Pesan Donald Trump untuk Akihito, Kaisar Jepang yang Turun Takhta

Donald Trump menyampaikan pesan kepada Akihito yang baru saja mengundurkan diri sebagai Kaisar Jepang.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Mei 2019, 13:02 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 13:02 WIB
Donald Trump Tak Membungkuk Saat Bertemu Kaisar Jepang
Donald Trump Tak Membungkuk Saat Bertemu Kaisar Jepang (ISSEI KATO / POOL / AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan apresiasi yang tulus kepada Akihito yang baru saja mengundurkan diri sebagai Kaisar Jepang.

"Ketika era Heisei hampir berakhir dan generasi baru bersiap untuk naik takhta, saya ingin mengakui betapa pentingnya hubungan Amerika Serikat dengan Jepang," kata Trump dalam sebuah pernyataan.

Donald Trump juga mengatakan bahwa Kaisar Akihito telah memimpin di saat Amerika Serikat telah melakukan pergantian presiden sebanyak lima kali.

Bahkan, sewaktu mengunjungi Jepang, Kaisar Akihito turut menyambut dirinya pada November 2017 lalu.

"Hubungan bilateral kami sangat penting untuk menavigasi tantangan global saat ini," kata Trump.

Trump dan istrinya, Melania, rencananya akan menjadi tamu negara pertama setelah penobatan Putra Mahkota Naruhito dan dimulainya Era Reiwa yang baru.

Rencanannya, Donald Trump dan Melania akan mengunjungi Jepang pada 25 hingga 28 Mei untuk bertemu dengan kaisar baru.

"Kami berharap untuk melanjutkan tradisi kemitraan dan kerja sama dengan Jepang, sekutu besar kami, di era baru," katanya.

Takhta dari Kekaisaran Jepang

Kaisar Akihito dan Putra Mahkota Pangeran Naruhito
Kaisar Akihito dan Putra Mahkota Pangeran Naruhito (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Kaisar Jepang Akihito mengakhiri pemerintahan tiga dasawarsa pada Selasa 30 April 2019.

Akihito secara sukarela mengundurkan diri karena masalah kesehatan, dan menyerahkan takhta kepada anak laki-lakinya, Putra Mahkota Naruhito.

Dikutip dari The Straits Times, ini merupakan pengunduran diri pertama pada pemerintahan puncak Kekaisaran Jepang sejak 1817 silam.

Era kekaisaran Akihito selama 31 tahun dikenal sebagai Heisei, yang dapat diterjemahkan sebagai "mencapai perdamaian".

Berakhirnya era kekaisaran ini akan diperingati dalam sebuah upacara yang dihadiri sekitar 300 pemimpin politik dan pejabat Jepang, mulai sekitar pukul 17.00 waktu setempat, di Istana Kekaisaran Tokyo.

Pagi berikutnya pada Rabu 1 Mei 2019, Putra Mahkota Naruhito (59) akan naik takhta dalam sebuah upacara di tempat yang sama.

Dilakukan di Hadapan Benda Pusaka Kekaisaran Jepang

Berusia 84 Tahun, Kaisar dan Permaisuri Jepang Tampil Romantis Saat Pesta Kebun
Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko menyambut para tamu saat pesta taman musim gugur di taman kekaisaran Akasaka Palace, Tokyo, Jumat (9/11). Mulai 1 Mei 2019 kaisar akan digantikan oleh Putra Mahkota Naruhito. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Prosesi terkait dimulai pada Selasa 30 April pagi, ketika Kaisar Akihito --yang mengenakan jubah berwarna cokelat keemasan dan topi baja hitam yang menjulang-- "melaporkan" turun takhta kepada leluhurnya dan para dewa di beberapa "tempat suci" di istana.

Tetapi acara utama akan berlangsung tepat pukul 17.00 waktu setempat, ketika Kaisar Akihito secara resmi akan mundur dalam upacara selama 10 menit di "Matsu-no-Ma" ("Kamar Pinus"), yang dianggap sebagai aula paling elegan di Istana Kekaisaran Tokyo.

Ritual akan dilakukan di hadapan berbagai benda pusaka Kekaisaran Jepang, seperti pedang dan permata kuno, yang dianggap sebagai bukti penting dari legitimasi seorang kaisar.

Dalam masa pensiunnya nanti, Kaisar Akihito akan diberi gelar "Kaisar Emeritus" dan pindah ke kediaman kekaisaran yang lebih kecil, bersama dengan Permaisuri Michiko, yang pertama kali ia temui di lapangan tenis lebih dari 60 tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya