Kemlu RI: Bomber Hotel Shangri-La Kolombo Warga Sri Lanka, Bukan WNI

Pihak Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa pelaku pemboman Shangri-La Hotel Colombo bukan WNI, melainkan warga negara Sri Lanka.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Apr 2019, 10:46 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 10:46 WIB
99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Ambulans terlihat di luar Gereja St Anthony's Shrine setelah ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi. (ISHARA S. KODIKARA/AFP)

Liputan6.com, Kolombo - Simpang-siur kabar tentang dugaan keterlibatan salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dalam serangan bom bunuh diri di Shangri-La Hotel Kolombo, Sri Lanka telah dinyatakan negatif oleh pemerintah RI.

Mengutip informasi dari Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, tersangka pemboman bukan WNI, melainkan warga negara Sri Lanka.

"KBRI telah melakukan komunikasi langsung dengan otoritas keamanan Sri Lanka dan memperoleh informasi bahwa nama yang benar adalah Insan Seelawan, WN Sri Lanka," ujar Iqbal melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com pada Selasa (23/4/2019).

Sebelumnya, beberapa outlet media Sri Lanka, termasuk salah satunya Newsfirst.lk, sempat memberitakan pada Senin 22 April, bahwa pelaku bom bunuh diri di Shangri-La Hotel Colombo teridentifikasi sebagai Insan Setiawan.

Dalam artikel tersebut, tidak disebutkan bahwa pelaku terkait adala WNI. Namun, nama belakangnya yang identik dengan nama umum bagi laki-laki di Indonesia, menarik perhatian publik Tanah Air.

Beberapa awak media segera menanyakan perihal tersebut pada pihak Kemlu RI, yang kemudian dijawab oleh M Lalu Iqbal, bahwa kabar itu tidak benar.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, Kemlu RI meneruskan pesan dari KBRI di Kolombo, bahwa terjadi salah penulisan nama belakang pelaku teror, yakni Seelawan, bukan Setiawan.

KBRI di Kolombo juga telah memastikan bahwa pelaku terkait adalah warga negara Sri Lanka, bukan WNI.

"Betul, kami sudah mengkonfirmasi bahwa pelaku bukan WNI," kata I Gusti Ngurah Ardyasa, Duta Besar RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, melalui pesan singkat kepada Liputan6,com.

Ikut Melibatkan Keluarga Tersangka

Teror Bom di Sri Lanka
Personel keamanan Sri Lanka berjaga di pintu masuk Hotel Shangri-La, Kolombo, pada 21 April 2019 untuk mengantisipasi teror susulan. (AFP)

Di hadapan pengadilan pada hari Senin, polisi Sri Lanka mengungkapkan bahwa istri dan saudara laki-laki dari tersangka Insan Seelawan tewas dalam ledakan yang terjadi di distrik Dematagoda, Kolombo.

"Istrinya telah meledakkan bom ketika pasukan keamanan menyerbu rumah tersangka. Kedua anaknya juga ada di lokasi saat itu," jelas pihak kepolisian.

Selain itu, terungkap pula bahwa saudara laki-laki tersangka ikut meledakkan bom ketika pasukan keamanan berusaha menangkapnya. Ledakan itu merenggut nyawa 3 petugas polisi.

Polisi juga menahan seseorang yang diyakini sebagai ayah tersangka dan juga seorang pemuda dan sejumlah perempuan.

Sebuah mobil mewah juga ditemukan di seberang kediaman tersangka, di dalamnya ada botol air dari Cinnamon Grand Hotel, salah satu lokasi serangan bom pada Minggu Paskah.

24 Orang Ditangkap Terkait Teror Bom Sri Lanka

Teror Bom di Sri Lanka
Area restoran yang mewah di Hotel Shangri-La, Colombo, di mana terkena dampak ledakan bom. (AFP / Ishara S. Kodikara)

Mengutip laporan oleh CNN, otoritas Sri Lanka telah menangkap 24 orang yang diduga kuat berkaitan dengan serangan bom beruntun di ibu kota Kolombo.

Kepala Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekara memastikan pada Senin pagi, 22 April 2019, seluruh terduga pelaku ditangkap sehubungan dengan insiden bom beruntun pada Minggu Paskah.

Dua di antaranya diamankan karena "memiliki gelagat yang mencurigakan" di sebuah hotel di Dambulla, Sri Lanka tengah.

Belum jelas berapa orang yang akan diproses ke tahapan hukum selanjutnya. Sebagian besar kemungkinan diamankan demi alasan penyelidikan.

Jumlah orang yang telah diamankan oleh otoritas melonjak dari pengumuman sebelumnya pada Minggu sore, 21 April 2019 atau beberapa jam usai rangkaian insiden terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya