Diserang Militan Dekat Perbatasan Mali, 17 Tentara Niger Tewas

Sejumlah tentara pemerintah Niger tewas di tempat yang sama saat serangan militan pada tahun 2017. Tragedi berulang?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Mei 2019, 05:46 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 05:46 WIB
Aksi Serangan Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Tongo Tongo - Sejumlah gerilyawan telah menewaskan 17 tentara Niger dalam sebuah serangan di dekat perbatasan dengan Mali. Demikian menurut informasi dari juru bicara pemerintah Niger kepada BBC.

"Sebelas tentara hilang setelah serangan di desa dekat barat Tongo Tongo," kata Abdourahaman Zakariyyah seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/5/2019).

Militan menewaskan empat tentara AS di tempat yang sama pada tahun 2017.

Niger dan negara-negara lain di Sahel menghadapi ancaman militan yang tumbuh dari beberapa kelompok militan.

Militan yang terkait dengan Al-Qaeda di Islamic Maghreb (AQIM) - afiliasi Al-Qaeda - aktif di wilayah tersebut dan diketahui melakukan serangan lintas perbatasan Niger.

Mereka paling aktif di negara tetangga Mali, di mana pasukan Prancis melakukan intervensi pada 2013 untuk mencegah mereka maju di ibu kota.

 


Kronologis Serangan

Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Zakariyyah mengatakan para prajurit sedang mengejar para militan yang menyerang sebuah penjara keamanan tinggi 50 km (30 mil) pada hari Selasa di luar ibu kota, Niamey.

"Salah satu kendaraan tentara melaju ke ranjau darat dan kemudian para penyerang mulai menembaki tentara kami," kata Zakariyyah kepada BBC di program Focus on Africa.

Dia tidak mengidentifikasi pelaku serangan tetapi mengatakan itu terjadi di dekat tempat tentara AS dan lima tentara Niger terbunuh dua tahun lalu.

"Enam tentara yang terluka telah dievakuasi ke rumah sakit di ibu kota, ketika operasi pencarian dilakukan dibantu oleh pasukan Prancis dan Amerika yang memiliki pangkalan di Niger," lanjut Zakariyyah.

Niger adalah bagian dari pasukan anti-pemberontak lima negara yang beroperasi di Sahel. Ini termasuk Burkina Faso, Chad, Mali dan Mauritania.

G5 Sahel, demikian sebutannya, didukung oleh pasukan Prancis berkekuatan 3.000 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya