Menyibak 4 Misteri Google Earth Saat Mengambil Citra Bumi

Bagaimana cara kerja sesungguhnya Google Earth?

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Mei 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2019, 19:40 WIB
Penampakan bayangan biru di Seattle, Amerika Serikat (Google Earth)
Penampakan bayangan biru di Seattle, Amerika Serikat (Google Earth)

Liputan6.com, Jakarta - Google Earth adalah program geomapping (pemetaan) dan tagging (penandaan) dengan menggunakan citra komposit untuk membentuk peta Bumi yang komprehensif dan interaktif.

Dengan menyatukan lebih dari satu miliar gambar satelit dan udara, aplikasi milik perusahaan Google ini menyediakan alat serbaguna yang memungkinkan kita untuk melacak perubahan iklim, menemukan fitur geografis dan ekologi yang tidak diketahui, dan merekam sejarah manusia.

Alat kartografi digital ini terus menjadi sumber daya yang berguna bagi pemerintah, organisasi swasta dan individu yang ingin melacak dan memberi tag data geografis ke banyak tujuan.

Dengan mengumpulkan dan mengkurasi data dalam jumlah sangat besar, Google Earth dianggap sudah banyak membantu para ahli konservasi untuk mengamati perubahan pola flora dan fauna dalam skala global.

Sementara itu, bagi pemerintah, otoritas bisa mengamati pertumbuhan kota-kota di seluruh dunia. Sedangkan bagi orang pribadi, Google Earth dapat dipakai untuk menyampaikan kisah mereka dengan cara yang unik.

Lalu, bagaimana sebenarnya cara kerja pengambilan foto yang dilakukan oleh aplikasi ini? Simak 4 penjelasan di bawah ini, yang dikutip dari situs we berita sains Live Science, Minggu (19/5/2019).

1. Siapa Pembuat Google Earth?

Ilustrasi Google Earth
Ilustrasi Google Earth (Google)

Teknologi yang mendasari pembuatan Google Earth pada awalnya dikembangkan oleh Intrinsic Graphics, sebuah perusahaan gim yang membangun basis data visual.

Pada 2004, Google membeli Keyhole Inc., sebuah sister company dari Intrinsic, yang akhirnya berganti nama menjadi Niantic dan jadi anak perusahaan Google yang bertanggung jawab atas "Pokemon Go".

Google Earth diluncurkan pada tahun 2005, menjadi peta gabungan interaktif pertama yang tersedia secara luas di dunia. Pada 2015, tim pengembangan mulai merencanakan versi yang lebih baru yang berfokus pada aksesibilitas dan ketersediaan.

Diluncurkan pada tahun 2017, aplikasi tersebut sekarang sudah tersedia di Google Chrome dan bisa diunduh tersendiri.

Google Earth menampilkan rekonstruksi 3D dan alat anotasi (catatan yang dibuat oleh seseorang untuk menerangkan, mengomentari, atau mengkritik bahan tertulis orang lain).

Sedangkan citra satelit yang disediakan oleh NASA sejak tahun 1984, memungkinkan seluruh pengguna Google Earth bisa terlibat dalam 'mesin waktu' dan kembali ke masa lampau alias nostalgia.

Ketika gambar baru tersedia melalui citra satelit dan udara, peta ini terus diperbarui untuk mencerminkan dunia kita yang selalu berubah.

Citra dan data yang digunakan oleh Google Earth dikumpulkan melalui kemitraan dengan NASA, National Geographic, dan lainnya, yang membuatnya menjadi upaya kolektif.

Menurut Gopal Shah, manajer produk Google Earth, tim pengembangan terdiri dari empat hingga lima desainer user experience, dan sekitar 30 insinyur yang sebagian besar berfokus pada peningkatan kemampuan aplikasi untuk mengirim data.

"Bahkan jika Anda sedang berada di sebuah wilayah pedesaan di India dan kartu SIM Anda hanya bisa sampai jaringan 2G, Anda masih bisa mengakses Google Earth dengan cara yang bermakna," kata Shah kepada Live Science.

2. Bagaimana Gambar Dibuat?

Penampakan di Goole Earth
Patung karya mantan pembunuh dan gengster, Jimmy Boyle, yang diberi nama "Gulliver the Gentle Giant" atau "The Gentle Giant of Craigmillar". (Google Earth)

Google Earth menyatukan miliaran gambar secara digital yang diambil oleh satelit dan foto udara, menggunakan piksel kualitas tertinggi dari setiap foto untuk membuat tampilan paling jernih dari setiap bagian Bumi.

"Ketika Anda membuka Google Earth untuk pertama kalinya, di layar ponsel pintar Anda akan muncul gambar nyata dari sebuah lokasi atau peta, yang terdiri dari triliunan piksel foto satelit NASA," Gopal Shah, manajer produk Google Earth, menjabarkan.

Banyak juga area yang telah diformulasikan ke dalam 3D, dibuat dari ribuan potret udara dari tempat yang sama, namun dari sudut yang berbeda.

"Untuk mengumpulkan foto-foto nyata ini, sebuah pesawat diterbangkan di atas kepala kita dalam pola yang ketat, seperti memotong rumput di tanah, tetapi kali ini diterapkan di langit," Shah menjelaskan.

Algoritme yang kompleks kemudian memodelkan lanskap dan menciptakan tampilan 3D yang dapat berinteraksi dengan pengguna.

3. Cara Menggunakan Google Earth

7. Berenang dengan Hiu (Google Earth)
7. Berenang dengan Hiu (Google Earth)

Bagi kebanyakan orang, Google Earth adalah cara baru untuk menjelajahi kota dan lanskap dari angkasa, sehingga memungkinkan kita untuk melihat dunia dalam konteks yang lebih luas dari dirinya sendiri.

Lantas, bagaimana Google Earth digunakan?

"Sekitar 99% pengguna pertama kali mengunjungi lingkungan mereka terlebih dahulu," ujar Shah berkomentar. Dengan menggunakan citra satelit NASA, Anda dapat melihat perubahan dan pertumbuhan yang terjadi di dunia selama 30 tahun terakhir.

Saroo Brierley, seorang yatim piatu dari India yang dibesarkan di Australia, dapat terhubung kembali dengan keluarganya di Negeri Taj Mahal setelah dipisahkan selama 25 tahun, dengan mengikuti penanda geografis di Google Earth.

Dia merinci pengalaman mengesankan ini dalam bukunya berjudul "A Long Way Home" (Viking Australia, 2013), yang diadaptasi menjadi film layar lebar "Lion" dan dirilis perdana pada 2016.

Fitur-fitur baru di Google Earth menyediakan mesin untuk melacak perubahan Bumi bagi kelompok-kelompok konservasi dan peneliti.

"Salah satu fitur baru kami, Earth Engine, memungkinkan para periset untuk memvisualisasikan pola deforestasi global, memetakan perubahan jalur air, dan menemukan daerah yang belum diketahui di seluruh dunia," kata Shah lagi.

Banyak media juga memanfaatkan Google Earth melalui fungsi Earth Studio, yang memungkinkan kita untuk mengekspor video. "Setiap kali Anda melihat tayangan berita di media-media terkenal atau di televisi, yang memperbesar dan memperkecil suatu wilayah untuk menunjukkan konteks, itulah Earth Studio," Shah menjelaskan.

"Salah satu hasil paling langsung dan positif yang pernah kami lihat adalah berasal dari Indonesia," aku Shah.

"Sebuah tim konservasi dapat melihat area penangkapan ikan ilegal dan penangkapan ikan berlebih di lepas pantai Indonesia, dan pemerintah di sana telah meningkatkan penegakan hukum serta menerapkan kebijakan untuk mempertahankan garis pantai yang sah," lanjutnya

Kelompok pelestarian lain juga menemukan hutan hujan yang belum dipetakan dan masih perawan di atas dataran tinggi di Mozambik. Dengan Google Earth, mereka mampu mengambil langkah-langkah dini untuk memastikan bahwa lokasi hutan ini tetap tersembunyi dan integritasnya tetap terjaga.

Shah juga menggambarkan fitur baru yang membuat pemodelan perubahan iklim dapat diakses oleh siapa saja. "Jika Anda ingin melihat bagaimana garis pantai dan fitur geografis berubah ketika suhu global naik, Anda bisa menggunakan Google Earth."

4. Masa Depan Google Earth

3. Bukan UFO jatuh, ternyata... (kredit Google Earth)
3. Bukan UFO jatuh, ternyata... (kredit Google Earth)

Educational tools atau alat bantu pendidikan adalah salah satu fokus terbesar dari tim Google Earth saat ini. Fitur Voyager yang baru, memungkinkan anotasi, menuliskan cerita, dan membagikan video yang diberi geotag agar bisa muncul dalam Google Earth.

"Voyager bisa digambarkan sebagai katalognya Google Earth," ucap Shah.

Google telah bermitra dengan "Sesame Street," "Carmen Sandiego" dan National Geographic untuk mengembangkan gim, tur, dan cerita interaktif yang diharapkan bisa membantu orang-orang mendapatkan perspektif yang lebih baik tentang Bumi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya