tetapi mereka tetap tidak bisa mengendalikan pesawat," kata Mogers dalam sebuah konferensi pers pada Kamis, 4 April 2019.

Dalam kesempatan itu ia merekomendasikan peninjauan sistem kontrol penerbangan 737 MAX, sebagaiman dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (5/4/2019).

"Otoritas penerbangan harus memverifikasi bahwa sistem kontrol penerbangan pesawat telah ditangani secara memadai oleh pabrikan sebelum pelepasan pesawat untuk operasi," lanjutnya.

Ia tidak menyinggung permasalahan sistem anti-stalling otomatis yang dimiliki jet ET302, namun menyebut gerakan turunnya hidung pesawat terjadi berulang kali.

Sistem itu disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang beroperasi saat terdeteksinya kecepatan udara yang hilang signifikan.

David Learmount, editor konsultan untuk Penerbangan Global mengatakan, para pilot 737 MAX 8 kesulitan untuk menarik kembali hidung pesawat jika MCAS sudah berfungsi.

Perlu diketahui, dalam kecelakaan tersebut keseluruhan 157 penumpang meninggal dunia. Adapun jet ET302 memiliki tipe yang sama dengan Lion Air JT610 yang mengalami insiden serupa pada Oktober 2018 lalu, menewaskan 189 orang.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Maskapai Apresiasi Profesionalisme Pilot

Ethiopian Airlines. Foto:AFP/ISSOUF SANOGO
Ethiopian Airlines. Foto:AFP/ISSOUF SANOGO

Senada dengan pernyataan menteri transportasi Ethiopia, Kepala Eksekutif Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam mengapresiasi profesionalisme para pilot. Ia mengatakan "sangat bangga".

"Sangat disayangkan mereka tidak bisa mengembalikan laju pesawat itu dari posisi menukik tajam," lanjut GebreMariam.

Seolah menanggapi laporan ini, Boeing menyatakan telah meningkatkan kemampuan MCAS sejak kecelakaan pesawat Lion Air pada Oktober 2018 lalu.

Pihak Boeing bersikeras MCAS dapat dinonaktifkan, sehingga memungkinkan pilot kembali mengambil kendali jika terdapat masalah, sesuai prosedur yang dituliskan. Hal itu tentu sangat berlawanan dengan laporan menteri Ethiopia yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hal itu menunjukkan, Boeing harus meninjau kembali sistem kontrol pesawat sebelum 737 MAX kembali mengudara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya