1 Sandera Abu Sayyaf Asal Malaysia Sukses Kabur, 2 WNI Masih Disekap

Nelayan Malaysia, Jari Abdullah (34), berhasil kabur dari tangan Abu Sayyaf yang menculiknya bersama dua WNI di Filipina Selatan. Kini ia dalam kondisi kritis akibat luka tembak di kepala dan dada.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 05 Apr 2019, 19:24 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2019, 19:24 WIB
Tentara memegang bendera Filipina (AFP)
Tentara memegang bendera Filipina (AFP)

Liputan6.com, Manila - Nelayan Malaysia, Jari Abdullah (34), dikabarkan dalam kondisi kritis akibat luka tembak di kepala dan dada. Ia berhasil melarikan diri dari jerat sandera Abu Sayyaf di Filipina selatan pada Kamis 4 April 2019.

Ia mengalami luka karena pelariannya dilakukan di tengah baku tembak antara tentara Filipina dengan Abu Sayyaf di sana.

Minda News, portal berita yang berbasis di Mindanao hari ini melaporkan, Jari ditemukan terluka parah oleh Tim Pendaratan Batalyon Marinir Filipina 3. Mereka menemukannya di Pulau Simusa, gugus kepulauan Mindanao pada Kamis kemarin sekitar pukul 16.25 waktu lokal.

"Korban penculikan berusaha melarikan diri dari para penculiknya selama baku tembak tetapi ditembak oleh Abu Sayyaf," kata harian Filipina mengutip juru bicara Komando Mindanao Barat Letnan Kolonel Gerry Besana, seperti dikutip dari the Malay Mail, Jumat (5/4/2019).

Dia menambahkan bahwa Jari diterbangkan ke Rumah Sakit Heneral Teodulfo Bautista Kuta di Jolo untuk perawatan medis sekitar pukul 19.00 malam kemarin.

Diculik Bersama 2 WNI yang Saat Ini Masih Disandera

Jari, ayah tiga anak, dari sebuah desa di Sim-Sim, dekat Sandakan, Sabah secara paksa diambil dari kapal pukat ikan di dekat Pegasus Reef dan rantai kepulauan Tawi-Tawi Filipina oleh Abu Sayyaf. Bersama Jari, dua orang WNI, Heri Ardiansyah (19) dan Hariadin (45) juga ikut diculik.

Penculikan itu terjadi pada 15 Desember 2019.

Menurut Minda News, kedua orang Indonesia itu masih ditahan.

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa tim di KJRI Davao, Mindanao, memantau dekat kabar tersebut.

"Kemlu sudah kontak dengan tim yang ada di (KJRI) Davao dan mereka sedang melakukan komunikasi dengan pihak keamanan setempat," ujar Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat 5 April 2019.

 

Simak video pilihan berikut:

Minta Tebusan

Aksi Tentara Filipina Bertempur Lawan Militan Maute di Kota Marawi
Sebuah helikopter tempur menembakkan sebuah roket ke militan maute di kota Marawi, Filipina Selatan (28/5). Pasukan Filipina melancarkan serangan udara pada hari Minggu untuk mengusir militan yang terkait dengan kelompok ISIS. (AP Photo/Bullit Marquez)

Para penculik dilaporkan mengeluarkan permintaan tebusan dalam sebuah klip video yang diposting online beberapa hari kemudian, mengancam akan memenggal para sandera mereka jika keinginan mereka tidak terpenuhi.

Jumlah tebusan tidak disebutkan. Namun, surat kabar Sabah the Daily Express mengutip konsul jenderal Indonesia untuk Sabah Krishna Djaelani mengatakan pada 13 Februari bahwa Abu Sayyaf telah menuntut 10 miliar rupiah atau RM3 juta untuk pembebasan mereka.

Istri Jari Abdullah, Nadin Junianti Abdullah (25) mengaku telah dihubungi setidaknya dua kali untuk tebusan, dan meminta bantuan pemerintah untuk mengamankan pembebasannya.

Kepala polisi Sabah Komisaris Datuk Omar Mammah dilaporkan oleh the Star pada 20 Februari mengatakan polisi Malaysia bekerja dengan rekan-rekan Filipina mereka untuk membebaskan para sandera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya