Lewat Serangan Fajar, Taliban Rebut Kawasan Penting di Afghanistan Selatan

Militan Taliban menyerang Shamulzayi di Provinsi Zabul sebelum subuh, merebut kawasan pemerintahan tingkat distrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2019, 05:09 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 05:09 WIB
Pasukan keamanan Afghanistan berjibaku melawan serangan Taliban (AP/Mossoud Hossaini)
Pasukan keamanan Afghanistan berjibaku melawan serangan Taliban (AP/Mossoud Hossaini)

Liputan6.com, Kabul - Taliban berhasil merebut sebuah kawasan penting di bagian selatan Afghanistan, yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan tingkat distrik. Serangan yang dilakukan kelompok militan itu menewaskan sedikitnya 13 tentara pemerintah.

Sejumlah pejabat Afghanistan melaporkan, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (16/5/2019) bahwa militan Taliban menyerang Shamulzayi di Provinsi Zabul sebelum subuh, dan berhasil mengusir pasukan pemerintah dari kawasan itu.

Kelompok pemberontak itu juga berhasil mengambil alih kantor regional dinas intelijen pemerintah, NDS.

Serangan terbaru Taliban ini berlangsung sementara Rusia mengukuhkan bahwa Taliban semakin kokoh di Afghanistan dan menyerukan untuk meningkatkan usaha-usaha mewujudkan perundingan damai bagi perang yang telah berlangsung 17 tahun di sana.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Serangan Balasan

(ilustrasi) Tentara Afghanistan saat melaksanakan operasi militer melawan ISIS di Provinsi Nangarhar, Afghanistan pada 2016 (sumber: Sputnik News Agency)
(ilustrasi) Tentara Afghanistan saat melaksanakan operasi militer melawan ISIS di Provinsi Nangarhar, Afghanistan pada 2016 (sumber: Sputnik News Agency)

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengumumkan bahwa serangan balik sedang dilancarkan. Upaya itu dilakukan untuk mengambil alih wilayah yang direbut Taliban.

Selain itu dilaporkan bahwa kelompok tersebut mengalami pukulan hebat karena jatuhnya banyak korban.

Juru bicara Taliban Qari Yousaf Ahmadi mengakui adanya pertempuran di kawasan tersebut, karena ada sejumlah pos pemerintah yang melakukan perlawanan. Kendati demikian ia membantah bahwa pemerintah berhasil mengambil alih kembali kawasan yang direbut itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya