Liputan6.com, New York - Hari ini, tepat 30 tahun lalu, sebuah botol anggur yang digadang-gadang meraih rekor terlangka dan termahal di dunia, pecah secara tidak sengaja di tengah sebuah perhelatan ekkslusif di Kota New York, Amerika Serikat.
William Sokolin, seorang distributor minuman alkohol ternama di Big Apple, diminta untuk menjual salah satu produk anggur paling langka secara sistem konsinyasi.
Advertisement
Baca Juga
Minuman anggur itu bernama Chateau Margaux produksi tahun 1787, yang disimpan dalam botol kaca berwarna keemasan dengan ukiran inisial "Th.J", yang diyakini merujuk pada mendiang presiden AS ke-3, Thomas Jefferson.
Beberapa waktu sebelumnya, sebagaimana Today in History dikutip dari Medmeanderings.com pada Senin (23/4/2019), Sokolin melihat sebuah botol anggur langka milik Thomas Jefferson lainnya --namun berusia lebih muda-- bernama Chiteau Lafite, berhasil terjual seharga US$ 155. 453, atau sekitar Rp 2,1 miliar (kurs Rp 14.097 per US$1).
Fakta tersebut membuat Sokolin bersikap impulsif, dengan menaikkan harga jual botol Th.J dua kali lipat lebih dari harga yang didaftarkan di balai lelang New York, yakni dari US$ 250.000 (sekitar Rp 3,5 miliar) menjadi US$ 519.750, atau setara Rp 7,3 miliar.
Sokolin menyadari betul nilai sejarah dari botol anggur yang ditawarkannya. Ditambah dengan pengalaman sebagai pengusaha minuman alkohol selama puluhan tahun, dia pun berhasil meyakinkan banyak pihak untuk mengikuti lelang yang akan dihelat pada awal Mei 1989.
Jika berhasil terjual, maka botol Th.J akan menjadi yang termahal di dunia, mengalahkan apapun jenis anggur premium yang pernah laku secara komersial.
Pecah Karena Tidak Sengaja Terbentur
Tawaran harga tersebut, berserta bumbu sejarah di baliknya, membuat popularitas Sokolin meroket. Banyak publikasi berebut mewawancarainya, menggali cerita lebih dalam tentang bagaimana dia bisa mendapatkan botol anggur Th.J.
Bahkan, Sokolin turut diundang ke sebuah agenda makan malam eksklusif di Hotel Four Seasons New York, sepekan sebelum lelang botol anggur terkait dihelat.
Ingin memanfaatkan momen, Sokolin pun berinisiatif untuk membawa serta botol anggur Th.J. Ia ingin menunjukkannya langsung kepada komunitas elite New York yang hadir dalam jamuan tersebut, terutama di hadapan Rusty Staub, seorang mantan pemain liga futbol AS, yang banting setir menjadi pengusaha restoran mewah.
Sayangnya, niat tersebut berubah menjadi petaka, tatkala Sokolin kurang hati-hati dalam membawa botol anggur Th.J, saat berjalan menuju meja Staub.
Tidak diketahui pasti benda apa yang ditabraknya. Ada yang mengatakan bahwa Sokolin tidak sengaja menabrak ujung meja, dan sebagian lainnya menyebut bahwa botol kaca yang ringkih itu bersinggungan dengan lengan kursi besi.
Karena ketebalan kaca yang beragam, botol anggur Th.J itu tidak sepenuhnya pecah, melainkan hanya memicu beberapa lubang yang membuat sebagian isinya tumpah.
Satu ruangan seketika terhenyak melihat kejadian itu, dan Solokin tidak bisa berbuat apa-apa, selain tersenyum kikuk.
Perasaan malu sudah memuncak di ubun-ubun, membuat Sokolin pergi begitu saja meninggalkan jamuan makan malam. Dia tidak lupa membawa serta botol Tj.h yang telah pecah, namun luput menggandeng pulang istrinya yang merupakan seorang broker properti, Gloria Sokolin
Sesaat sebelum meninggalkan Four Seasons, menurut salah seorang petugas hotel, Sokolin sempat meletakkan botol Th.J di meja ruang mantel, membiarkan sebagian tumpahan minuman anggur menggenangi permukaannya.
"Dia mencelupkan jarinya ke genangan minuman anggur itu, dan menjilatinya. Raut wajahnya menyiratkan dia tidak suka dengan rasanya," ujar petugas hotel itu, sebagaimana dikutip dari situs People.com.
Advertisement
Berasal dari Selatan Kota Paris
Konon, botol anggur berinisial Th.J pertama kali ditemukan di balik dinding ruang bawah tanah sebuah kastil tua nan mewah di pinggiran selatan Kota Paris pada dekade 1980-an.
Tidak diketahui tahun pasti penemuannya hingga saat ini.
Inisial pada botol anggur jenis Bordeaux itu diyakini berkaitan dengan sosok Thomas Jefferson, yang merupakan presiden AS ke-3.
Bernama resmi Château Margaux 1787, botol anggur itu berasal dari perkebunan anggur Bordeaux di Prancis Selatan, dan difermentasikan pada 1787 silam.
Sokolin mendapatkan botol langka itu dari perusahaan anggur asal Inggris dengan sistem konsinyasi, di mana dia akan mendapatkan persentase keuntungan dari hasil lelang di New York.
Sesampainya di rumah, menurut salah satu orang terdekatnya, Sokolin sempat memandangi sebentar sisa minuman anggur yang tersisa. Dia kemudian memindahkannya ke dala botol plastik, dan membiarkannya tergeletak di atas meja tamu selama berhari-hari.
"Dia tampak frustasi atas kejadian tersebut," kata sumber terkait.
Tidak sampai sepekan setelahnya, ampas anggur Château Margaux 1787 dibawa oleh tim riset dari perusahaan yang dimiliki Sokolin.
Setelah diteliti, mereka menemukan bahwa teksturnya berubah menjadi sangat kental dengan aroma yang kuat. Namun, ketika dicicipi, minuman anggur tersebut justru "terasa lemah".
Bagi Sokolin, hal tersebut mungkin sebuah kejutan yang menyakitkan. Namun, bagi mendiang Jefferson yang dikenal rajin mencatat berbagai temuan tentang minuman anggur, tidak merekomendasikan untuk tetap menyimpan "Bordeaux" lebih dari satu dekade, apalagi 202 tahun.
Jefferson pernah menulis bahwa "semua anggur merah akan menurun cita rasanya setelah usia tertentu", dan bisa jadi botol Th.J mengalami hal tersebut.
Sementara itu, tanggal yang sama pada 1920, imperiun Turki Ottoman secara resmi menyudahi sistem kesultanan. Raja terakhirnya, Sultan Mehmed VI, mengumumkan konstitusi sementara untuk pemerintahan Negeri Ataturk, sehari setelah pengumuman terkait.
Lalu, tanggal yang sama pada 1867, Ratu Victoria dari Inggris dan Presiden Republik Prancis, Napoleon III, sama-sama menolak rencana pembangunan terowongan di bawah perairan Selat Channel. Meski pada akhirnya, suara keduanya kalah dari tuntutan rakyat masing-masing negara yang menghendaki sebaliknya.