Liputan6.com, Kolombo - Ledakan kembali terjadi di Kolombo, Sri Lanka pada Minggu 21 April 2019 sekitar pukul 14.30 waktu setempat --menjadikan itu sebagai ledakan kedelapan yang terjadi pada hari ini.
Seperti dikutip dari News18.com pada Minggu (21/4/2019), ledakan kedelapan terjadi di distrik Dematagoda, Kolombo.
Ledakan kedelapan hanya berselang beberapa menit setelah ledakan ketujuh yang terjadi di distrik Dehiwala, Kolombo, sekitar pukul 14.00 waktu setempat, demikian seperti dikutip dari News18.com.
Advertisement
Firstpost melaporkan bahwa ledakan di Dehiwala menghantam Hotel Tropical Inn dekat Kolombo, menewaskan dua orang.
Ini adalah ledakan ketujuh yang mengoyak negara kepulauan itu, dengan korban jiwa mencapai 187 orang, menurut News18.com yang mengutip media lokal.
Media lain menyebut angka berbeda, dengan setidaknya 156 orang tewas, seperti dikutip dari Firstpost.
Sebelumnya pada hari yang sama enam ledakan terjadi di tiga hotel dan tiga gereja di Kolombo dan kota di timur, Batticaloa, Sri Lanka.
Hingga berita ini turun, otoritas Sri Lanka masih melakukan evakuasi terhadap para korban tewas dan luka.
Penyelidikan tentang siapa dalang teror itu juga masih berlangsung.
Sri Lanka Telah Awasi Potensi Teror Sejak 10 Hari Lalu
Kepala kepolisian Sri Lanka dikabarkan telah merilis imbauan nasional mengenai ancaman teror, 10 hari sebelum peristiwa rangkaian bom terjadi di Kolombo dan Batticaloa pada Minggu 21 April 2019 pagi waktu lokal.
Menurut dokumen yang dilihat AFP, dijelaskan bahwa bomber bunuh diri berniat menyerang "gereja ternama", demikian seperti dikutip dari the Times of India, Minggu (21/4/2019).
Kepala Kepolisian Pujuth Jayasundara mengirim imbauan intelijen itu kepada pejabat tinggi Sri Lanka pada 11 April 2019.
"Badan intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheed Jamath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja dan komisi tinggi India di Kolombo," kutip laporan tertulis itu.
NTJ adalah kelompok muslim radikal di Sri Lanka yang masuk dalam radar aparat tahun lalu, ketika mereka dihubungkan dengan peristiwa vandalisme terhadap beberapa patung Buddha.
Belum jelas apakah NTJ berkaitan dengan rangkaian teror di Sri Lanka pada Minggu 21 April 2019.
Advertisement