Liputan6.com, Kabul - Para pejabat di Afghanistan mengatakan, sebuah ledakan bom menghancurkan sebuah minibus yang membawa sejumlah pegawai pemerintah Kabul, Senin (3/6/2019). Insiden ini menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 10 lainnya, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Serangan maut di ibu kota itu terjadi pada malam menjelang Idul Fitri dan bertepatan dengan kunjungan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad ke kawasan tersebut.
Baca Juga
Ia dijadwalkan akan melangsungkan putaran baru pembicaraan perdamaian dengan sejumlah utusan Taliban yang berbasis di Qatar. Ia dan delegasi berniat untuk mengakhiri perang di negara konflik itu, yang telah berlangsung 17 tahun.
Advertisement
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi, mengatakan sebuah bom rakitan digunakan dalam serangan itu, dan para korban umumnya adalah staf dari Komisi Independen Reformasi Pemerintahan dan Layanan Sipil Afghanistan.
Hingga berita ini dibuat, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terjadi sehari setelah tiga ledakan bom terpisah mengguncang ibu kota, menewaskan dua orang dan melukai 24 lainnya pada hari Minggu, 2 Juni 2019.
Kelompok ISIS telah mengaku sebagai pihak yang bersangkutan atas ledakan-ledakan itu, dan mengklaim bahwa mereka telah membunuh 33 warga Syiah, jurnalis dan tentara.
Serangan pada hari ini terjadi tidak lama setelah PBB menyerukan kepada para pemberontak Taliban dan pasukan Afghanistan terhadap dukungan AS untuk menghentikan kekerasan, sehingga memberi kesempatan kepada rakyat untuik merayakan Idul Fitri.