Hari Pers Sedunia, Dubes Inggris Soroti Soal Berita Palsu

Duta Besar Inggris untuk Indonesia menyampaikan beberapa poin penting terkait Hari Pers Sedunia.

oleh Afra Augesti diperbarui 04 Mei 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2019, 15:45 WIB
Duta Besar Inggris (Liputan6.com/Afra Augesti)
Duta Besar Inggris (Liputan6.com/Afra Augesti)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahunnya pada tanggal 3 Mei, negara-negara di dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia atau Hari Pers Sedunia, yang mana ditetapkan oleh Majelis Umum PBB.

Dalam kesempatan kali ini, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Moazzam Malik, berkomentar bahwa media memainkan peran penting di dalam sistem pemerintahan dari sebuah negara.

“Peran media sangat penting untuk meningkatkan kinerja dalam hal demokrasi, pers yang bebas-aktif, yang berfokus pada fakta-fakta, bukan hoaks,” ujar Dubes Moazzam saat menghadiri acara World Press Freedom Day di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Ia menambahkan, para pemburu berita harus bisa menjaga perdamaian, memastikan kemajuan sosial, meningkatkan nilai-nilai demokrasi, melawan para koruptor, dan memastikan kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kepentingan rakyat.

“Jadi kami berpikir bahwa peran pers sangat penting untuk sebuah negara yang berpotensi untuk mencapai masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.

Di Inggris, dalam hal kebijakan luar negeri, pemerintahan di sana selalu berfokus pada isu-isu hak asasi manusia. Bila ada kejadian seperti wartawan dipenjara atau dipersekusi, otoritas setempat selalu mengedepankan dialog dan selalu siap berdiskusi atas isu seperti ini, kata Moazzam.

Tantangan

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Moazzam Malik
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Moazzam Malik. (Liputan6.com/Afra Augesti)

Menurut dubes Inggris yang sudah tinggal di Indonesia sejak 2014 itu, ada banyak tantangan yang terjadi di dalam struktur media.

“Misalnya ada banyak pemilik media yang berkaitan dengan isu-isu politik yang juga muncul dari industri media. Lalu ada isu kekerasan, tekanan politik. Jadi ada banyak tantangan,” tegas Dubes Inggris yang juga berdarah Pakistan.

Selain itu, Moazzam pun turut menyoroti ‘kekuatan’ dari media sosial yang kerap dijadikan sebagai wadah penyebaran berita palsu dan hoax.

“Ada juga di media sosial, banyak hoax muncul, fake news atau berita palsu, tetapi Indonesia tidak sendiri. Hal seperti ini terjadi di hampir seluruh dunia, termasuk di Inggris,” lanjutnya lagi.

“Kami juga masih bekerja keras untuk mengendalikan keamanan informasi dalam dunia politik. Saya kira tak ada satu pun negara yang punya jawaban lengkap atas isu ini,” papar Moazzam.

Kalau Indonesia berhasil untuk meningkatkan nilai-nilai demokrasi, menurut Moazzam, maka ini tak hanya penting untuk masa depan Indonesia, tapi juga menginspirasikan nilai-nilai demokrasi di seluruh dunia.

Banjir Informasi

HOAX
Ilustrasi hoax (iStockPhoto)

Berdasarkan keterangan dari Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi, sekarang ini Indonesia sedang dilanda oleh banjir informasi.

Informasi datang dari berbagai media, termasuk media sosial. Oleh karena itu, penting sekali negara ini untuk membangun pers yang bebas dan bertanggung jawab, tapi juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Artinya, pers ini juga kita harapkan mejadi bagian dari upaya-upaya dalam menangkal informasi-informasi yang datangnya bertubi-tubi dan kebanyakan adalah informasi yang tidak bermanfaat atau hoax,” Gun Gun menekankan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya