Liputan6.com, Chezy-sur-Marne - Seorang nenek berusia 102 tahun memberikan pengakuan kepada seorang staf panti jompo (tempat ia menetap) bahwa dirinya telah membunuh rekannya sendiri yang berusia 92 tahun.
Dikutip dari laman Mirror.co.uk, Jumat (24/5/2019) perempuan tua itu mengaku memukul rekannya hingga tewas. Padahal korban adalah temannya sendiri.
Nenek penghuni panti jompo Chezy-sur-Marne, di wilayah utara Prancis itu mengaku pembunuhan terjadi pada Sabtu pekan lalu.
Advertisement
Baca Juga
Setelah membuat pengakuan, perempuan lanjut usia itu langsung dibawa aparat pemerintah ke rumah sakit jiwa guna meneliti apakah ia mengalami gangguan kejiwaan.
Saat ini, dokter di rumah sakit sedang melakukan tes. Apakah pelaku bisa mempertanggungkan perbuatannya dalam ranah hukum.
"Seorang penghuni panti jompo berusia 102 tahun memberikan pengakuan pada staf di sana bahwa ia sudah melakukan pembunuhan terhadap seseorang," jelas Frederic Trinh, seorang jaksa penuntut umum di wilayah tersebut.
Petugas di panti jompo tersebut lantas memeriksa seluruh ruangan guna mencari korban. Saat membuka satu ruangan, petugas menemukan korban tergeletak di atas ranjang dengan luka penuh lebam.
Hasil otopsi menyebut, korban yang berusia 92 tahun itu meninggal dunia karena dicekik dan hantaman benda keras di kepalanya.
Aparat hukum kini menjerat tersangka dengan dakwaan pembunuhan terhadap seseorang yang tak berdaya karena kondisi fisiknya.
Kasus nenek bunuh teman sendiri ini pun masih diselidiki oleh penegak hukum.
Gara-gara Meja, Nenek 98 Tahun Bunuh Teman
Kasus nenek bunuh rekan sendiri juga pernah terjadi 10 tahun silam. Seorang nenek yang kala itu berumur 98 tahun dituduh membunuh teman sekamarnya yang berumur 100 tahun di Panti Jompo Brandon Woods di Darthmouth, Massachusetts, Amerika Serikat.
Jaksa menyebutkan bahwa terdakwa bernama Laura Lundquist itu mencekik teman sekamarnya Elizabeth Barrow hingga tewas.
Seperti dilaporkan CNN.com, kejadian berawal ketika keduanya beradu mulut tentang meja yang dipindahkan Lundquist di ujung tempat tidur Barrow.
Barrow mengeluh meja itu menghalangi jalannya menuju kamar mandi. Perawat sempat memindahkan meja kembali ke tempat semula. Tapi perseteruan keduanya tak juga berhenti.
Akibat masalah ini, juru bicara panti mengaku pernah dua kali memberikan pilihan kepada Barrow untuk pindah kamar atau berganti pasangan sekamar. Tapi Barrow selalu menolak. Dan menurut juru bicara panti, Lundquist dan Barrow sebetulnya teman dekat.
Setiap hari mereka jalan-jalan bareng, makan siang bersama dan mengucap "selalu selamat malam, aku menyayangimu" sebelum tidur.
Advertisement